Share to:

 

Henri-Frédéric Amiel

Henri Frédéric Amiel (27 September 1821 – 11 Mei 1881) adalah seorang filsuf, penyair dan kritikus dari Swiss.

Dilahirkan di Jenewa pada 1821, ia adalah keturunan keluarga Huguenot yang mengungsi ke Swiss karena Edict of Nantes.

Kehilangan orangtuanya pada usia muda, Amiel berkelana dan bertemu dengan pemimpin-pemimpin intelektual di Eropa, mempelajari filosofi Jerman di Berlin. Pada 1849 ia ditunjuk sebagai profesor estetik di Academy of Jenewa, dan pada 1854 menjadi profesor filosofi moral. Jabatan-jabatan ini, didukung oleh democratic party, membuatnya kehilangan dukungan dari aristocratic party, yang merupakan sebagian besar dari kultur kota itu.

Kuburan pada tahun 2024.

Isolasi ini mengilhami satu bukunya yang paling terkenal, The Journal Intime, diterbitkan setelah kematiannya dan meraih reputasi di Eropa. Buku ini diterjemahkan ke bahasa Inggris oleh Mary A. Ward.

Walaupun ia tidak terlalu produktif, Amiel memiliki pikiran yang kuat, dan bukunya Journal meraih simpati setelah kematiannya Selain Journal, ia juga menulis beberapa jilid puisi dan menulis mengenai Erasmus, Madame de Stael dan penulis lainnya. Ia meninggal di Jenewa pada bulan Maret 1881.

Amiel dimakamkan di pemakaman Clarens di kanton Vaud.

Karya-karya puisi

  • Grains de mil
  • II penseroso
  • Part du rêve
  • Les Etrangères
  • Charles le Téméraire
  • Romancero historiquan
  • Jour à jour

Kutipan

  • Learn to limit yourself, to content yourself with some definite thing, and some definite work; dare to be what you are, and learn to resign with a good grace all that you are not and to believe in your own individuality.
  • The man who insists on seeing with perfect clearness before he decides, never decides.
  • Life is short and we have never too much time for gladdening the hearts of those who are traveling the dark journey with us. Oh, be swift to love, make haste to be kind!
  • The test of every religious, political, or educational system is the man that it forms.
  • Analysis kills spontaneity. The grain once ground into flour springs and germinates no more.
  • Truth is not only violated by falsehood; it may be equally outraged by silence


Kembali kehalaman sebelumnya