Gerakan Kebangunan Rohani di AmerikaGerakan Kebangunan Rohani (The Great Awakening) dipelopori oleh berkembangnya Pietisme yang menjangkiti wilayah Eropa dan Amerika.[1] Gerakan ini digambarkan sebagai gelombang unik yang turut mewarnai kebangkitan negara-negara koloni pada 1740-1742.[2] Gerakan ini kemudian dikenal sebagai permulaan gerakan evangelikal.[2] Ada empat periode dari gerakan kebangunan rohani ini.[3] Masing-masing memiliki karakteristik menyebar luas dengan sangat pesat, dipimpin oleh para pendeta evangelikal, memberi peningkatan sangat tajam dalam ketertarikan beragama dan membawa dampak besar bagi rasa bersalah dan pengampunan terhadap seseorang.[3] Hal inilah yang mengakibatkan gereja evangelikal mengalami lompatan hebat dalam hal jumlah dan membawa bentuk pergerakan keagamaan baru dan denominasi (termasuk di dalamnya Gereja Baptis).[3] Gerakan Kebangunan Rohani Terbesar PertamaGerakan Kebangunan Rohani Terbesar Pertama meluas ke seluruh koloni di Amerika.[4] Benih kebangkitan tersebut mulanya bertumbuh di tengah kelompok Anabaptis dan Moravian yang telah ada di Pennsylvania.[4] Akan tetapi, hal tersebut tidak bertahan lama hingga muncul seorang Pietis berkebangsaan Jerman bernama Theodore J. Frelinghuysen, yang mulai menyerukan perlunya transformasi dalam diri daripada sekadar menjalani ritual-ritual gerejawi sehingga kebangkitan rohani yang sesungguhnya bisa terjadi.[4] Seiring meluasnya popularitas Frelinghuysen, meluas pula kritikan terhadap pesan dan metode yang digulirnya.[4] Walau dikritik, ia tetap berhasil membangun fondasi spiritual bagi banyak orang.[4] Tetesan keringatnya menghasilkan buah berupa dibentuknya Gereja Reformis Belanda di Amerika pada tahun 1737.[4] Peristiwa-peristiwa paling penting dalam Kebangkitan Besar Pertama di Amerika merupakan buah perjuangan seorang pelayan muda di Massachusetts bernama Jonathan Edwards bersama dengan rekannya George Whitefield.[5] Melalui khotbah dan tulisan-tulisannya ia berhasil mengetuk hati evangelis-evangelis dan pewarta lain untuk memberitakan pesan Injil.[4] Karya-karya teologis Jonathan Edwards begitu memukau hingga dia dianggap sebagai teolog paling berpengaruh yang pernah ada di Amerika Utara.[4] Sedangkan rekannya, Whitefield juga berhasil memberi inspirasi pada ribuan orang dengan gaya pewartaannya yang dramatis dan kemampuannya memasuki semua golongan.[4] Dampak Kebangkitan Besar Pertama ini adalah dibangunnya banyak sekolah besar, termasuk sekolah tinggi Rutgers dan Darmouth serta yang kelak menjadi Universitas Princeton, Brown, dan Universitas Columbia.[4] Banyak program sosial yang digalakkan oleh orang-orang yang dipengaruhi gerakan ini dengan cara membantu orang lain, dan terhadap kehidupan sosial politik juga turut menggulirkan gagasan-gagasan demokrasi.[4] Gerakan Kebangunan Rohani Terbesar KeduaGerakan kebangunan besar kedua ini dipelopori oleh Charles Finney (1792-1876).[5] Teologi Finney jauh kurang mendalam dibandingkan dengan pemikiran Edwards, namun demikian pandangan kebangunan rohani yang kedua ini lebih dapat diterima karena dapat meleburkan perjuangan sosial di dalamnya.[5] Gerakan ini sangat erat kaitannya dengan gerakan anti perbudakan di Amerika yang akhirnya membawa kepada Perang Saudara (1861-1865), pembebasan budak-budak (1863), dan ikut membawa kelahiran Lembaga Alkitab Amerika.[5] Gerakan Kebangunan Rohani Terbesar KetigaKebangunan besar ketiga ini dipelopori oleh Dwight L. Moody, seorang awam Kristen yang paling giat dalam pelayanan Sekolah Minggu dan turut mendirikan Institut Alkitab Moody, yang masih dikenal di Indonesia dengan "Moody Press"nya.[5] Ia mengelilingi seluruh Amerika bersama dengan pemimpin nyanyian Ira Sankey, yang menciptakan banyak nyanyian Injil (Gospel Song).[5] Caranya lebih halus daripada metode kebangunan yang kedua dan sifatnya lebih konservatif (seperti kebangunan rohani selanjutnya).[5] Gerakan Kebangunan Rohani Terbesar KeempatKebangunan besar keempat ini dipelopori oleh Billy Graham, yang menjadi seorang terkemuka sesudah Perang Dunia Kedua dan ia juga mengadakan kampanye ke seluruh dunia.[5] Pengaruh Gerakan Kebangunan Rohani Bagi KekristenanKebangunan-kebangunan rohani yang terjadi selama dua abad ini (terutama yang kedua (1800)), telah memberi kepastian yang tetap kepada sebagian besar dari Protestantisme di Amerika.[5] Gereja-gereja yang paling giat di dalamnya (Gereja-gereja Metodis dan Baptis) menjadi gereja-gereja protestan terbesar di Amerika.[5] Pengaruh kebangunan terasa dalam kehidupan orang Kristen secara individual, yang melatih imannya dengan pembacaan Alkitab sehari-hari, saat teduh, dalam kebaktian mereka yang cenderung bersifat bebas dan penuh perasaan, khotbah-khotbah yang praktis, serta teologi yang cenderung kepada biblisisme.[5] Referensi
Bacaan Lanjutan
Pranala luar |