Share to:

 

Huruf dominis

Huruf dominis atau huruf hari Minggu adalah suatu metode yang digunakan untuk menentukan suatu hari dalam seminggu untuk tanggal tertentu. Bila menggunakan metode ini, setiap tahun diberikan sebuah huruf (atau pasangan huruf untuk tahun kabisat) tergantung pada tahun tersebut dimulai pada hari apa.

Huruf dominis berasal dari kebiasaan Bangsa Romawi yang menandai urutan berulang dari delapan huruf A–H (dimulai dengan A pada tanggal 1 Januari) pada batu kalender untuk menunjukkan posisi masing-masing hari di pasar mingguan delapan hari (nundinae, berasal dari kata nonus, yaitu 'sembilan', mengingat budaya berhitung mereka memakai gaya pencacahan inklusif). Setelah pengenalan agama Kristen, urutan yang mirip yang terdiri dari huruf A–G ditambahkan berdampingan, dan terhitung pula mulai tanggal 1 Januari. Huruf dominis menandai hari Minggu. Saat ini metode ini hanya digunakan sebagai bagian dari computus, yang merupakan metode menghitung tanggal Paskah.

Tahun biasa ditandai dengan satu huruf dominis, yang menunjukkan hari berhuruf tertentu adalah hari Minggu pada tahun tertentu (karena sesuai dengan namanya dari bahasa Latin dominica, yaitu hari Minggu). Misalnya tahun 2017 adalah tahun A, yang menunjukkan bahwa semua hari A adalah hari Minggu, dan dengan kesimpulan bahwa tanggal 1 Januari 2017 adalah hari Minggu. Tahun kabisat diberi dua huruf. Huruf pertama berlaku untuk tanggal 1 Januari – 28 Februari (atau 24 Februari, lihat di bawah), yang kedua untuk sisa tahun tersebut.

Pada tahun kabisat, hari kabisat bisa saja memiliki huruf dominis ataupun tidak. Huruf ini ada pada versi Katolik, tetapi tidak ada pada tahun 1662 dan versi Anglikan. Versi Katolik menggandakan hari keenam (pencacahan inklusif, berarti pada tahun biasa jatuh pada tanggal 24 Februari) sebelum tanggal 1 Maret pada tahun biasa. Hal ini terjadi karena tanggal 24 Februari pada tahun biasa ditandai 'dupleks' sehingga kedua bagian dari hari berganda tersebut memiliki huruf dominis F.[1][2][3] Versi Anglikan menambahkan satu hari tambahan yaitu 29 Februari, yang tidak ada pada tahun biasa, ketika tahun kabisat, meskipun tanggal tersebut tidak memiliki huruf dominis.[4][5]

Pada kedua kasus, semua tanggal yang lain memiliki huruf dominis yang sama setiap tahun, kecuali hari-hari pada tahun kabisat yang berubah sebelum dan sesudah hari kabisat, 24 atau 29 Februari.

History

Menurut Thurston (1909), huruf dominis adalah:

sebuah perangkat yang diadopsi dari bangsa Roma oleh ... kronolog untuk membantu mereka menemukan hari dalam seminggu menurut tanggal tertentu, dan secara tidak langsung untuk memfasilitasi penyesuaian 'Proprium de Tempore' ke 'Proprium Sanctorum' saat membuat kalender gerejawi untuk setiap tahun."

Thurston melanjutkan bahwa Gereja Kristen, dengan "sistem perayaan tetap atau berganti-ganti hari yang rumit" telah lama risau dengan regulasi dan pengukuran waktu, ia menyatakan: "Untuk menjamin keseragaman dalam ibadah perayaan dan puasa, [Gereja] mulai, bahkan di usia patristik, untuk menyediakan sistem computus, atau sistem perhitungan [waktu matematis], dimana hubungan matahari dan tahun lunar mungkin bisa ditentukan dan perayaan Paskah bisa ditentukan." Dia melanjutkan, bahwa secara alami ini "mengadopsi metode astronomi yang sebelumnya, serta metode-metode dan metodologi milik mereka setelah menjadi tradisional, yang diabadikan dalam suatu ukuran sampai hari ini, bahkan dalam kalender yang diperbarui, dalam pembukaan untuk Brevir dan Missal." Dia kemudian mencatat bahwa:

