Hitler Nababan
Hitler Nababan, S.H. (lahir 23 Juli 1973) adalah seorang politikus kader Partai NasDem yang pernah menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Karawang dari Partai Demokrat dengan masa jabatan tahun 2014–2019. Kehidupan awalHitler lahir pada 23 Juli 1973 di Aceh, Indonesia. Hitler pindah ke Karawang pada tahun 1994. Sebelum terpilih menjadi anggota dewan, Hitler bekerja sebagai rentenir.[1] Karier politikHitler dicalonkan sebagai anggota legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Karawang dengan daerah pemilihan (dapil) Karawang 1 sebagai kader Partai Kasih Demokrasi Indonesia pada Pemilihan umum legislatif Indonesia 2009.[2] Hitler gagal maju sebagai anggota legislatif[3] dengan perolehan hanya 482 suara.[4] Menyusul kekalahannya, kemudian Hitler menjadi kader Partai Demokrat hingga dicalonkan kembali menjadi anggota legislatif daerah pemilihan Karawang 1 pada Pemilihan umum legislatif Indonesia 2014.[5] Dalam pemilihan umum ini, Hitler berhasil memperoleh 6.278 suara yang merupakan urutan kelima suara terbanyak di daerah pemilihan, sehingga memberinya kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Karawang.[6] Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah KarawangHitler dilantik bersama anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah lainnya tanggal 5 Agustus 2014 untuk masa jabatan lima tahun.[7] Dalam masa jabatan tersebut, Hitler duduk di Komisi C yang membawahi hal yang berkaitan dengan urusan pekerjaan umum, tata ruang, perhubungan, pertambangan dan energi, perumahan rakyat, lingkungan hidup, kebersihan, pertamanan, pengelolaan pelabuhan regional, pengolahan potensi laut, pariwisata, informatika dan multimedia.[8] Oleh sesama politisi, Hitler dikenal sebagai politikus yang kritis. Ahmad Ardiansyah, politikus kader Partai Hati Nurani Rakyat (HANURA) mengatakan bahwa Hitler sering mengajukan pertanyaan tajam kepada Pimpinan Dewan dalam sidang Badan Anggaran DPRD Karawang.[9] Dalam masa kerjanya, Hitler menerima aspirasi warga konstituennya, salah satunya dalam kunjungan kerja bulan Oktober 2015 dari warga kelurahan Karawang Wetan, Kecamatan Karawang Timur yang menyampaikan prioritas perhatian pemerintah terkait bidang pendidikan dan kesehatan terutama mengenai pelayanan BPJS Kesehatan yang belum optimal. Selain itu, beberapa warga masyarakat mengeluh mengenai minimnya sosialisasi tentang tahapan pemilukada, bahkan terdapat beberapa warga yang tidak mengenal calon Bupati dan Wakil Bupati Karawang yang akan maju dalam rangka Pemilihan umum Bupati Karawang 2015. Meskipun demikian, banyak masyarakat yang mengapresiasi pembangunan infrastruktur terutama sarana jalan dan perbaikan drainase.[10] Dalam suatu wawancara dengan media Karawang Bekasi Ekspres bulan Oktober 2018, Hitler menyampaikan pokok pikirannya mengenai pembangunan infrastruktur di daerah tertinggal, terurama pembangunan jalan tapak atau jalan lingkungan bagi wilayah yang belum tersentuh pembangunan agar distribusi hasil pertanian berjalan lancar.[11] Hitler juga menyatakan dukungannya atas perbaikan sarana jalan dengan mendorong Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) memprioritaskan perbaikan jalan-jalan yang rusak karena kurangnya perawatan.[12] InsidenBulan April 2018, Hitler mengunggah sebuah meme bergambar tokoh mantan Ketua MPR Amien Rais dan pimpinan ormas Front Pembela Islam (FPI) Muhammad Rizieq Shihab tengah berboncengan menaiki mesin kompresor udara yang melayang dengan tambahan tulisan pesawat pengintai. Meme tersebut diunggah di grup WhatsApp internal Badan Anggaran DPRD Karawang.