Indonesia, Go Open SourceIndonesia, Go Open Source! (disingkat IGOS) adalah program yang diluncurkan pada 2004 oleh Pemerintah Indonesia untuk mengadopsi perangkat lunak bebas dan sumber terbuka dan standar terbuka di Indonesia, terutama di badan pemerintah umum.[1] Dimulai sebagai respon atas meningkatnya pembajakan perangkat lunak di Indonesia, program ini menyatakan tujuannya untuk "memperkuat sistem teknologi informasi nasional dan untuk memanfaatkan perkembangan teknologi informasi global melalui pengembangan dan pemanfaatan software open source.[2] IGOS dimulai dalam sebuah deklarasi bersama pada 30 Juni 2004 oleh Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara, Kementerian Kehakiman dan HAM, dan Kementerian Pendidikan Nasional. Program ini ditetapkan selesai pada 31 Desember 2011 dengan harapan bahwa semua badan pemerintah sudah mengadopsi perangkat lunak bebas dan sumber terbuka.[3] Deklarasi BersamaPada tanggal 30 Juni 2004, program IGOS dideklarasikan secara bersama oleh Menteri Riset dan Teknologi Hatta Rajasa, Menteri Kommunikasi dan Informasi H. Syamsul Mu'arif, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara H. M. Feisal Tamin, Menteri Kehakiman dan HAM Yusril Ihza Mahendra, dan Menteri Pendidikan Nasional Abdul Malik Fadjar. Deklarasi ini dikuatkan dengan deklarasi 18 kementerian dan lembaga setara kementerian pada Juni 2008.[4] Isi dari deklarasi tersebut yaitu:
KegiatanDirektori Open Source IndonesiaKementerian Riset dan Teknologi Republik Indonesia mengeluarkan sebuah buku yang bernama Direktori Open Source Indonesia pada tahun 2008. Informasi mengenai sumber terbuka di Indonesia yang bercecer berusaha dikumpulkan dan disusun secara sistematis dalam buku ini. Menyusun Dokumen Panduan Penelitian Open Source SoftwareDengan sumber daya yang terbatas, diperlukan suatu panduan penelitian agar penelitian sumber terbuka bisa sinergi. Untuk itu disusun dokumen panduan penelitian open source software. Berikut ini adalah tautan ke dokumen panduan penelitian perangkat lunak sumber terbuka:
Mengembangkan Perangkat LunakDengan filosofi kode sumber yang bebas dan terbuka, telah banyak usaha yang dilakukan baik oleh pemerintah, komunitas, dan swasta dalam mengembangkan perangkat lunak bersumber terbuka. Dari IGOS ini lahirlah beberapa perangkat lunak dan distribusi Linux IGOS Nusantara, IGOS DwiWarna, dan Nusantara LinuxIGOS Nusantara (disingkat IGN) adalah sistem operasi berbasis Fedora Core 5 dengan perangkat lunak sumber terbuka untuk pengguna di Indonesia. IGOS Nusantara diprakasai oleh Kementerian Riset dan Teknologi Republik Indonesia dan dikembangkan oleh Pusat Penelitian Informatika (P2I) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia bersama dengan komunitas. IGOS Nusantara secara konsisten dikembangkan sejak tahun 2006. Setiap tahun dikeluarkan versi baru. Versi pertama dirilis tahun 2006 memakai nama IGN 2006 (R1), lalu IGN 2007 (R2), IGN 2008 (R3), IGN 2009 (R4), IGN 2010 (R5) dan IGN 2011 (R6). Mulai rilis ketujuh atau R7, IGOS Nusantara tidak memakai kode tahun. Sejak IGN 8.0, selain versi 32bit juga tersedia versi 64bit. Tahun 2014 tersedia rilis sepuluh atau IGN X.[5] Menurut salah satu seseorang di milis Nusantara Linux,[6] ada dugaan bahwa sejak akhir 2007 mulai terjadi pemisahan antara P2I LIPI dengan Menristek. Menristek menggandeng YPLI (Yayasan Penggerak Linux Indonesia) untuk melanjutkan pengembangan dan meninggalkan P2I LIPI. Hasilnya adalah Nusantara Linux 3 yang berbasis Fedora Core 5. Sementara P2I LIPI mengembangkan sendiri dan menghasilkan IGOS DwiWarna yang berbasis Fedora Core 8. Kini, hanya IGOS Nusantara yang masih aktif melakukan pengembangannya. Tahun 2019, ada usaha untuk menggunakan dua versi sebelumnya (13 dan 14) untuk membuat IGOS Nusantara terbaru. Bila berhasil, nantinya akan menjadi IGOS Nusantara 15 dengan kode TAKADA.