Imam Budi Hartono
Ir. H. Imam Budi Hartono, M.Si, populer dengan nama akronim IBH (lahir 8 Agustus 1968) adalah musisi dan politikus asal Indonesia yang menjabat sebagai Wakil Wali Kota Depok sejak 26 Februari 2021. Dia berkiprah di dunia politik ketika dirinya menganggotai Partai Keadilan bersama para aktivis lainnya di awal masa reformasi. Selain itu, Imam juga terlibat dalam pembentukan Depok sebagai sebuah kota madya dan termasuk salah satu legislator pertama di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Depok. Imam memimpin Partai Keadilan Kota Depok sejak dibentuk pertama kalinya pada 1999 sampai 2000. Kemudian, ia terpilih untuk kedua kalinya secara tidak berturut-turut sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Keadilan Sejahtera Kota Depok sejak 28 Desember 2020, menggantikan Hafid Nasir.[1] Kehidupan pribadiImam Budi Hartono lahir di Setiabudi, Jakarta Selatan, yang merupakan putra dari Sugiman yang berasal dari Kebumen, Jawa Tengah dan Sadati dari Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat.[2][3] Nama "Hartono" diberikan oleh ayahnya yang terinspirasi dari nama mantan atlet bulutangkis Rudi Hartono.[4] Keluarganya memiliki keterbatasan ekonomi dengan latar belakang ayahnya sebagai sopir dan ibunya sebagai ibu rumah tangga. Sejak kecil, ia tinggal di Kukusan, Beji, Depok. Ia menempuh pendidikan dasarnya di SD Muhammadiyah XII, Jakarta dari 1975 sampai 1981. Kemudian meneruskan jenjang sekolah menengah di SMP Negeri 58 Jakarta hingga 1984 dan SMA Negeri 3 Jakarta hingga 1987. Sejak sekolah menengah atas, Imam telah membantu ekonomi keluarga dengan berjualan dan berdagang. Ia juga terlibat dalam organisasi ekstrakulikuler seperti Organisasi Siswa Intra Sekolah dan rohani Islam, sampai pada saat kuliah mengikuti organisasi sosial dan keagamaan di masyarakat. Selain itu, ia selalu rutin membersihkan dan juga pernah tinggal di masjid, terutama saat kuliah dikarenakan jarak antara masjid dengan Fakultas Teknik Petrokimia Universitas Indonesia dekat. Pernikahannya dengan Etty Maryati Salim bermula ketika mereka dipertemukan secara taaruf selama sebulan sebelum melangsungkan akad.[5] Proses taaruf dilakukan melalui guru mengaji dari keduanya. Pada 12 Januari 1992, Imam menikahi Etty dan dikaruniai lima orang anak. Masa muda dan pekerjaanDi masa perkuliahannya, Imam mengajar di Sekolah Teknik Menengah Pancoran Mas dan Sekolah Menengah Atas Hang Tuah, Jakarta. Kemudian, ia juga menjadi seorang aktivis yang terlibat aktif di berbagai organisasi religius. Bahkan, Imam diajak oleh rekannya untuk bergabung sebagai kader Partai Keadilan, partai berbasis Islam di masa awal reformasi. Hal itulah yang membawanya ke dunia politik dan menjadi seorang legislator Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Depok dari Fraksi Madani pada 1999. Selama menjabat anggota legislatif Kota Depok, Imam bersama dengan Panitia Khusus Hari Jadi Kota Depok merancang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Depok di awal pembentukannya seusai memisahkan diri dari Kabupaten Bogor. Selain itu, ia juga menduduki kursi pimpinan Fraksi Partai Keadilan Sejahtera sebagai ketua dari 1999 sampai 2009. Setelah menjadi anggota legislatif di tingkat kota, Imam kemudian mencalonkan diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Barat pada Pemilu Legislatif 2009 dan berhasil menduduki kursi legislatif daerah pemilihan Jawa Barat II. Ia dilantik pada 31 Agustus 2009.[6] Selama menjabat, Imam menaruh perhatian terhadap organisasi Karang Taruna dengan memfasilitasi dan mendorong kegiataan kepemudaan di Jawa Barat.[7] Pada Pemilu Legislatif 2014, Imam gagal meraih suara dukungan sebagai calon legislatif untuk daerah pemilihan Jawa Barat VIII yang meliputi Kota Depok dan Kota Bekasi. Setelah Nur Supriyanto mundur, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Barat memutuskan untuk melantik Imam sebagai penggantinya pada 23 April 2018.[8] Ia dilantik bersama dengan Bedi Budiman dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Memasuki periode ketiganya sebagai anggota legislatif Jawa Barat, dia berhasil mempertahankan kursi untuk daerah pemilihan yang sama pada Pemilu Legislatif 2019. Imam mengetuai Komisi IV pada 2 September 2019. Pada 14 Agustus 2020, dia mengajukan pengunduran diri setelah diputuskan oleh partainya untuk maju sebagai calon Wakil Wali Kota Depok.