Hutan Bakau Karangsong
Hutan Bakau Karangsong adalah sebuah hutan bakau sekaligus objek wisata yang terletak di Pantai Karangsong, di desa Karangsong, kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu. GeografiHutan dengan luas sekitar 5,6 Ha [1] ini merupakan daerah penahan abrasi dari Laut Jawa. Kawasan penanaman bakau ini berada di tepi Sungai Praja Gumiwang atau disebut Sungapan Song.[2] Hutan tersebut telah terkikis sejak tahun 2008 dan masih terus tumbuh, sehingga jejak karbonnya masih moderat, yaitu sebesar 19,818 ton C per hektar. Hutan bakau yang telah ada selama 25 tahun biasanya memiliki kandungan karbon sebesar 182,5 ton C per hektar.[3] SejarahKerusakan hutanHutan bakau Karangsong gugur sekitar tahun 1970-1980. Pada tahun 1983, deforestasi mulai muncul setelah Sungai Cimanuk membanjiri Dhusun Waledan di Desa Lamaran Tarung. Erosi sungai membuat Desa Karangsong tidak memiliki sedimen yang pada akhirnya menyebabkan abrasi.[4] Selain itu, deforestasi bakau meningkat ketika pohon windu menjadi tren pada tahun 1995. Pada saat yang sama, hutan bakau ditebang oleh banyak orang untuk dijadikan tambak orang windu. Sayangnya, wilayah pesisir tidak terlindungi dari arus laut yang menyebabkan terjadinya abrasi. Sehingga, tambak itu ditinggalkan oleh orang-orang.[4] Pengembalian hutanHutan bakau telah dibuka sejak tahun 2008 oleh Kelompok Tani Lestari dengan mengembalikan kondisi hutan seperti semula. Upaya tersebut pada awalnya sering menemui kegagalan karena lahan yang akan direstorasi memiliki Hak Guna Usaha (HGU) untuk tambak. Oleh karena itu, pada tahun 2009, Peraturan Desa (Perdes) No. 9 dirilis untuk melestarikan kawasan ini. Di bawah pemerintahan desa, 2,5 hektar lahan tidak cocok untuk budidaya (usaha) ditetapkan sebagai area konservasi bakau. Masyarakat yang diketahui terbukti merusak bakau akan dipaksa menanam 100 pohon bakau baru sampai tumbuh.[4] Menjadi atraksi wisataHutan ini dikembangkan menjadi ekowisata sejak 2010 hingga 2014 melalui program CSR PT Pertamina Refinery Unit VI Balongan.[3] Pada awalnya, 5.000 pohon ditanam di hutan ini.[2] Pada 2012, 10.000 pohon ditanam. Pada tahun 2014, dibangun jalan kayu sepanjang 750 meter bagi wisatawan yang ingin melintasi hutan bakau.[4] Pada tahun 2015, tempat ini dirancang sebagai pusat bakau untuk Indonesia bagian barat oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, saat pembukaan Festival Mangrove Karangsong. Dengan demikian, Hutan Bakau Karangsong diharapkan menjadi pusat perhatian ekosistem dan laboratorium.[3] Pada tahun 2017, Hutan Bakau Karangsong ditetapkan sebagai pusat pengembangan dan penelitian bakau untuk pantai barat Indonesia, sedangkan hutan bakau di Surabaya ditetapkan sebagai pusat pengembangan dan penelitian untuk pantai timur Indonesia.[5] PenghargaanKelompok konservasi hutan bakau ini mendapatkan dua penghargaan terkait upayanya memulihkan erosi . Penghargaan tersebut merupakan Penghargaan Penyelamatan Lingkungan dari Bupati Indramayu dan Raksa Prasada bagi masyarakat/kelompok yang peduli terhadap pembangunan Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Barat.[4] Rujukan
|