[7] IGOS Sistem Desktop NasionalIGOS SDN merupakan semacam paket perangkat lunak yang dibuat oleh Konsorsium IGOS SDN untuk memenuhi tuntutan nasional akan adanya produk sumber terbuka untuk sistem desktop yang siap pakai. Dilengkapi dengan dukungan infrastruktur dan helpdesk serta bisnis model yang mendukung pertumbuhan industri IT lokal, IGOS SDN merupakan aplikasi lengkap untuk desktop dan terintegrasi seperti IGOS Desktop 2005, IGOS Office 2005, dan IGOS Server 2006.[8] IGOS BerdikariIGOS Berdikari adalah distribusi Linux buatan PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) yang ditargetkan untuk pengusaha warnet yang ingin beralih ke perangkat lunak sumber terbuka tanpa kesulitan yang berarti, karena memiliki fitur dan fasilitas yang sama dengan sistem operasi lainnya. Tujuan dari dibuatnya IGOS Berdikari, yaitu solusi bagi pengusaha warnet yang ingin menekan investasi pada lisensi aplikasi.[9] IGOS KwartetIGOS Kwartet yang dibuat oleh Pasifik Satelit Nusantara juga adalah sebuah teknologi yang mampu menghubungkan 4 set monitor, keyboard, dan mouse dengan sebuah personal computer berbasis Linux yang dilengkapi dengan 4 buah kartu VGA dan port USB sebanyak 8 buah.[10] Teknologi ini memungkinkan setiap terminal memiliki kualitas visual yang bagus sesuai dengan kemampuan kartu VGA-nya. Hal ini dimungkinkan sebab setiap terminal terhubung dengan 1 kartu VGA. IGOS Kwartet dapat diterapkan untuk warnet-warnet yang ingin melakukan penghematan biaya investasi perangkat keras namun pengguna warnet tetap dapat menikmati kualitas visualisasi yang bagus dan menarik. IGOS Laba-LabaIGOS Laba-Laba adalah arsitektur thin client adaptasi open source yang memanfaatkan PXES Thin Client Terminal, sehingga hanya dengan sebuah server bebasis Linux dapat melayani hingga 12 workstation diskless. Arsitektur ini dapat menghemat biaya investasi perangkat keras yang tinggi. Seluruh aplikasi dijalankan pada sisi server, selain itu untuk workstation/klien tidak dibutuhkan PC yang baru, cukup dengan memanfaatkan komputer bekas atau tua yang tidak memiliki harddisk.[11] IGOS Billing SystemIGOS BIlling System memiliki tujuan membantu pengusaha warnet memonitor penggunaan dan pemasukan warnetnya sehingga ia bisa mengetahui transaksi yang terjadi pada warnetnya kapan saja dan dimana saja melalui Internet. IGOS BIlling System dapat menampilkan informasi seperti penggunaan setiap workstation (klien), pendapatan total warnet per hari, jumlah pengguna warnet per hari, dan lain-lain. Membentuk Komunitas BisnisIGOS Center adalah salah satu cara menciptakan komunitas bisnis sumber terbuka. Dengan sumber kode yang bebas dan terbuka, seseorang dapat mengambil keuntungan dan berbisnis dengan aplikasi-aplikasi sumber terbuka. Saat ini sudah cukup banyak IGOS Center yang beroperasi, diantaranya IGOS Center Bandung Diarsipkan 2020-10-13 di Wayback Machine. dan IGOS Center Bekasi. Pelatihan Penggunaan Peranti Lunak OSSPelatihan ini dimotori oleh Pemerintah Indonesia dan komunitas Linux seperti Ardelindo, Asosiasi Warnet Linux & Open Source Indonesia[pranala nonaktif permanen] , IGOS/POSS setempat, Helpdesk FOSS-ID dan sebagainya. Beberapa kegiatan sosialiasi OSS untuk Instansi pemerintah baik pusat maupun daerah dan juga untuk umum adalah:
Beberapa situs informasi yang memuat mengenai kegiatan pendayagunaan OSS adalah http://www.igos.web.id dan http://www.igoscenter.web.id Diarsipkan 2018-03-14 di Wayback Machine. Membangun Jaringan POSS (Pemberdayaan Open Source Software) di Perguruan TinggiSampai saat ini tercatat sudah ada POSS di beberapa POSS di perguruan tinggi berikut:
Telkom-Ristek AwardSebagai salah satu upaya memacu meningkatkan kemampuan programmer Indonesia maka diadakan lomba yang diberi nama Telkom-Ristek Award, sebagai penghargaan terhadap programmer Open Source Indonesia. 7 Seri Dokumen Panduan Pendayagunaan Open Source SoftwareSebagai salah satu program implementasi deklarasi IGOS, Menristek bersama YPLI menyusun 7 seri dokumen Panduan Pendayagunaan Open Source Software. Berikut ini adalah 7 judul dokumen tersebut:
Pranala luar
|