Share to:

 

Gereja Santo Yosef, Ngawi

Gereja Santo Yosef, Ngawi
Tampak dalam Gereja Utama
LokasiJl. Jaksa Agung Suprapto 6, Kecamatan Ngawi, Ngawi 63211
Sejarah
Didirikan1972
DedikasiSanto Yosef Pekerja
Administrasi
KeuskupanKeuskupan Surabaya
Klerus
Imam yang bertugasRD. Yakobus Budi Nuroto
Imam rekanRD. Yohanes Setiawan
Parokial
Jumlah lingkungan9

Paroki Santo Yosef Ngawi (Aksara Jawa: ꦒꦼꦫꦺꦗꦱꦤ꧀ꦠꦺꦴꦪꦺꦴꦱꦺꦥ꦳꧀ꦔꦮꦶ) adalah Gereja Katolik Roma berada di wilayah Keuskupan Surabaya yang terletak di Kelurahan Ketanggi, Kecamatan Ngawi, Ngawi.

Sejarah

Sebelum Tahun 1955

Bangunan gedung gereja itu sudah ada dan digunakan sebagai tempat ibadah bagi umat Katolik pada zaman itu. Dilihat dari sisi bangunan menunjukkan secara jelas bahwa gedung gereja tersebut merupakan peninggalan pada zaman Hindia Belanda yang digunakan untuk melakukan pelayanan rohani bagi orang-orang zaman itu.[1]

Tahun 1955 - 1971

Pada tahun 1955, seorang Pastor dari Madiun bernama Pastor Andre van Rijnsoever, CM, datang ke Ngawi bersama seorang pemuda bernama Sanen. Sanen berusia sekitar 16 tahun dan berasal dari Desa Ngrangkok, Wonogiri. Mereka tiba dengan truk yang membawa bahan bangunan seperti beberapa sak semen, kaleng cat, dan beberapa potong kayu.

Pastor Andre memberi tugas kepada Sanen untuk mengelola gedung gereja di Jalan Jaksa Agung Suprapto No. 43, yang terletak di depan Polres Ngawi. Hingga saat ini, tata letak dan bentuk bangunan gereja tersebut masih asli dan belum mengalami perubahan.

Ketika Pastor Andre van Rijnsoever tiba di Ngawi, lokasi sekitar gereja tampak seperti hutan belantara yang penuh ilalang dan semak belukar. Karena kondisi ini, tidak ada yang berani memasuki area tersebut. Menurut cerita, lahan belakang gereja yang berdampingan dengan rumah dinas Dandim Ngawi dulunya adalah tempat pembantaian orang-orang Belanda pada masa penjajahan Jepang.

Sanen muda membersihkan ilalang dan menebang pohon-pohon lamtoro dengan penuh ketekunan. Ia membawa potongan kayu tersebut ke rumah eyang Rusni untuk dijadikan kayu bakar. Pastor Rijnsoever menempatkan Sanen untuk tinggal di rumah keluarga eyang Rusni. Setiap hari, Sanen membersihkan lahan dan gedung gereja.

Perbaikan bangunan mulai dilakukan, termasuk:

- Perbaikan bagian yang rusak.

- Pengecatan tembok dan pagar.

- Pemasangan lampu.

Berkat perbaikan ini, wajah gereja yang telah lama ditinggalkan mulai terlihat lebih baik. Setelah tertata, peralatan ibadat yang dititipkan di salah satu umat Katolik bernama Tante Ing, diambil dan ditempatkan kembali di gereja.

Pada tahun yang sama, Pastor Rijnsoever berupaya mendirikan Sekolah Menengah Pertama Katolik (SMP K) dengan menyekat gedung gereja menjadi kelas-kelas. Pada tahun pertama, sekolah ini memiliki sekitar 104 siswa dari tiga kelas yang ada. Sekolah ini berhasil menarik perhatian beberapa siswa untuk menjadi Katolik dan dibaptis.

Pada 15 Agustus 1956, Pastor Andre van Rijnsoever, CM, membaptis Sanen, pasutri Rusni, dan mbah Ginah di gereja tersebut.

Jumlah siswa SMP Katolik Ngawi terus bertambah, sehingga Pastor Andre van Rijnsoever, CM, membangun kelas baru di lahan milik tuan Janssen yang telah diwakafkan ke Yayasan Katolik. Albertus Sanen selain bertugas sebagai koster, juga menjadi tukang kebun dan pesuruh sekolah. Pada Desember 1968, umat Ngawi merayakan kelahiran Yesus di gereja, menandakan kebahagiaan umat saat itu.

Pada tahun 1969, Pastor Filippo Catini, CM, menetap di gereja untuk menggembalakan umat Ngawi. Dibantu oleh seorang katekis bernama Y.V. Soekojo, pelayanan rohani bagi umat Katolik Ngawi menjadi lebih baik. Pelayanan misa yang biasanya satu kali dalam sebulan diubah menjadi setiap minggu. Pastor Filippo Catini, CM, dan Y.V. Soekojo juga melayani umat di stasi-stasi.

Pada 9 Juni 1969, Uskup Surabaya Mgr. Johanes Klooster, CM, memberikan Sakramen Penguatan di Ngawi.

Pada 1 Januari 1971, Stasi Ngawi resmi menjadi Paroki dengan Pastor Kepala Paroki pertama adalah Pastor Filippo Catini, CM. Pada 1 Mei 1971, Gereja Katolik Ngawi memilih St. Yosef Pelindung Pekerja sebagai pelindung gereja. Setahun setelah menjadi Paroki, dilakukan pembaruan atau "Up-Grading" untuk memperbaiki susunan pengurus gereja.

