HMNZS Manawanui (2019)
HMNZS Manawanui merupakan sebuah kapal hidrografi dan penyelaman milik Angkatan Laut Selandia Baru (RNZN). Sebelumnya bertuga sebagai kapal survey sipil MV Edda Fonn di industri minyak dan gas Norwegia. Kapal ini dibeli untuk RNZN pada 2018, dan ditugaskan pada 7 Juni 2019, menggantikan kapal survey hidrografi HMNZS Resolution dan kapal dukungan penyelaman HMNZS Manawanui (A09). Manawanui mulai operasional pada awal 2020 dan melakukan banyak penuhasan di Pasifik pada tahun-tahun berikutnya, turut serta dalam RIMPAC 2020 dan mendukung operasi penyelamatan pasca Siklon Gabrielle pada 2023. Manawanui tenggelam pada 6 Oktober 2024 setelah kandas saat melakukan survey karang di lepas pantai Samoa. Keseluruhan 75 kru Manawanui berhasil diselamatkan. Pada akhir November 2024, laporan pertama dari penyelidikan penyidik Angkatan Laut terhadap tenggelamnya Manawanui mengaitkannya dengan kesalahan manusia. Karir sipil dan perubahan fungsiKapal ini dibangun pada 2003 oleh Myklebust Verft dan dikirimkan pada bulan Mei sebagai MV Edda Fonn kepada Østensjø Rederi untuk bertindak sebagai kapal survey untuk industri minyak dan gas bumi. Kapal ini berbasis di Haugesund, Norwegia.[7][8] Edda Fonn disewakan kepada penyedia layanan bawah laut Norwegia Reach Subsea pada bulan Desember 2014,[9] menyelesaikan tugas survei dan inspeksi di Laut Utara.[10] Pada bulan Februari 2017, kapal tersebut bertugas memeriksa jaringan pipa di Laut Mediterania antara Aljazair dan Spanyol.[11] Pada Agustus 2018 Edda Fonn dibeli oleh Angkatan Laut Selandia Baru (RNZN) dengan biaya $103 juta untuk menggantikan kapal pendukung hidrografi HMNZS Resolution dan kapal dukungan penyelaman HMNZS Manawanui (A09).[12] Pemerintah Selandia Baru awalnya berencana membeli kapal baru untuk peran ini, dengan pekerjaannya telah dimulai pada 2013.[12][13] Setelah pendanaan sebanyak NZ$148 juta untuk proyek ini dialihkan pada 2017 untuk menutupi tingginya biaya untuk memperbarui dua frigate kelas Anzac, diputuskan untuk membeli kapal bekas.[12][14] Pejabat Kementerian Pertahanan Selandia Baru meninjau 150 kapal sebelum mengidentifikasi Edda Fonn sebagai kapal yang layak untuk dikonversi.[15] Edda Fonn menjalani pengerjaan awal di Orskov Yard di Frederikshavn, Denmark. moonpool dan kendaraan bawah air yang dioperasikan dari jarak jauh hanggar direnovasi, dan peralatan khusus termasuk multibeam echosounder, sistem peluncuran dan pemulihan menyelam, dan davit dipasang. Kapal ini juga dicat ulang dengan warna RNZN.[16][17] Sejarah operasionalKapal ini tiba di Selandia Baru pada Mei 2019.[18] Berganti nama, HMNZS Manawanui ditugaskan ke RNZN pada 7 Juni. Perdana Menteri Jacinda Ardern adalah sponsor kapal.[4] Pada saat ditugaskan, kapal ini direncanakan akan bertugas di angkatan laut selama 15 tahun.[19] Manawanui bermarkas di Devonport Naval Base.[20] Asal pelabuhan kehormatannya adalah Gisborne.[21] Komandan perwira kapal pertama adalah Letnan Komandan Andy Mahoney.[19] Setelah ditugaskan, Manawanui memerlukan modifikasi lebih lanjut untuk dilengkapi dengan peralatan komunikasi dan barang-barang khusus untuk peran militer.[22] Pekerjaan ini awalnya dijadwalkan selesai pada November 2019 tetapi tertunda karena masalah teknis dan dampak pandemi COVID-19 di Selandia Baru. Ketidakmampuan kontraktor asing untuk bepergian ke Selandia Baru selama pandemi menjadi salah satu penyebab penundaan. Cuaca buruk dan kesulitan memasang peralatan baru ke kapal juga turut menyebabkannya. Sebagian besar modifikasi telah dilakukan pada pertengahan tahun 2020 tetapi proyek tersebut baru selesai pada September 2023. Manawanui dapat digunakan selama sebagian besar periode ini, dengan kemampuan baru yang ditambahkan saat elemen modifikasi selesai.