Orang Romawi terbiasa membagi tahun menjadi nundinæ, periode delapan hari; dan dalam fasti pualam mereka, atau kalender, yang masih tersisa banyak spesimen, mereka menggunakan delapan huruf pertama dalam alfabet [A hingga H] untuk menandai hari-hari yang disusun dalam setiap periode apapun. Ketika periode tujuh hari Oriental, atau pekan, diperkenalkan pada masa Augustus, tujuh huruf pertama alfabet digunakan dengan cara yang sama untuk menunjukkan hari-hari dari pembagian waktu yang baru... [catat juga bahwa] fragmen kalender pada marmer tersebut masih bertahan di mana keduanya terdiri dari delapan huruf — A hingga H — menunjukkan nundinae, dan satu siklus tujuh huruf — A hingga G — menunjukkan pekan, digunakan berdampingan (lihat "Corpus Inscriptionum Latinarum", edisi ke 2, I, 220 ... [di mana] keganjilan yang sama terjadi dalam Kalender Philocalian tahun 356 M, ibid., Hal.256) ...

dan kemudian perangkat ini digunakan oleh orang-orang Kristen.

Siklus huruf dominis

Thurston (1909) mencatat bahwa "hari-hari dalam setahun dari 1 Januari s. d. 31 Desember ditandai dengan siklus berulang kontinu tujuh huruf: A, B, C, D, E, F, G... [dan bahwa huruf] A selalu mewakili 1 Januari, B mewakili 2 Januari, C mewakili 3 Januari, dan sebagainya..." sehingga huruf G jatuh pada 7 Januari.

Dia mencatat pula bahwa A jatuh lagi pada "8 Januari, dan juga, alhasil, pada tanggal 15 Januari, tanggal 22 Januari dan 29 Januari. Menggunakan cara tersebut, 30 Januari ditandai dengan B, 31 Januari dengan C, dan 1 Februari dengan D."

Ketika metode ini dijalankan pada semua hari dalam tahun biasa (bukan tahun kabisat), maka "D sama dengan tanggal 1 Maret, G dengan 1 April, B dengan 1 Mei, E dengan 1 Juni, G dengan 1 Juli, C dengan 1 Agustus, F dengan 1 September, A dengan 1 Oktober, D dengan 1 November, dan F dengan 1 Desember"; hasil urutan ADDGBEGCFADF menurut Thurston, adalah salah satu "yang ingin Durandus ingatkan dengan bait berikut:

Alta Domat Dominus, Gratis Beat Equa Gerentes Contemnit Fictos, Augebit Dona Fideli."[6]

Found Alta Domat Dominus? Gratis Beat Equa Gerentes ?Contemnit Fictos? Augebit Dona Fideli???ref name?CatholicFull???blockquote?????UNIQ--nowiki-0000000A-QINU????text, Bait lainnya yang serupa adalah "Add G, Beg C, Fad F," dan "At Dover dwell George Brown, Esquire; Good Christopher Finch; and David Fryer."

Bulan L
Januari dan Oktober. A
Mei. B
Agustus. C
Februari, Maret dan November. D
Juni. E
September dan Desember. F
April dan Juli. G
Januari, April dan Juli. AG
Oktober. BA
Mei. CB
Februari dan Agustus. DC
Maret dan November. ED
Juni. FE
September dan Desember. GF
  • Jika huruf (L) dari hari pertama dalam satu bulan adalah huruf dominis dari suatu tahun, Maka pada bulan tersebut terdapat Jumat-13 (yaitu hari Jumat tanggal 13 dalam bulan tersebut). Artinya jika hari pertamad dalam bulan tersebut adalah hari Minggu, maka hari ketigabelasnya adalah hari jumat.

