Ghulam Muhammad Ghobar

Mir Ghulam Muhammad Ghubar adalah seorang politikus, penulis, sejarawan terkemuka, jurnalis, dan penyair sosial demokrat dari Afghanistan.^[1] Ia dikenal karena analisis kritisnya terhadap sejarah Afghanistan dalam bukunya Afghanistan dar Masir-i Tarikh (Afghanistan dalam Jalur Sejarah) yang dipublikasikan pada tahun 1967.^[2] Selain itu, ia juga menulis buku Tareekh-e Ahmad Shah Baba (1943), yaitu tentang Ahmad Shah Durrani, pendiri Kekaisaran Durrani pada abad ke-18.

Ghubar lahir pada atau sekitar tahun 1897 di kota Kabul.^[3] Ia menjadi editor Sitare-yi Afghan pada tahun 1919 hingga 1920 dan kemudian menjadi kepala polisi selama dua tahun. Pada tahun 1926, ia diangkat menjadi sekretaris di kedutaan besar Afganistan di Paris dan kemudian Berlin di tahun 1930. Ia menjadi anggota terkemuka Asosiasi Sastra Afghanistan (1931-1932) dan Asosiasi Sejarah (1943-1948) dan menjadi penasihat sastra di Departemen Pers pada tahun 1948.^[4]

Dari semua sejarawan Afghanistan kontemporer, Ghobar adalah satu-satunya yang memainkan peran aktif dalam politik pada saat yang sama dengan mengejar pendidikan; tetapi, tidak seperti sarjana Afghanistan lainnya, ia tidak mengaitkan dirinya dengan pemerintah Afghanistan dan sejak usia dini merupakan pendukung setia gerakan konstitusional. Sikap ini membawanya ke dalam konflik dengan mereka yang memegang kekuasaan, kecuali Raja Amanullah, yang didukung Ghobar, seperti konstitusionalis lainnya.^[5] Dipenjara dari tahun 1933 hingga 1935 dan lagi dari tahun 1952 hingga 1956, ia bertugas sebentar-sebentar sebagai perwakilan Kabul di parlemen pada tahun 1948 dan lagi dari tahun 1949 hingga 1951. Ia adalah anggota pendiri Partai Watan dan editor surat kabarnya, Watan (Homeland), pada tahun 1951.^[4]

Bukunya, Afghanistan dar Masir-i Tarikh yang diterbitkan pada bulan Oktober 1967, sangat mengkritisi sejarah negara tersebut hingga periode reformasi dan modernisasi di bawah Raja Amanullah Khan (1919-1929). Bulan berikutnya, setelah menjadi Perdana Menteri, Nur Ahmad Etemadi segera mengumumkan pelarangan buku ini pada sesi dengar pendapat Parlemen dan buku tersebut disita di penerbit. Beberapa eksemplar diselundupkan ke luar negeri dan dijual dalam ribuan eksemplar, beberapa di antaranya diselundupkan kembali ke Afghanistan pada tahun 1974. Ketika rezim Nur Muhammad Taraki yang didukung Soviet berkuasa pada tahun 1978, larangan tersebut dicabut. Namun, setelah tiga hari, ketika Taraki menyadari posisi kuat buku itu dalam menghadapi agresi asing, ia memerintahkan penghentian distribusinya, tetapi sekitar 3.000 eksemplar telah terjual habis.^[6]

Ia meninggal pada usia 81 tahun pada bulan Februari 1978 di Jerman.^[4]