Folikel rambutFolikel rambut adalah unit penting dalam produksi rambut. Folikel rambut memiliki rangkaian pertumbuhan dan istirahat yang berkelanjutan hingga membentuk suatu siklus, dimana siklus tersebut dipengaruhi banyak faktor baik hormonal, stimulus pembuluh darah dan saraf, hingga usia dan nutrisi individu. Folikel rambut berada pada lapisan dermal kulit dan terdiri dari 20 jenis sel yang berbeda, masing-masing dengan fungsi yang berbeda Folikel rambut bertindak sebagai reservoir atau penampungan dari sel induk melanosit dan epitel. Perkembangan dari folikel rambut juga berhubungan dengan interaksi antara sel epitel dan sel mesenkim. Banyak gen yang berperan penting dalam interaksi tersebut dan juga dalam siklus pertumbuhan folikel rambut.[1] Proses pertumbuhan rambut terjadi dalam tahapan berurutan yang berbeda. Tahap pertama disebut anagen, merupakan fase pertumbuhan aktif, telogen adalah tahap istirahat, katagen adalah regresi fase folikel rambut, eksogen adalah fase aktif rambut rontok dan terakhir kenogen adalah fase antara folikel rambut kosong dan pertumbuhan rambut baru. MorfologiMorfogenesis (proses pembentukan) folikel rambut manusia hanya terjadi satu kali. Rambut lanugo, vellus dan terminal mengikuti prinsip arsitektur dasar yang sama. Folikel rambut memiliki dua bagian yang berbeda jelas yakni bagian atas disebut infundibulum dan isthmus, untuk bagian bawah terdiri dari bulbus rambut dan regio suprabulbar. Bagian atas folikel rambut bersifat konstan, sedangkan bagian bawah memiliki siklus regenerasi yang berkelanjutan.[1] Siklus folikel rambut memiliki tiga fase pertumbuhan yakni:
Pada saat lahir, semua rambut dimulai rata-rata pada fase anagen. Kulit kepala manusia memiliki sekitar 100.000 rambut. Pada suatu waktu, sekitar 85% hingga 95% sebagian besar rambut ditemukan pada fase anagen yang bisa tumbuh 1 cm setiap bulannya. Setiap individu berpotensi untuk kehilangan 100 rambut dalam sehari dan dengan keramas berpotensi untuk meningkatkan kerontokan rambut hingga dua kali lipat.[6][7] EmbriologiSekitar usia kehamilan sembilan minggu, epidermis janin memunculkan tunas kecil sel khusus yang akan membentuk folikel rambut beserta dengan pelengkapnya. Sel mesenkim yang telah terakumulasi di dalam dermis membantu mendorong proses ini dengan mengeluarkan zat semacam epimorfin yang memberi sinyal sel epitel untuk berkembang biak dan bermigrasi ke arah bawah (kraniokaudal) menuju dermis. Setelah proses ini selesai, janin akan memiliki folikel rambut yang mengandung matriks yang berasal dari ektoderm dan papilla dermal yang berasal dari mesoderm. Selain itu, otot arrector pili (otot rambut) dan kelenjar sebasea terbentuk di sekitar setiap folikel. Dalam rahim, hormon androgen ibu akan merangsang aktivasi kelenjar sebasea janin, sehingga kelenjar tersebut dapat mengeluarkan sebum kaya lipid yang bergabung dengan sel stratum korneum yang terkelupas untuk membentuk vernix caseosa. Setelah folikel rambut berkembang di dalam janin, rambut lanugo tumbuh di dalam rahim. Rambut-rambut ini tipis dan pendek. Rambut-rambut ini akan menghilang sekitar 36 hingga 40 minggu usia kehamilan dan digantikan oleh bulu vellus yang menutupi sebagian besar area tubuh. Rambut-rambut terminal yang lebih tebal dan kasar dapat ditemukan di area tertentu seperti kulit kepala, alis, dan bulu mata. Rambut jenggot, rambut dada, rambut ketiak, dan rambut kemaluan adalah rambut terminal yang akan muncul setelah pubertas tercapai dengan bantuan hormon androgen. Setelah lahir, tidak ada folikel rambut baru yang akan dibuat. Namun, rambut baru bisa tumbuh dari folikel yang ada. Selain itu, ukuran folikel masih bisa diubah setelah lahir.[8][9] Korelasi KlinisLaju pertumbuhan dan kepadatan rambut menurun seiring bertambahnya usia. Rambut rontok, yang dikenal sebagai alopecia, adalah kejadian umum yang dapat disebabkan oleh obat-obatan, diet, ketidakseimbangan hormon, aktivitas mitosis sel yang berubah, kelainan siklus pertumbuhan, dan lain-lain. Riwayat menyeluruh, pemeriksaan fisik, tes tarik rambut, penghitungan rambut harian, lebar bagian, tes klip untuk memeriksa batang rambut, jendela pertumbuhan rambut, dan pencabutan rambut, dan trikogram semuanya dapat digunakan untuk mendiagnosis penyakit rambut. Biopsi kulit kepala, pemeriksaan hormon, dan pemeriksaan kalium hidroksida untuk jamur mungkin juga perlu dilakukan pada kasus tertentu. Penting untuk mendiagnosis penyakit rambut dengan benar, karena perawatan untuk rambut rontok bergantung pada diagnosisnya. Pola kebotakan pria, yang dikenal sebagai androgenetic alopecia, adalah kondisi umum dimana kerontokan terjadi seiring dengan pertambahan usia. Peningkatan hormon dihidrotestosteron yang mengikat folikel reseptor rambut mengakibatkan setiap siklus anagen yang berurutan semakin pendek. Pada individu ini, folikel menyusut dan secara bertahap menghasilkan rambut yang lebih pendek, lebih tipis, dan lebih mirip vellus. Perawatan yang mungkin dilakukan untuk kondisi ini termasuk memperlambat konversi testosteron menjadi dihidrotestosteron.[10][11] Sebagian besar wanita mengalami telogen effluvium setelah melahirkan. Pada saat kehamilan fase teloptosis atau eksogen (kerontokan) tertunda. Pada wanita setelah melahirkan tampak mengalami kerontokan rambut yang banyak, akan tetapi kerontokan tersebut hanya terjadi pada rambut yang terjebak pada fase anagen selama kehamilan. Kerontokan dapat terjadi dua hingga empat bulan dan dapat berlanjut selama enam hingga 24 minggu.[12] Pada saat menopause, rerata usia sekitar 49-51 tahun, folikel rambut terpengaruh pada periode tersebut. Dua perubahan utama dalam distribusi rambut pada periode menopause ada alopecia pola wanita dan hirsutisme wajah. Referensi
|