Evolusi KL Drift 2
Evolusi KL Drift 2 adalah sebuah film bertemakan aksi perintah Syamsul Yusof yang ditayangkan di bioskop mulai 25 Maret 2010. Film yang dibintangi oleh Syamsul Yusof, Farid Kamil dan Scha Al-Yahya. Film ini adalah sekuel dari film Evolusi KL Drift. Film ke-25 terbitan Cakupan Productions ini dikatakan merupakan film termahal yang pernah diproduksi oleh perusahaan tersebut dalam sejarah, dengan dilaporkan anggaran RM 2.5 juta, termasuk promosi.[1] SinopsisAksi kehidupan Zack dan Sham masih belum berakhir. Zack bukan lagi pembalap haram seperti dulu. Kini dia seorang "Drifter" profesional. Dalam pada itu setelah kecelakaan yang dialami, Sham bukan lagi drifter karena kakinya cedera dan berjalan dengan tongkat. Peristiwa lampau dan keadaan dirinya yang cacat menghantui diri Sham. Dalam kekalutan ini muncul seorang wanita bernama Aleeya yang juga seorang drifter profesional. Aleeya mencemburui kehebatan Zack di sirkuit balap. Joe selamat dari kecelakaan maut masih menaruh dendam atas Zack. Wajahnya yang membekas menguatkan lagi keazamannya menghapus Zack dan orang-orangnya. Ery sebagai orang kanan Joe juga menaruh dendam pada Zack karena teman baiknya Karl dipenjarakan. Selain memburu Zack, Joe ingin menguasai seluruh bisnis narkoba di KL. Inspektor Kamal mencurigai serangkaian kematian penjahat dilakukan oleh Joe. Pemeran
KomentarEzekiel Lee untuk pihak Cinema Online memberi 2.5 bintang kepada film ini, dengan membidas kepincangan logik cerita dan lakon layar yang 'tidak mendatangkan inspirasi', serta Syamsul Yusof sendiri gagal memperbaiki mutu lakonan, namun pada masa yang sama memberi pujian kepada lakonan pelakon pembantu seperti Aaron Aziz dan Shaheizy Sam yang menghiburkan penonton dengan dialog hebat mereka, di samping pemilihan kereta yang mengagumkan dan aksi lasak yang menunjukkan peningkatan dari film pertama.[2] Portal Tupai juga memberi 2.5 bintang dengan memberi pujian kepada lakonan Scha al-Yahya, Shaheizy dan Aaron serta prestasi aksi lasak mobil, tetapi mengeluh akan "hilang fokus" jalan ceritanya.[3] Komentar Wahiduzzaman untuk mStar Online mengibaratkan EKLD2 dengan mesin mobil baru yang menggunakan mesin lama', dengan keluhan bahwa film dengan teknik Sinematografi modern yang 'membanggakan' dihampakan oleh ketimpangan plot, script, dan akting, tidak ubah seperti skrip-skrip film Cakupan Production pada era Datuk Yusof Haslam, tetapi dilaporannya pula bahwa "Syamsul mengakui dia tidak dapat lari sepenuhnya dari acuan itu. Apa pun, kata Syamsul formula itu masih dianggap relevan dan efektif sampai hari ini."[4] Referensi
Pranala luar
|