Giovanni GiustinianiGiovanni Giustiniani Longo (bahasa Yunani: Ιωάννης Λόνγος Ιουστινιάνης, Iōánnēs Lóngos Ioustiniánēs; bahasa Latin: Ioannes Iustinianus Longus; 1418 - 1 Juni 1453) adalah seorang kapten Genova yang dikenal akan upayanya untuk mempertahankan ibu kota Kekaisaran Romawi Timur, Konstantinopel, dari gempuran pasukan Turki Utsmaniyah pada tahun 1453.[1] Ia memimpin 700 tentara profesional yang meliputi orang Genova maupun Yunani dari Pulau Chios, yang pada saat itu merupakan bagian dari Republik Genova. Ia membiayai, merencanakan, dan memimpin ekspedisi ke Konstantinopel atas prakarsanya sendiri, dan setelah tiba ia ditugaskan memimpin pertahanan darat oleh Kaisar Konstantinos XI Palaiologos. Giustiniani berperan penting dalam memimpin pasukan darat dan memastikan agar orang-orang Yunani, Genoa, dan Venesia tidak saling bertengkar. Ia juga terus mengupayakan perbaikan tembok kota setelah dilubangi meriam Utsmaniyah. Pada 29 Mei 1453, saat Sultan Mehmed II melancarkan serangan terakhir, Giustiniani terluka akibat tembakan meriam Utsmaniyah saat sedang mempertahankan tembok Konstantinopel. Beberapa sumber mengatakan luka itu disebabkan oleh panah busur silang . Sumber-sumber sejarah tidak bersepakat apakah ia menderita luka di lengan, kaki, atau dadanya, tetapi luka tersebut memaksanya mundur dari posisinya di tembok kota. Ia kembali ke kota melalui gerbang yang terkunci, dan hal ini memberi kesempatan bagi serdadu yang takut untuk melarikan diri, sehingga menimbulkan kepanikan di barisan pasukan. Setelah melihat kejatuhan moral yang disebabkan oleh mundurnya Giustiniani, Mehmed II memerintahkan serangan yang akhirnya berhasil mematahkan pertahanan Romawi Timur dan Konstantinopel pun ditaklukkan oleh Utsmaniyah. Meskipun pasukan Giustiniani berhasil melarikan diri dengan panglima mereka setelah kota tersebut jatuh, Giustiniani meninggal akibat luka-lukanya pada 1 Juni 1453. Jenazahnya dibawa oleh rekan-rekannya ke Pulau Chios. Makamnya di Gereja San Domenico di Chios sudah hilang ditelan zaman (kemungkinan karena gempa bumi tahun 1881).[2] Referensi
|