[23] Manawanui menyelesaikan pemeriksaan keselamatan dan kesiapan awalnya pada bulan Februari 2020.[24] Kapal ini menerima rilis operasional sementara pada bulan itu, yang lebih awal dari tanggal yang direncanakan pada bulan April 2021. Perubahan ini dilakukan untuk memungkinkan kapal berpartisipasi dalam latihan militer RIMPAC tahun itu di lepas pantai Hawaii.[25] Manawanui turut serta dalam latihan ini selama Agustus 2020.[26] Selama latihan Manawanui dioperasikan dengan kapal perang dari Australia, Brunei dan Singapura. Akibat pembatasan COVID-19, krunya tidak dapat meninggalkan kapal selama misi.[26] Selama tahun 2021 Manawanui menerima berbagai modifikasi dan dua mesin baru. Pekerjaan ini tertunda karena pembatasan ketat COVID-19 di Auckland tahun itu. Uji coba laut dilakukan pada bulan Maret 2022.[27] Pada bulan September 2022 Manawanui menjadi bagian dari operasi multinasional untuk menyingkirkan persenjataan Perang Dunia II di Tuvalu.[28] Pada 9 Desember 2022, Komandan Yvonne Gray mengambil alih pimpinan Manawanui. Gray, sebelumnya adalah seorang perwira di Angkatan Laut Inggris, pindah ke Selandia Baru pada 2012.[20] Selama bulan Februari 2023 Manawanui memberikan dukungan ke wilayah sekitar Gisborne di Selandia Baru setelah Siklon Gabrielle. Hal ini termasuk menilai kerusakan pada pelabuhan Gisborne dan mengangkut perbekalan..[29] Pada bulan yang sama, kapal tersebut digunakan untuk membawa 3,2 ton kokain ke Selandia Baru setelah disita oleh polisi selama operasi yang dilakukan untuk mencegat narkoba tersebut setelah dijatuhkan di Samudra Pasifik sebelum diselundupkan ke Australia.[30] Pada November 2023 kapal ini melakukan survey bawah laut it conducted undersea surveys dan pembuangan bom Perang Dunia II di Niue, Fiji, dan Vanuatu.[31] Pada tahun 2024, kapal tersebut melaksanakan tiga penugasan di Pasifik Barat Daya, termasuk kunjungan ke Kepulauan Kermadec, Samoa, Tokelau, dan Niue. Dalam penugasan terakhirnya, kapal tersebut berlayar dari Devonport pada tanggal 28 September, dengan maksud untuk kembali ke pelabuhan pada tanggal 1 November.[32] Tenggelamnya kapalKehilanganPada malam tanggal 5 Oktober 2024, Manawanui kandas di sekitar satu mil laut (1,9 km; 1,2 mi) lepas pantai Siumu, di pesisir selatan dari pulau Upolu, Samoa, ketika melakukan pekerjaan survey terumbu karang ketika gelombang laut yang tinggi dan angin yang kencang.[33] Komandan Yvonne Gray memberikan perintah agar semua kru meninggalkan kapal.[34] Keseluruhan 75 kru yang berada diatas kapal dievakuasi menggunakan empat sekoci penyelamat kapal dan dua perahu kerat pada dinihari 6 Oktober.[35][36][37] Upaya penyelamatan dilakukan oleh Pusat Koordinasi Penyelamatan Selandia Baru dan Angkatan Udara Selandia Baru mengirimkan sebuah pesawat P-8A Poseidon untuk membantu. Evakuasi dimulai pada 7:52 malam tanggal 5 Oktober.[32] Karena kondisi cuaca yang menantang, diperlukan waktu selama lima jam untuk sekoci penyelamat untuk mencapai pesisir. Salah satu perahu penyelamat terbaik dalam perjalanan dan penumpangnya terpaksa berjalan ke pesisir melewati terumbu karang.[35] Pada jam 10:00 malam, kapal Inggris MS Queen Elizabeth dan kapal peletakan kabel Denmark MS Lodbrog merespon mayday, dan tiba di lokasi untuk memberikan bantuan.[38][39] Kapal kemudian terbakar pada jam 6:40 pagi di tanggal 6 Oktober dan terbalik dan tenggelam pada jam 9:00 pagi.