HalusinasiHalusinasi adalah terjadinya persepsi dalam kondisi sadar tanpa adanya rangsang nyata terhadap indra. Kualitas dari persepsi itu dirasakan oleh penderita sangat jelas, substansial dan berasal dari luar ruang nyatanya. Definisi ini dapat membedakan halusinasi dengan mimpi, berkhayal, ilusi dan pseudohalusinasi (tidak sama dengan persepsi sesungguhnya, tetapi tidak dalam keadaan terkendali). Contoh dari fenomena ini adalah di mana seseorang mengalami gangguan penglihatan, di mana ia merasa melihat suatu objek, tetapi indra penglihatan orang lain tidak dapat menangkap objek yang sama. Halusinasi juga harus dibedakan dengan delusi pada persepsi, ketika indra menangkap rangsang nyata, tetapi persepsi nyata yang diterimanya itu diberikan makna yang berbeda (bizzare). Sehingga orang yang mengalami delusi lebih percaya kepada hal-hal yang tidak masuk logika. KlasifikasiHalusinasi dapat dibagi berdasarkan indra yang bereaksi saat persepsi ini terbentuk secara holistik atau keseluruhan, yaitu: Halusinasi penglihatanHalusinasi visual atau pengelihatan adalah mempersepsikan stimulus visual eksternal yang sebenarnya tidak ada,[1] atau dengan kata lain melihat sesuatu namun sebenarnya tidak ada. Meskipun tidak sama, hal ini seperti ilusi pengelihatan dimana suatu distorsi dari stimulus eksternal. Halusinasi pengelihatan diklasifikasikan sebagai berikut :
Untuk contoh, seseorang mungkin mengatakan meng-halusinasikan jerapah. Dalam simple visual hallucination hal ini merupakan sesuatu yang mempunyai kemiripan bentuk, warna dari jerapah (atau seperti jerapah) sedangkan dalam complex visual hallucination orang tersebut melihat dengan jelas bahwa itu tidak salah lagi adalah jerapah. Halusinasi pendengaranSebuah halusinasi pendengaran atau suara (inggris:auditory hallucination, paracusia[2]) adalah bentuk halusinasi yang mendengar suara tanpa ada stimulus atau sumber dari luar. Ada tiga kategori utama dalam mendengar suara : seseorang mendengar suara berbicara di pikiran/kepala, seseorang mendengar satu atau lebih sedang berdebat, atau seseorang yang mendengar suara bercerita atau bernarasi tentang apa yang di perbuatannya.[3] Tiga kategori ini tidak mencakup semua jenis dari halusinasi pendengaran. Halusinasi suara yang berupa musik juga ada, dalam hal ini orang lebih sering adalah mendengar potongan dari lagu yang mereka ketahui, atau mungkin juga original. hal ini mungkin juga muncul kepada orang yang ber-mental sehat tanpa diketahui penyebabnya.[4] Jenis lain dari halusinasi pendengaran termasuk exploding head syndrome dan musical ear syndrome. Yang terakhir, musik akan seseorang dengar di dalam pikiran mereka, biasanya lagu yang familiar. Halusinasi ini dapat disebabkan oleh :lesions pada brain stem (sering dikarenakan stroke), sleep disorders seperti narcolepsy, tumors, encephalitis, or abscesses.[5] Dan hal ini seharusnya di bedakan dari fenomena yang pada umumnya dialami oleh orang dengan earworms, atau ingatan musik yang selalu terdengar dalam pikiran seseorang. Dalam laporan juga disebutkan bahwa halusinasi musik dapat dialami karena mendengarkan musik dalam periode waktu yang lama.[6] Penyebab lainnya adalah gangguan pendengaran dan aktifitas epileptic.[7] Walaupun halusinasi pendengaran mempunyai stigma negatif sampai hari ini, banyak pemikir, pujangga, artis dan sarjana yang mendengar suara, seperti : suara setan yang bijak di Socrates, saint Joan of Arc, suara malaikat pada Rainer Maria Rilke yang menginspirasi Duino Elegies-nya, Carl Gustav Jung, Andy Warhol, Galileo, Pythagoras, William Blake, Winston Churchill, Robert Schumann and Gandhi dan yang lainnya.[8][9] Halusinasi penciumanhalusinasi penciuman (Inggris:Phantosmia (olfactory hallucinations)) adalah mencium suatu aroma yang sebernarnya tidak ada,[10] berbeda dengan parosmia (olfactory illusions) yang mencium suatu aroma yang benar-benar ada tetapi dianggap aroma lain, atau distorsi penciuman.[11] Di banyak kasus hal ini halusinasi ini tidak disebabkan sesuatu yang serius dan biasanya akan hilang seiring waktu.[10] Hal ini dapat disebabkan oleh nasal infections, nasal polyps, dental problems, migraines, head injuries, seizures, strokes, or brain tumors.[10][12] Terpapar suatu lingkungan terkadang dapat juga membuat halusinasi ini seperti merokok, bahan kimia (insektisida atau solvent) atau radiasi untuk pengobatan kepala atau cancer leher.[10] Dapat juga symptom dari beberapa mental disorder tertentu seperti depression, bipolar disorder, intoxication, substance withdrawal, or psychotic disorders (e.g., schizophrenia). Aroma atau bau yang di persepsikan biasanya tidak menyenangkan dan umumnya berupa bau sesuatu yang terbakar, kotor, menjijikkan, basi, atau bau bangkai.[10] Halusinasi pengecapanTipe halusinasi ini adalah persepsi rasa tanpa ada stimulus atau rangsangan. Halusinasi ini dimana biasanya aneh atau tidak menyenangkan merupakan hal yang umum pada seseorang yang mempunyai focal epilepsy terutama temporal lobe epilepsy. Bagian otak yang bertanggung jawab untuk halusinasi ini adalah insula dan superior bank sylvian fissure.[13][14] Halusinasi perabaanHalusinasi tactile atau perabaan adalah ilusi dari input perabaan, merasakan berbagai rabaan pada kulit atau organ lain. Salah satu tipe dari halusinasi ini adalah formication yakni sensasi binatang merayap di dalam kulit atau kuping[15] dan sering di asosiasikan dengan penggunaan cocaine yang lama.[16] Bagaimanapun formication mungkin juga hasil dari perubahan hormonal seperti menopause atau gangguan (disorder) seperti peripheral neuropathy, high fevers, Lyme disease, skin cancer dan lain sebagainya.[16] Penyebab halusinasi
Referensi
|