[9] Penggantinya adalah Asep Arwin Kotsara yang dilantik pada tanggal 5 Januari 2021.[10] Wakil Wali Kota Depok (2021–sekarang)Partai Keadilan Sejahtera mengadakan Pemilihan Internal Raya atau Pemira dalam menghadapi Pilkada Depok 2020.[11] Tujuannya adalah menyusun daftar calon potensial untuk dicalonkan sebagai Wali Kota Depok, baik dari kalangan internal maupun eksternal partai. Imam sebagai salah satu kader Partai Keadilan Sejahtera termasuk ke dalam daftar bakal calon Wali Kota termasuk Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Keadilan Sejahtera Kota Depok periode 2015–2020, Hafid Nasir. Seiring berjalannya waktu, nama-nama calon potensial semakin mengerucut terhadap tiga nama, yakni Imam Budi Hartono, Hafid Nasir, dan Farida Rahmayanti.[12] Meski mendorong dan mengutamakan kader internal untuk diusung sebagai calon Wali Kota, PKS pada akhirnya mengusung Mohammad Idris dari nonpartisan sebagai calon Wali Kota dan Imam sebagai pendampingnya.[13] Pencalonannya disokong oleh Koalisi Tertata Adil Sejahtera, sebuah gabungan partai politik berideologi nasionalisme dan religius.[14] Berbagai elemen masyarakat bersama koalisinya menghantarkan Idris dan Imam dalam pendaftaran pasangan calon ke Komisi Pemilihan Umum Daerah Kota Depok.[15] Setelah berkas pendaftarannya diterima, pasangan calon ini mulai melakukan kampanye pertama pada tanggal 26 September 2020 dengan lokasi yang berbeda-beda.[16] Mereka mengusung slogan "Depok Maju, Berbudaya, dan Sejahtera". Atas kepercayaan masyarakat dan pemilih, pasangan calon Idris dan Imam memperoleh kemenangan dalam Pilkada Depok 2020. Hasilnya, mereka meraup 415.657 atau 55,54% suara dari seluruh pemilih yang memberikan suara di Kota Depok.[17] Itu artinya, Mohammad Idris kembali mengekalkan kekuasaan sebagai seorang Wali Kota bersama dengan wakilnya yang baru, Imam Budi Hartono. Mereka diumumkan melalui rapat pleno Komisi Pemilihan Umum Daerah Kota Depok sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok terpilih untuk masa jabatan 2021–2024.[18] Pada 18 Februari 2021, Imam terkonfirmasi positif Covid-19 bersama istrinya, Etty Maryati Salim berdasarkan hasil tes swab PCR[19] yang dilakukan pada 17 Februari 2021.[20] Mereka dirawat di Rumah Sakit Mitra Keluarga, Kota Depok. Imam merasakan gejala ringan, seperti batuk dan flu, sedangkan istrinya mengalami pusing. Hingga akhirnya, mekanisme pelantikannya sebagai Wakil Wali Kota Depok harus dilaksanakan di rumah sakit melalui virtual.[21] Imam dinyatakan negatif COVID-19 pada 26 Februari 2021. Ia bersama dengan Mohammad Idris resmi dilantik pada 26 Februari 2021.[22] Riwayat Organisasi
Kampanye sebagai calon wali kota2015 dan 2020Pada Pilkada 2015, Imam mendeklarasikan diri maju berkontestasi sebagai kandidat wali kota.[25] Beberapa tokoh telah menyampaikan dukungannya kepada Imam, seperti Deddy Mizwar.[26] Selain Deddy, ia mengklaim mendapat dukungan dari Nur Mahmudi Ismail, Ahmad Heryawan, hingga mantan menteri di pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, Adhyaksa Dault.[27] Bahkan, ia turut membentuk relawan di akar rumput sebagai logistik pemenangan sebagai bakal calon wali kota. Meski belum diumumkan PKS sebagai kandodat wali kota, Imam telah memeroleh dukungan dari Hanura yang memiliki dua kursi di DPRD Kota Depok.[28] Imam sempat diisukan akan berpasangan dengan Andre Taulany, aktris yang pernah menjadi calon wakil wali kota di Tangerang Selatan, dengan slogan dari bakal pasangan calon ini adalah "Dukung Depok Beriman" yang merupakan akronim dari "Bersama Imam dan Andre Taulany".[29] Pencalonan keduanya direspons positif oleh masyarakat yang dinilai sebagai kandidat yang mengusung politik kepemudaan.[30] Di sisi lain, ia mendapat pesaing yang kompetitif dari kalangan profesional, yakni Mohammad Idris, Wakil Wali Kota petahana Depok.[31] Idris unggul di kalangan internal PKS berdasarkan hasil penjaringan. Keduanya menyampaikan ide dan memiliki pemikiran yang berbeda, di mana Imam mengapresiasi kinerja Nur Mahmudi, sedangkan Idris memandang perlunya meningkatkan kinerja yang telah dikerjakan sebelumnya.[32] Pada akhirnya, Idris dicalonkan oleh PKS sebagai kandidat wali kota.[33] Pada Pilkada 2020, Imam kembali berhadapan dengan Idris di dalam pemilihan internal raya yang digelar pada 2019.[34] Untuk maju pada pencalonan, ia membentuk tim pemenangannya dengan menjadikan Prihandoko sebagai ketua.[35] Ia memakai slogan "Muda, Visioner, dan Merakyat" pada saat pendeklarasian dirinya untuk berkompetisi pada pilkada 2020. Imam awalnya lolos ketika namanya masuk ke dalam tiga besar pada pemilihan internal raya.[36] Namun, PKS bermanuver untuk mengusung kembali Idris sebagai calon wali kota yang sebelumnya tidak diperhitungkan partai dan memasangkannya dengan Imam.[37] 2024