[40][41][36] Setidaknya 17 orang terluka pada insiden ini,[42] banyak korban mengalami luka dan lecet akibat berjalan di atas terumbu karang, dan tiga korban menerima perawatan di rumah sakit, termasuk satu korban yang mengalami dislokasi bahu.[35][43] Kru dan penumpang, termasuk tujuh peneliti dan empat personel dari militer mancanegara, including seven scientists and four personnel from foreign militaries, ditampung di Samoa sebelum diterbangkan ke Selandia Baru. RNZN kemudian melakukan upaya penyelamatan kapal dan melakukan mitigasi dampak lingkungan akibat tenggelamnya kapal.[36] Pada 7 Oktober, penduduk setempat melaporkan melihat dan mencium minyak dekat lokasi tenggelamnya kapal.[44] Pelaksana tugas Perdana Menteri Samoa Tuala Tevaga Iosefo Ponifasio mengatakan dalam sebuah pernyataan, "HMNZS Manawanui tidak dapat ditemukan kembali dan telah tenggelam ke dalam laut."[45] Kapal ini merupakan kapal angkatan laut Selandia Baru pertama yang tenggelam secara tidak sengaja sejak Perang Dunia II dan kapal pertama yang hilang di masa damai..[36][43] AkibatKetika tenggelam, Manawanui membawa 950 ton bahan bakar diesel.[46] Pada 8 Oktober, penduduk lokal Samoa melaporkan bahwa tenggelamnya kapal menyebabkan tumpahan minyak yang mengancam pariwisata dan penangkapan ikan di lokasi sekitar.[47] Pada hari yang sama, RNZN menyatakan bahwa meskipun minyak telah bocor dari Manawanui saat kapal tenggelam, penyelam angkatan laut yang telah memeriksa bangkai kapal tidak mendeteksi adanya kebocoran apa pun. Pemerintah Samoa setuju dengan penilaian ini. Pada saat itu lokasi tenggelamnya kapal berada pada 30 meter (98 ft) dibawah permukaan laut, dengan badan kapal berbaring miring. RNZN sedang mempertimbangkan opsi untuk mengeluarkan bahan bakar dan bahan kimia lainnya dari bangkai kapal.[48] Pada 11 Oktober, nelayan lokal melaporkan adanya ikan yang diselimuti minyak, dan otoritas Samoa mengkonfirmasi adanya kebocoran dari 200.000 liter (44.000 imp gal; 53.000 US gal) bahan bakar diesel dan kerusakan pada terumbu karang.[49][50] Kru pesawat Poseidon RNZAF yang terbang diatas lokasi tenggelamnya kapal pada hari itu juga mengatami sebuah kebocoran. Penyelam RNZN menentukan bahwa ada kebocoran yang berasal dari ruang mesin kapal.[51] Pendudukan lokal Samoa mengutarakan kekhawatiran mengenai akibat dari tenggelamnya kapal pada lingkungan maritim, dan meminta kompensasi serta penyelidikan independen. Perwakilan Desa Tafitoala Taloaileono Vasasou mengatakan bahwa kebocoran bahan bakar mencemari pesisir dan mencemari said that the oil leak was polluting the coast and contaminating cadangan kerang mereka, sementara Kepala Desa Senior matai dari Desa Vaiee village Tuia Paepae Letoa melaporkan bahwa ikan yang ditangkap diselimuti oleh minyak. Penduduk distrik Safata mengatakan sebuah pertemuan untuk mendiskusikan akibat dari tenggelamnya kapal dan meminta kompensasi. Akibat tenggelamnya kapal, sekitar 20 km (12 mi) area pesisir dekat lokasi tenggelamnya kapal ditutup untuk area memancing pada 7 Oktober. Tafitoala matai dan nelayan Afoa Patolo Afoa mengatakan bahwa tenggelamnya kapal dan larangan memancing akan berpengaruh pada kehidupan banyak masyarakat lokal.[52] Pada akhir November 2024, mantan anggota parlemen Samoa Tuia Pu'a Leota mengatakan kepada Radio New Zealand bahwa persediaan makanan di distrik setempat dalam tingkat rendah dan menyerukan baik kepada pemerintah Samoa dan Selandia Baru untuk menyedikan masyarakan dengan informasi tambahan. Dia mengatakan bahawa akibat dari tenggelamnya kapal ini sangat merugikan penduduk desa setempat yang menggantungkan hidupnya pada hasil tangkapan ikan untuk makanan dan pendapatan..