Secara jelas, Thurston melanjutkan, "jika tanggal 1 Januari adalah hari Minggu, hari-hari lain yang ditandai dengan huruf A akan menjadi hari Minggu; Jika 1 Januari adalah hari Sabtu, hari Minggu akan jatuh pada tanggal 2 Januari yang ditandai dengan huruf B, dan semua hari-hari lain yang diberi tanda B akan menjadi hari Minggu; Jika 1 Januari adalah hari Senin, maka hari Minggu jatuh pada tanggal 7 Januari, dengan tanda G, dan semua hari yang ditandai dengan huruf G akan menjadi hari Minggu."

Thurston kemudian menambahkan bahwa kesulitan muncul pada kasus tahun kabisat, yang memiliki satu hari ekstra. Secara Tradisional, kalender gerejawi Katolik memperlakukan 24 Februari ("bissextus" atau dupleks) sebagai hari tambahan, dan oleh karenanya hari tersebut adalah hari kabisat bangsa Romawi (bis sextus ante Kalendas Martii), dengan perayaan-perayaan yang biasanya diadakan pada tanggal 24-28 Februari dipindahkan ke 25-29 Februari. Kalender Anglikan dan sipil memperlakukan 29 Februari sebagai hari tambahan, dan tidak menggeser perayaan dalam cara yang disebutkan di atas. Tapi dalam kedua kasus, berhubungan dengan tahun kabisat, Thurston menjelaskan, "tanggal 1 Maret nantinya akan lebih cepat sehari dari tanggal 1 Februari, atau, dengan kata lain, untuk sisa tahun tersebut [dari hari kabisat hingga akhir tahun] hari-hari Minggu lebih cepat sehari dari hari-hari pada tahun biasa."

Dengan demikian tahun kabisat diberikan dua Huruf Dominis. sebagai contoh, pada tahun 2020 (= ED), semua hari E sebelum hari kabisat adalah hari Minggu, dan semua hari D untuk sisa tahun ini.

Huruf dominis tahunan

huruf dominis dari setahun menyediakan hubungan antara suatu tanggal dan harinya. Berikut ini adalah penyesuaian antara huruf dominis dan hari-hari dalam tahun biasa atau kabisat tertentu:

Kalender Gregorian berulang setiap 400 tahun (empat abad) sekali. Satu siklus Gregorian, yang terdiri dari 400 tahun, terdapat:

  • 44 buah tahun biasa untuk masing-masing huruf dominis tunggal D dan F;
  • 43 buah tahun biasa untuk masing-masing huruf dominis tunggal A, B, C, E, dan G;
  • 15 buah tahun kabisat untuk masing-masing huruf dominis ganda AG dan CB;
  • 14 buah tahun kabisat untuk masing-masing huruf dominis ganda ED dan FE;
  • 13 buah tahun kabisat untuk masing-masing huruf dominis ganda BA, DC, dan GF.

Kalender Julian berulang setiap 28 tahun sekali. Dari 28 tahun dalam satu siklus kalender Julian, yang terdiri dari 28 tahun, terdapat:

  • 3 buah tahun biasa untuk masing-masing huruf dominis tunggal A, B, C, D, E, F, dan G;
  • 1 tahun kabisat untuk untuk masing-masing huruf dominis ganda BA, CB, DC, ED, FE, GF, dan AG.

Referensi

  1. ^ Peter Archer, The Christian Calendar and the Gregorian Reform (New York: Fordham University Press, 1941) p.5.
  2. ^ Bonnie Blackburn, Leofranc Holford-Strevens, The Oxford Companion to the Year (Oxford: Oxford University Press, 1999), p.829.
  3. ^ Calendarium Diarsipkan February 15, 2005, di Wayback Machine. (Calendar attached to the papal bull "Inter gravissimas").
  4. ^ "Anno vicesimo quarto Georgii II. c.23" (1751), The Statutes at Large, from Magna Charta to the end of the Eleventh Parliament of Great Britain, Anno 1761, ed. Danby Pickering, p.194.
  5. ^ J. K. Fotheringham, "Explanation: The Calendar", The Nautical Almanac and Astronomical Ephemeris for the year 1931, pp.735-747, p.745, ... 1938, pp.790–806, p.803.
  6. ^ a b c Thurston, H. (1909). Dominical Letter. In The Catholic Encyclopedia. New York: Robert Appleton Company. see New Advent at [1], accessed 27 January 2015.

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya