Intervensi luar negeri libertarian
Intervensi luar negeri libertarian adalah aliran yang muncul sebagai reaksi terhadap mentalitas intervensionisme militer Perang Dingin yang didukung para konservatif, seperti William F. Buckley, yang menggantikan non-intervensionisme Kanan Lama.[1] Perang Vietnam menghilangkan kesepahaman antara libertarian baru dan konservatif Perang Dingin. Kaum libertarian yang menolak perang juga menolak wajib militer, bergabung dengan gerakan perdamaian, dan mendirikan organisasi seperti Students for a Democratic Society. Perpecahan ini ditegaskan dalam konvensi Young Americans for Freedom tahun 1969 ketika pembakaran surat wajib militer memicu kerusuhan di kalangan peserta konvensi, keluarnya sebagian besar libertarian dari ruangan, dan pembentukan organisasi libertarian antiperang.[2] Kaum libertarian pada umumnya menolak segala bantuan luar negeri oleh pemerintah Amerika Serikat ke negara lain, dan banyak pula (meski tidak semua) yang menolak kerja sama strategis antara Amerika Serikat dengan negara lain.[3] Libertarian antiperang dan non-intervensionis sangat dipengaruhi oleh ekonom Murray Rothbard dan penulis Karl Hess. Rothbard mengkritik imperialisme dan bangkitnya imperium Amerika Serikat yang haus perang untuk mempertahankan dirinya dan memperluas kekuasaan globalnya.[4][5] Rothbard mengatakan, "Masuknya [Amerika Serikat] ke kancah Perang Dunia II merupakan tindakan yang memicu militerisasi ekonomi dan masyarakat secara permanen serta memperkenalkan darurat militer permanen, kompleks militer-industri besar, [dan] sistem wajib militer permanen ke negara ini."[6] Tradisi ini berlanjut dalam analisis antiperang oleh David Boaz dari Cato Institute[7] dan mantan anggota DPR A.S. Ron Paul.[8] Sejumlah libertarian mengkritik kaum konservatif dan konservatif libertarian yang mendukung invasi Afghanistan 2001 dan invasi Irak 2003 beserta operasi pendudukan lainnya,[9][10] namun libertarian seperti Randy Barnett[11] and John Hospers[12] justru mendukung Perang Irak. Pada tahun 2010, Partai Libertarian Amerika Serikat mengkritik kaum konservatif karena mendukung "perang luar negeri senilai triliunan dolar."[13] Referensi
Pranala luar
|