[53] PenyelamatanPada 15 Oktober, pekerjaan penyelamatan Manawanui dimulai. Angkatan Pertahanan Selandia Baru (NZDF) yang diberinama Operasi Resolusi dan terdiri dari 60 personel dipimpin oleh Wakil Kepala Staff Angkatan Laut RNZN Komodor Andrew Brown. NZDF dibantu oleh pemerintah Samoa, Maritim Selandia Baru dan Komite Penasehat Polusi Maritim Samoa (MPAC). MPAC mengirimkan penyelam untuk menemukan reruntuhan kapal, melakukan uji kontaminasi air dan membuat rencana untuk memindahkan bahan bakar tersisa. Ketua MPAC Fui Mau Simanu melaporkan bahwa Manawanui yang tenggelam dan rantai jangkarnya telah menyebabkan kerusakan pada terumbu karang mencakup area seluas 5.000 meter persegi (54.000 sq ft). Sebagai tambahan, kapal membawa 960 ton bahan bakar diesel sementara tiga kontainer juga menyebbabkan kerusakan pada terumbu karang. Di hari yang sama, Perdana Menteri Selandia Baru Christopher Luxon secara resmi meminta maad kepada Perdana Menteri Samoa Fiamē Naomi Mataʻafa dan pelaksana tugas perdana menteri akibat tenggelamnya Manawanui.[54][52] Pada 17 Oktober, NZDF mengkonfirmasi bahwa mereka bekerja sama dengan kontraktor Samoa ARK Marine untuk memindahkan tiga kontainer dari terumbu karang ke pesisir barat daya Upolu, yang dimulai pada 18 Oktober. Dua kontainer itu kosong sementara satunya berisi 3.000 kg (6.600 pon) makanan.[55] Pada hari yang sama, NZDF mengkonfirmasi bahwa kru HMS Tamar telah menemukan buku catatan navigasi Manawanui. Buku catatan bersama dengan kotak hitam kapal diharapkan dapat digunakan sebagai barang bukti di Pengadilan Penyelidikan. Menteri Pertahanan Selandia Baru Judith Collins juga mengkonfirmasi terdapat kebocoran bahan bakar kecil dari Manawanui namun mengatakan bahwa staff Angkatan Bersenjata dan Maritim Selandia Baru tidak menemukan adanya polusi pada pesisir pantai atapun satwa yang mati.[56] Pada 19 Oktober, NZDF mengumumkan bahwa pekerjaan mitigasi polusi dari reruntuhan kapal announced that work to mitigate pollution from the wreckage akan dikurangi selama pertemuan Kepala Pemerintahan Negara Persemakmuran 2024 (CHOGM) yang berlangsung pada minggu depannya. Namun, pekerjaan untuk mendapatkan kembali tiga kontainer akan dilanjutkan selama akhir pekan.[57] Pada hari yang sama, Perdana Menteri Mataʻafa mengkonfirmasi bahwa operasi penyelaman dan pesisir di wilayah Safata akan ditangguhkan selama seminggu. Otoritas Samoa dan Selandia Baru sepakat untuk fokus pada pemantauan dan inspeksi yang dikurangi selama minggu CHOGM.[58] Pada 19 Oktober, tim dari Selandia Baru dan Samoa berhasil memindahkan satu kontainer dari terumbu karang pada malam hari. Dua kontainer lainnya, termasuk satu yang berisi persediaan makanan, diharapkan dapat dipindahkan pada 21 Oktober tergantung kondisi cuaca.[59] Pada 20 Oktober, Radio New Zealand melaporkan bahwa surveyor asuransi telah menyelesaikan pekerjaan di Manawanui. MPAC mengkonfirmasi bahwa dibutuhkan untuk mempekerjakan sebuah kontraktor untuk memindahkan bahan bakar yang tersisa dari kapal yang tenggelam. Ketua Komite Simanu mengatakan bahwa penyelamatan bahan bakar diperkirakan akan dimulai pada pertengahan November 2024 dan berlangsung selama 20 hari tergantung kondisi cuaca.[60] Pada 21 Oktober, NZDF mengkonfirmasi bahwa tim dari Selandia Baru dan Samoa telah berhasil memindahkan kontainer kedua yang berisi persediaan makanan.[61] Pada 23 Oktober, kontainer ketiga dipindahkan dari karang setelah koordinasi selama empat hari antara NZDF, kontraktor lokal Ark Marine dan dukungan dari Pemerintah Samoa.[62] Kontainer-kontainer tersebut dibuang di pelabuhan terdekat sementara persediaan makanan dikubur di tempat pembuangan sampah..