Gerrit van Asselt
Gerrit van Asselt (lahir 1833) adalah pendeta Kristen Reformed asal Belanda yang diutus oleh badan zending Ermelo sebagai misionaris ke Tanah Batak pada tahun 1857. Ia merupakan misionaris Belanda pertama yang diutus ke Tanah Batak, lebih dahulu dibandingkan misionaris Belanda lainnya yang baru diutus oleh badan zending RMG pada tahun 1861.[1] Karya misiSetelah ditahbiskan sebagai pendeta misionaris pada tahun 1856, ia dibekali dengan hasil penelitian Franz Wilhelm Junghuhn (1840) mengenai Tanah Batak dan pelajaran bahasa Batak melalui hasil penelitian Herman Neubronner van der Tuuk. Di Amsterdam, ia juga mendapatkan pelatihan terlebih dahulu dan sudah mulai mempelajari bahasa Melayu. Gerrit van Asselt tiba di Padang pada 2 Desember 1856. Gubernur Sumatera menyarankan Van Asselt untuk melakukan penginjilan di Tanah Batak bagian selatan (daerah Sipirok). Untuk menjamin keselamatan, Gubernur Sumatera menempatkan Van Asselt di pos kolonial sebagai pengawas perkebunan. Van Asselt bekerja sendirian di Tanah Batak selama dua tahun (1857-1859) sebelum akhirnya tiga misionaris lainnya dari badan zending Emmerlo, yaitu W.F. Betz, J. Dammerboer, dan J.Ph.D. Koster, datang menyusulnya ke Tanah Batak. PeranVan Asselt adalah misionaris pertama yang berhasil membaptis orang Batak. Ia membaptis dua orang Batak pada 31 Maret 1861 dan memberi mereka nama baptis, yakni Simon Siregar dan Jakobus Tampubolon. Selain sebagai misionaris, Van Asselt juga bekerja untuk Pemerintah Kolonial Belanda sebagai pengawas tanaman. Lihat pulaReferensi
|