Ferdinand PauwelsWilhelm Ferdinand Pauwels ([ˈpʌu̯əls]; 12 April 1830 – 26 Maret 1904) adalah seorang pelukis sejarah Belgia yang tinggal dan berkarya di Jerman. KehidupanDari 1842 sampai 1850, ia belajar di Akademi Seni Rupa Murni Kerajaan (Antwerp), di bawah bimbingan Gustave Wappers dan Nicaise De Keyser, dimana ia menjadi pelukis berwarna menonjol. Pada 1852, ia memenangkan Prix de Rome (Belgia) atas lukisannya Coriolanus at Rome dan belajar di Italia selama empat tahun. Dari 1862 sampai 1872, ia menjadi Profesor Lukisan Sejarah di Sekolah Seni Rupa Weimar Saxon-Grand Ducal. Leon Pohle dan Max Liebermann menjadi salah satu muridnya disana. Masa tersebut merupakan masa produktif baginya dan ia menyelesaikan tujuh panel tembok besar di Wartburg, yang mengisahkan hidup Martin Luther. Setelah singgah sebentar di Belgia, ia kembali ke Jerman dimana ia menjadi Profesor di Akademi Seni Rupa Murni Dresden. Murid-muridnya disana meliputi Ludwig von Hofmann, Osmar Schindler, Paul Thumann dan Oskar Zwintscher. Pada masa itu, ia juga mengeksekusi enam penael tembok sejarah besar di Fürstenschule, Meissen. Dari 1870 sampai 1881, ia membuat apa yang dianggap menjadi karya terbesarnya: dua belas fresko di bagian hulu Balai Busana Ypres, yang belum diselesaikan oleh Charles de Groux (1825-1870). They depicted scenes of Ypres' history from 1187 to 1383.[1] Sialnya, karya-karya tersebut (dan sebagian besar Balai Busana) dihancurkan pada Perang Dunia I. Pada 2000, kota Ypres mengakuisisi enam lukisan karya Pauwels untuk Museum Seni Rupa Munisipal mereka dengan biaya sebesar 3,250,000 Franc Belgia (sekitar 80,565 Euro) [2] Pada 1930, Ekeren menamai sebuah jalan dengan namanya dan memasang sebuah batu peringatan.[3] Referensi
Bacaan tambahan
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Ferdinand Pauwels.
|