Share to:

 

Gereja Anglikan Jakarta

Gereja Anglikan Jakarta adalah gereja Anglikan yang terletak di dekat Tugu Tani, Jakarta Pusat.[1] Gereja ini juga dikenal dengan nama Gereja Inggris All Saints yang dan didirikan sejak tahun 1829.[1] Sebelum gereja ini didirikan telah ada gereja lain yang dibangun oleh J. Slater pada tahun 1821, karena J. Slater terkena kasus maka gereja tersebut tidak terpakai dan akhirnya hancur dimakan oleh rayap.[1] Pada mulanya Pendeta Slater membeli tanah dengan harga delapan ratus dollar Spanyol, sebuah Pekarangan yang terletak di tanah partikulir Pengarangan (nama sebuah tanah milik partikulir) yang berlokasi di tengah-tengah kampung Tionghoa dan Melayu.[1] pada tahun 1822 seorang misionaris Inggris bernama Walter Henry Medhurst yang diutus oleh London Missionary Society untuk sementara meneruskan usaha J. Slater yang waktu itu mengalami tragedi di mana rumah Pendeta J. Slater dibakar bersama banyak kitab Injil dalam bahasa Tionghoa dan perampokan terhadap dirinya yang terjadi dua kali telah menyebabkan J. Slater meninggalkan Batavia termasuk gerejanya.[1]

Pada masa Walter Henry Medhurst, ia mulai mengadakan ibadat dalam bahasa Inggris serta melakukan usaha mendirikan sekolah serta asrama yang pertama untuk anak-anak cacat di Jakarta, kemudian disusul membangun gereja dan kediaman pendeta dari batu (1829).[1] Gereja All Saints memiliki keunikan karakter arsitektur yang juga disebut sebagai Tropical Georgian dan mula-mula bercorak kapel gaya non-conformist, georgian merupakan style yang menekankan simetri, bentuk persegi empat yang panjang, pintu utama ditonjolkan dengan portiko yang berpilar. Sementara itu makna dari Nonconformist yaitu menunjuk kepada orang/umat yang tidak menyesuaikan diri (conform) dengan ajaran dan kebiasaan gereja Anglikan, selain itu juga bahwa Medhurts sendiri berlatar belakang presbyterian, yakni kalvinis.[1]

Kekhususan gereja Anglikan ini terdapat pada banyaknya batu nisan yang menjadi bagian-bagian penting dari bangunan gereja tersebut dan sebagai penanda zaman sekaligus moment. beberapa nisan dimasukkan kedalam tembok gereja (1913), yang lain diletakkan di kebun, dua batu nisan yang menarik dibawa dari tanah di belakang kantor pos besar pada bulan November 1913. Juga terdapat beberapa naskah asli tulisan dari tiap-tiap nisan seperti penanda tentang keterangan jenazah persemayaman seperti jenasah James Bowen ESQ kapten kapal milik Sri Baginda "Phoenix" serta persemayaman jenazah dari Letnan-Kolonel William Campbell dari resimen ke-78 Sri Baginda Britania,[1] diketahui juga bahwa kapten James Bowen gugur dikarenakan kapalnya pada waktu itu tergesa-gesa menyerang kubu kepala perompak "pangeran" Anom di Sambas, sebelah utara Pontianak. Sementara itu Letnan-kolonel W. Champbell terluka waktu kolonel Gillespie menyuruhnya menyerang Kampemen Belanda di bawah komando kolonel Gibbs.[1]

Kronologi Pendeta W.H Medhurts di Gereja Anglikan

Pendiri gereja Anglikan, W.H. Medhurts bukan seorang pendeta Anglikan, melainkan seorang Weslyan.[1] Pada dasarnya W.H Medhurts bertekad untuk berangkat ke Tiongkok, akan tetapi karena problem tertentu sehingga pintu masuk untuk ke TIongkok tertutup, maka Medhurts melakukan perkabaran di antara orang Tionghoa di luar Tiongkok supaya mereka dapat membawa Injil kedalam negeri leluhur mereka.[1] Pendeta W.H. Medhurts mendirikan sebuah percetakan dan dari usaha percetakan itu setidaknya Medhurts telah menghasilkan beberapa lembaran ajaran Kristiani dengan berbagai bahasa seperti Latin, Tionghoa dan Arab (1823) dan dinobatkan sebagai percetakan swasta yang mandiri.[1]

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h i j k l Adolf., Heuken, (2003). Gereja-gereja tua di Jakarta. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka. ISBN 9799722942. OCLC 53951079. 
Kembali kehalaman sebelumnya