[63][64] Pada tanggal 24 Oktober, NZDF mengatakan tidak dapat memberikan kerangka waktu untuk mengeluarkan kapal dan tangki bahan bakarnya dari terumbu karang.[63][64] Pada 1 November, NZDF menyatakan bahwa pemindahan bahan bakar akan dilangsungkan pada November 2024. Sebagai tanggapannya, professor rekanan dalam bidang keanekaragaman hayati dan ekologi dari Universitas Waikato, Nick Ling mengutarakan kekhawatirannya mengenai expressed concern about kecepatan pemindahan dan pemantauan kebocoran minyak.[65] Pada 18 November, Wakil Kepala Staff Angkatan Laut Andrew Brown mengkonfirmasi pekerjaan pemindahan bahan bakar dan kontaminasi lainnya dari HMNZS Manawanui diperkirakan akan dilakukan pada Desember 2024. Pemindahan bahan bakar akan dilakukan oleh perusahaan penyelamat Pacific 7 and Bay Underwater Services NZ.[66] Pada 25 November, NZDF mengirim kapal tongkang yang membawa kru penyelamat dan peralatan untuk membantu membersihkan minyak dan polutan lainnya dari pantai selatan Upola. Tongkang tersebut ditarik oleh kapal tunda laut dalam perjalanan yang diperkirakan berlangsung selama 10 hingga 11 hari.[67] ReaksiTenggelamnya Manawanui mengakibatkan anggota wanita dari NZDF menjadi subyek pelecehan daring dan secara langsung. Komandan Gray dilecehkan oleh komentator daring dan dituduh dipekerjakan karena jenis kelaminnya.[68] Pada 10 Oktober, Menteri Pertahanan Selandia Baru Judith Collins mengutuk perlakuan ini, dan memberi label sebagai sebuah "narasi misoginis yang sangat memprihatinkan".[69] Kepala Staff Angkatan Laut, Laksamana Muda Garin Golding, juga meminta untuk menghentikan serangan ini.[70] Pengadilan penyelidikanKehilangan kapal ini akan diselidiki oleh The loss of the ship will be investigated oleh pengadilan penyelidikan angkatan laut.[71] Laksamana Muda Golding mengatakan bahwa beberapa bagian dari penyidikan akan dibuka untuk umum dan lainnya, seperti ketika informasi yang bersifat sensitif secara komersial dibahas, akan dirahasiakan.[72] Pengadilan penyelidikan akan dipimpin oleh Komodor Melissa Ross, yang merupakan seorang mantan Wakil Kepala Angkatan Laut di RNZN. Anggota pengadilan lainnya adalah Kapten Andrew Mahoney dari RNZN, Kaptain Kelompok John McWilliam dari Angkatan Udara Selandia Baru dan Kapten Dean Battilana dari Angkatan Laut Australia.[73] Pada 20 November, Laporan sementara Pengadilan Penyelidikan tentang tenggelamnya kapal tersebut diterima oleh Kepala Staf Angkatan Laut. Diserah terimakan kepada sebuah King's Counsel untuk tinjauan hukum independen, dengan beberapa informasi kunci[74] dirilis pada 29 November. Penyelidikan menemukan bahwa kesalahan manusia menjadi penyebab tenggelamnya kapal, termasuk kegagalan kru untuk menonaktifkan autopilot saat kapal mendekati daratan dan keyakinan mereka bahwa kegagalannya dalam menanggapi perintah untuk mengubah arah disebabkan oleh kegagalan kontrol pendorongnya. Proses disiplin terpisah akan dimulai setelah penyelidikan selesai, di mana tiga anggota kru (yang tidak disebutkan namanya oleh Kepala) dapat didisiplinkan..[75][76][77] Mantan anggota parlemen Samoa, Tuia Pu'a Leota menyambut baik temuan awal dan mendesak pemerintah Samoa untuk melakukan lebih untuk menjawab pertanyaan masyarakat Samoa. Sementara itu, ilmuwan politik Victoria University of Wellington Iati Iati menyerukan penyelidikan internasional atas tenggelamnya kapal Manawanui dan mengkritik jangka waktu penyelidikan angkatan laut Selandia Baru.[53] Lihat juga
ReferensiKutipan
Pekerjaan dikonsultasikan
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai IMO 9273662. |