Share to:

 

Francia Barat

Kerajaan Franka Barat

Francia occidentalis
843–987
Lokasi Francia Barat di Eropa setelah disepakatinya Perjanjian Verdun pada tahun 843.
Lokasi Francia Barat di Eropa setelah disepakatinya Perjanjian Verdun pada tahun 843.
Ibu kotaParis
Bahasa yang umum digunakanBahasa Gallo-Roman, Latin
Agama
Katolik Roma
PemerintahanMonarki
Raja Orang-Orang Franka 
• 840–877
Karl yang Botak (pertama)
• 986–987
Louis V dari Prancis
Era SejarahAbad Pertengahan
843
870
• Dinasti Capetia didirikan
987
Mata uangDenier
Didahului oleh
Digantikan oleh
Francia
Lotharingia
ksrKekaisaran
Karoling
krjKerajaan
Prancis
Sekarang bagian dari Andorra
 Belgia
 Prancis
 Belanda
 Spanyol
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Menurut historiografi abad pertengahan, Francia Barat (Latin: Francia occidentalis) atau Kerajaan Franka Barat (regnum Francorum occidentalium) adalah bagian barat kekaisaran Karel yang Agung yang dihuni dan dikuasai oleh suku Franka dan merupakan tahap awal Kerajaan Prancis. Kerajaan ini berdiri dari tahun 840 hingga 987. Francia Barat didirikan berdasarkan Perjanjian Verdun pada tahun 843 yang membagi Kekaisaran Karoling setelah kematian Kaisar Ludwig yang Saleh. Pembagian timur dan barat ini "secara perlahan menjadi semakin menguat hingga berdiri kerajaan-kerajaan yang terpisah, yaitu Francia Timur dan Barat, yang kini kita sebut Jerman dan Prancis."[1]

Pada puncak kejayaannya, wilayah Francia Barat menjangkau wilayah Spanyol utara, walaupun di timur wilayahnya tidak seluas Prancis modern. Namun, pada abad ke-10, kekuasaan raja-raja Francia Barat semakin melemah dan mereka tidak dapat mengendalikan wilayah Lorraine, Bourgogne, Alsace, dan Provence. Bahkan Francia Barat tidak memiliki kendali atas Normandia, karena wilayah tersebut diserahkan kepada bangsa Norman sebagai imbalan karena mereka sudah menghentikan serangan mereka. Di Bretagne dan Katalonia, kekuasaan raja Francia Barat sama sekali tidak dirasakan.

Raja-raja Francia Barat dipilih oleh bangsawan sekuler dan gerejawi, dan dari tahun 888 dan 936 mereka mengganti-ganti pilihan mereka antara Wangsa Karoling atau Robert.[2] Pada masa ini, kekuatan raja sudah sangat lemah, karena adipati-adipati dan bangsawan-bangsawan regional lebih berkuasa di wilayah mereka masing-masing. Setelah menjadi Comte Paris dan Adipati Prancis, penguasa dari Wangsa Robert menjadi raja dan mendirikan Wangsa Kapetia.

Catatan kaki

  1. ^ Bradbury 2007, 21: "... division which gradually hardened into the establishment of separate kingdoms, notably East and West Francia, or what we can begin to call Germany and France."
  2. ^ Lewis 1965, 179–80.

Daftar pustaka

  • Jim Bradbury. The Capetians: Kings of France, 987–1328. London: Hambledon Continuum, 2007.
  • Simon Coupland. "The Coinages of Pippin I and II of Aquitaine" Diarsipkan 2015-09-24 di Wayback Machine. Revue numismatique, 6th series, 31 (1989), 194–222.
  • Geoffrey Koziol. "Charles the Simple, Robert of Neustria, and the vexilla of Saint-Denis". Early Medieval Europe 14:4 (2006), 355–90.
  • Archibald R. Lewis. The Development of Southern French and Catalan Society, 718–1050 Diarsipkan 2017-12-11 di Wayback Machine.. Austin: University of Texas Press, 1965.
  • Simon MacLean. Kingship and Politics in the Late Ninth Century: Charles the Fat and the end of the Carolingian Empire. Cambridge: Cambridge University Press, 2003.
  • Janet L. Nelson. "Kingship, Law and Liturgy in the Political Thought of Hincmar of Rheims". English Historical Review 92 (1977), 241–79. Reprinted in Politics and Ritual in Early Medieval Europe (London: Hambledon, 1986), 133–72.
  • Alfred Richard. Histoire des Comtes de Poitou, vol. 1 Diarsipkan 2023-04-07 di Wayback Machine. Paris: Alphonse Picard, 1903.
  • Julia M. H. Smith. Province and Empire: Brittany and the Carolingians. Cambridge: Cambridge University Press, 1992.


Kembali kehalaman sebelumnya