Pada 25 Februari 1973, Pastor Fulvio Amici, CM, menggantikan Pastor Filippo Catini, CM, sebagai Pastor Kepala Paroki. Karena umat semakin bertambah dan gereja lama tidak mampu menampung, dibutuhkan gedung gereja baru yang lebih luas. Pada Oktober, Pastor Fulvio Amici, CM, bersama umat Paroki St. Yosef Ngawi membeli lahan di Jalan Jaksa Agung Suprapto 6 Ngawi dan membangun gedung gereja serta rumah pastoran. Pada 15 Desember 1977, gedung gereja dan pastoran tersebut diberkati oleh Mgr. Johanes Klooster, CM.[2]

Santo Pelindung

Santo Yosef Pekerja

Tradisi menuliskan pribadi Yusuf, suami Maria sebagai seorang tukang kayu di kota Nazareth.Ia seorang bangsawan yang saleh dan sederhana. Darah kebangsawanannya mengalir dari Raja Daud leluhurnya. Kesucian dan kesalehannya terlihat di dalam ketaatannya pada kehendak Allah untuk menerima Maria sebagai istrinya serta mendampingi Maria dalam membesarkan Yesus, Putera Allah yang menjadi manusia. Kesederhanaannya terlihat dalam pekerjaannya sebagai seorang tukang kayu, dan cara hidupnya yang biasa-biasa saja di dalam masyarakat.

Dalam pribadi Yusuf, pekerjaan tangan memperoleh suatu dimensi ilahi. Kerja meningkatkan harkat dan martabat manusia sebagai ciptaan Allah dan memungkinkan manusia turut serta di dalam karya penciptaan dan penyelamatan Allah. Atas dasar inilah gereja pada masa kepemimpinan Paus Pius XII menetapkan tanggal 1 Mei sebagai hari Raya Santo Yusuf Pekerja, sekaligus menetapkan sebagai Hari Buruh. Yusuf selanjutnya diangkat sebagai pelindung para karyawan/buruh yang bekerja setiap hari untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

Organisasi Paroki

  1. Bina Iman Anak Katolik (BIAK)
  2. Remaja Katolik (REKAT)
  3. Putera Altar Puteri Sakristi (PAPS)
  4. Orang Muda Katolik (OMK)
  5. Adorasi Sakramen Maha Kudus
  6. Meditasi Kristiani
  7. Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI)
  8. Legio Maria
  9. Persekutuan Orang Tua Panggilan
  10. Paguyuban Lektor Pemazmur

Lingkungan

  1. Santa Caecilia - Karang Tengah
  2. Santa Theresia - Pelem
  3. Santo Yohanes Pembaptis - Margomulyo
  4. Santo Yakobus Rasul - Ngawi Timur
  5. Santo Fransiskus Xaverius - Paron
  6. Santo Vincentius - Karang Tengah
  7. Santo Paulus - Beran
  8. Santo Ignatius Loyola - Jururejo
  9. Santa Margaretha - Ketanggi

Kegiatan Paroki

Rekoleksi Panggilan Rekoleksi Panggilan adalah kegiatan yang diadakan untuk menarik kaum muda di Paroki Ngawi untuk menjadi seorang Imam, Suster, Bruder, Biarawan dan Biarawati. Kegiatan ini dilakukan setiap tahun di akhir bulan Desember. Kegiatan ini diadakan selalu berpindah tempat dari stasi satu ke stasi yang lain.

Pembinaan PAPS (Putera Altar Puteri Sakristi Pembinaan PAPS adalah kegiatan yang difokuskan untuk membina pelayan Altar terutama sebagai seorang Putera Altar/ Puteri Sakristi.

Pembinaan Lektor/Pemazmur Pembinaan ini dilakukan untuk memperdalam pengetahuan sebagai seorang lektor pemazmur.

Misa Misioner Perayaan Ekaristi yang diadakan dalam memperingati Hari Anak Misioner Sedunia. Kegiatan ini dilakukan oleh para BIAK, REKAT, PAPS DAN OMK

Jadwal Misa

Jadwal perayaan Ekaristi Paroki Santo Yosef sebagai berikut:[3]

Hari Jadwal Misa Keterangan
Senin Sore (18.00) Misa Harian
Selasa Pagi (05.30) Misa Harian
Rabu Pagi (05.30) Misa Harian
Kamis Pagi (05.30) Misa Harian
Jumat Sore (18.00) Jumat Pertama: Misa & Adorasi Sakramen Mahakudus
Sore (18.00) Misa Harian (Minggu ke 2,3, dan 4)
Sabtu Pagi (05.30) Misa Harian
Sore (18.00) Misa Mingguan
Minggu Pagi (07.00) Misa Mingguan

Referensi

  1. ^ "SEJARAH SINGKAT GEREJA PAROKI ST. YOSEF NGAWI". Komsos Paroki St. Yosef Ngawi. Rabu, 27 Oktober 2021. Diakses tanggal 2024-12-18. 
  2. ^ "SEJARAH SINGKAT GEREJA PAROKI ST. YOSEF NGAWI". Komsos Paroki St. Yosef Ngawi. Rabu, 27 Oktober 2021. Diakses tanggal 2024-12-18. 
  3. ^ "Jadwal Misa Gereja Santo Yosef - Ngawi". jadwalmisa.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-12-18. 
Kembali kehalaman sebelumnya