[13] Hitler sudah diperingatkan oleh rekan-rekan dan Ketua Fraksi Partai Demokrat, Pendi Anwar dan telah meminta maaf di grup tersebut, tetapi unggahan Hitler menjadi ramai tanggal 22 Mei 2018 dan tangkapan layar meme tersebut tersebar ke publik sehingga memantik amarah massa. Kemudian massa yang mengatasnamakan Forum Masyarakat Karawang (FMK) datang beramai-ramai ke Gedung DPRD Karawang mencari Hitler.[14] Lalu Pendi Anwar dan seorang rekannya dari Fraksi Partai Demokrat, Ahmad Rifai berinisiatif menghadirkan Hitler dan meminta maaf kepada masyarakat. Saat Pendi dan Hitler masuk ke ruang Muspida Gedung Paripurna DRPD Karawang untuk merumuskan dialog, massa kemudian mendesak masuk dan mengeroyok Hitler yang menyebabkan luka di wajah.[15] Tak lama kemudian, Kepala Kepolisian Resor Karawang, Ajun Komisaris Besar Polisi Slamet Waloya dan Wakil Bupati Karawang, Ahmad Zamakhsyari tiba di lokasi kejadian dan berbicara dengan pihak-pihak terkait untuk menenangkan suasana. Adapun Hitler dievakuasi ke rumah sakit setelah Gedung Paripurna tak lagi dikepung.[14] ReaksiMenyusul insiden tersebut, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Karawang, Cellica Nurrachadiana menyampaikan permohonan maaf atas nama DPC Partai Demokrat Karawang dan seluruh kader Partai dalam rangka mediasi yang dilakukan dengan seluruh pihak terkait di aula Markas Kepolisian Resor (mapolres) Karawang tanggal 23 Mei 2018.[16] Dalam pernyataannya, Cellica yang juga menjabat sebagai Bupati Karawang tersebut masih merundingkan soal sanksi yang akan dijatuhkan kepada Hitler dengan pihak DPC dan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat. Sementara Hitler sendiri menyerahkan keputusan tersebut ke Partai dan siap melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Partai, setelah sebelumnya telah menyampaikan permohonan maaf kepada Amien Rais, Muhammad Rizieq Shihab dan umat islam serta berjanji untuk tidak mengulangi perbuatannya. Hitler juga berterima kasih kepada Forum Masyarakat Karawang dan seluruh elemen masyarakat Karawang yang telah mengingatkannya atas kelalaiannya tersebut.[17] Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Agus Hermanto juga mengingatkan para kader untuk tidak berbuat hal serupa yang akan membuat konstituen tersinggung dan akan membahas sanksi kepada Hitler ini di Mahkamah Kehormatan Partai baik di tingkat DPP, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dan DPC Partai.[18] Sementara itu, Ketua Bantuan Hukum Front Pembela Islam (FPI), Sugito Atmo Prawiro menyatakan tindakan yang dilakukan Hitler tidak dapat ditolerir dan meminta pihak Kepolisian untuk memeriksa Hitler yang telah memicu pengeroyokan oleh sejumlah massa.[19] Kemudian Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN), Drajad Wibowo menyatakan bahwa PAN tidak marah terhadap tindakan tersebut dan berlapang dada serta meminta semua pihak arif dalam memakai media sosial.[20] Pemilu 2019Hitler kembali dicalonkan sebagai anggota legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Karawang dengan daerah pemilihan (dapil) Karawang 6 dalam Pemilihan umum legislatif Indonesia 2019,[21] tetapi Hitler gagal maju sebagai anggota legislatif walaupun Partai Demokrat mendapatkan 2 kursi untuk daerah pemilihan (dapil) Karawang 6.[22] Referensi
|