Imam dalam kampanyenya mengusung tema keberlanjutan terhadap kepemimpinan Nur Mahmudi dan Idris yang sebelumnya memimpin Kota Depok.[39] Ia juga memberikan dukungan kepada pemerintahan pusat yang dipimpin oleh Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dalam rangka implementasi kebijakan pusat di Depok.[40] Selain itu, ia mengemukakan kebijakan populis yang bersifat religiusitas sehingga ideologi politiknya mengarah kepada konservatisme agama, yakni program kerohanian.[41] Politik hijau turut digelorakan Imam pada prapendaftarannya sebagai kandidat pada pemilihan wali kota.[42] Imam yang berpasangan dengan Ririn, seorang dokter yang juga menantu dari Ahmad Rafiq. Pasangan calon ini menggunakan dangdut karya Ahmad Rafiq sebagai pengiring kampanyenya dengan improvisasi, seperti Gaya Jenaka.[43] Bait pertama tetap dipertahankan, sedangkan bait-bait selanjutnya diimprovisasi. Penghargaan
Bibliografi
DiskografiKarier solo
Kolaborasi
Sejarah elektoral
KontroversiKonflik dengan Afifah AliaKetika menjadi kandidat wakil wali kota pada 2020, Imam bersama Mohammad Idris, serta kandidat lainnya memenuhi seleksi uji kesehatan di Rumah Sakit dr. Hasan Sadikin pada tanggal 8 September 2020.[47] Ruang isolasi menjadi penyekat bagi kandidat yang akan diuji kesehatan. Saat itu, Imam berkelakar kepada rivalnya, Afifah Alia, yang diakuinya sebagai pelecehan secara verbal.[48] Afifah mendengar ujar Imam kepadanya: "Sekamar sama saya saja, Bu Afifah!". Kemudian, Idris merespons dengan menuding jari ke arah Imam sambil tertawa. Akan tetapi, Imam menangkal klaim tersebut.[49] Ia mengklaim bahwa perkataannya terpotong sehingga dianggap mengubah makna kalimat. Ia menanggapi jika diperkenankan untuk berdua dalam satu ruangan, maka dirinya bisa seruangan dengan Afifah, cucunya. Afifah Alia ditudingnya tidak mendengar kalimat tersebut. Merespons hal tersebut, Idris yang turut bersama mereka saat pemeriksaan kesehatan mengonfirmasi klarifikasi dari Imam.[50] Kasus tersebut kembali dinaikkan oleh Afifah ketika debat ketiga.[51] Ia trauma atas peristiwa yang telah menimpanya beberapa bulan sebelumnya. Hal ini membuat dia tidak sudi berbalas pesan dengan Imam melalui aplikasi WhatsApp. Afifah memiliki persepsi bahwa Imam tidak mempunyai seorangpun cucu yang bernama Afifah sehingga Imam dituduhnya melakukan pelecehan. Pada akhirnya, Imam tampil memohon maaf kepada Afifah dan memberi pernyataan klarifikasi terkait pembelaan dirinya. Peluncuran singelImam berencana merilis lagu "Oh, Arofah" di kanal YouTube miliknya pada 10 Juli 2021, mengingat pada saat itu menjelang Idul Adha.[52] Tujuannya adalah untuk mengungkapkan rasa rindu terhadap pelaksanaan ibadah haji di Makkah yang tidak dapat dikunjungi sejak setahun belakangan akibat pandemi Covid-19.[53] Akan tetapi, muncul kritik dari warganet yang menilai kurang pantas apabila seorang pejabat publik merilis lagu di tengah masa-masa bekerja. Segala kritik yang muncul berkonotasi negatif membuat Imam batal merilis lagu tersebut.[54] Sebelumnya, ia telah merilis lagu yang sama pada tahun 2017. Sayembara terima kasihPada Desember 2022, Imam menuai kontroversi setelah mengumumkan sayembara bagi masyarakat Kota Depok yang mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kota Depok atas pembangunan infrastruktur yang dibangun oleh pemerintah kota sepanjang tahun 2022.[55] Ucapan terima kasih tersebut direkam melalui video, kemudian diunggah di akun media sosial. Dia mengklaim bahwa masyarakat merasa puas akan kinerja pemerintah kota dan perlu diekspresikan melalui rekaman video. Menurut Trubus Rahadiansyah, seorang pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti, bahwa ajakan Imam kepada masyarakat terkesan meminta dan memaksa, sehingga dianggap melemahkan kepemimpinannya.[56] Referensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Imam Budi Hartono.
|