Into The Light Indonesia
Into The Light Indonesia Suicide Prevention Community for Advocacy, Research, and Education (SP-CARE) adalah komunitas orang muda yang berfokus sebagai pusat advokasi, kajian, dan edukasi pencegahan bunuh diri dan kesehatan jiwa di Indonesia. Komunitas ini didirikan oleh Benny Prawira pada 2013 dan dibentuk dengan misi utama mendorong kesadaran masyarakat mengenai pencegahan bunuh diri.[2] SejarahInto The Light Indonesia didirikan oleh Benny Prawira Siauw, setelah ia mendapati fakta maraknya pemberitaan kasus bunuh diri di media daring pada pertengahan 2012.[2] Benny beserta empat temannya kemudian membentuk panitia khusus untuk Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia 2013 yang bertajuk "Into The Light". Namun, setelah dirasakan pentingnya pencegahan bunuh diri di Indonesia, Into The Light kemudian dikembangkan menjadi komunitas.[1] Into The Light menjadi komunitas pertama di Indonesia yang berfokus pada pencegahan bunuh diri untuk orang muda dan kelompok populasi khusus.[3] Pada 2016, Into The Light Indonesia mulai mengembangkan program Rise and Shine sebagai bentuk perekrutan relawan baru, yang nantinya akan disapa sebagai Lightbringers.[4] Pada 2017, Into The Light Indonesia pernah membuka layanan pendampingan sebaya melalui email untuk membantu orang-orang yang memiliki pemikiran bunuh diri.[5][6] Namun, menurut informasi dari situs resmi, layanan pendampingan sebaya ditutup pada April 2018.[7] Hingga saat ini, Into The Light Indonesia tidak membuka layanan pendampingan psikologis atau bantuan krisis bunuh diri.[8] ProgramRise and ShineSejak tahun 2016, Into The Light Indonesia mengadakan program Rise and Shine sebagai proses perekrutan untuk relawan baru. Dalam program ini, relawan akan mengikuti pelatihan untuk mengenali isu kesehatan jiwa dan pencegahan bunuh diri secara lebih komprehensif dan mendalam.[1] Program ini dibuka setiap akhir tahun kalender.[4] RisetInto The Light Indonesia mengedepankan pendekatan berbasis bukti ilmiah dan hak asasi manusia,[9] salah satunya dengan mengadakan penelitian terkait dengan bunuh diri dan kesehatan jiwa, khususnya yang disesuaikan dengan konteks budaya dan sosial di Indonesia. Hal ini disebabkan, penelitian terkait dengan isu bunuh diri di Indonesia masih sangat sedikit.[10] Salah satu penelitian yang dipublikasi oleh Into The Light Indonesia, bekerjasama dengan AJI Jakarta dan LBH Pers, menemukan bahwa literasi jurnalis terhadap isu bunuh diri (di Indonesia) masih rendah.[11] AdvokasiProgram advokasi Into The Light Indonesia mengedepankan kerja sama dengan lembaga pendidikan, komunitas, organisasi kemasyarakatan, dan pemerintah. Beberapa lembaga yang pernah bekerja sama dengan Into The Light Indonesia di antaranya adalah Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Lembaga Bantuan Hukum Pers, dan Aliansi Jurnalis Independen.[12] EdukasiProgram edukasi Into The Light Indonesia meliputi kampanye publik melalui media sosial, serta berpartisipasi sebagai pembicara di lembaga-lembaga pendidikan atau program publik. Pada November 2017, Benny Prawira, Koordinator Into The Light Indonesia, pernah tampil dan diliput di program Kick Andy Metro TV.[13] Benny Prawira juga terpilih sebagai "Sosok Minggu Ini" di Liputan6.com.[14] Pada 2018, Into The Light Indonesia meluncurkan podcast Diskusi Psikologi (Disko) bekerja sama dengan Kantor Berita Radio (KBR) yang membahas mengenai isu-isu kesehatan jiwa, yang dapat didengarkan melalui KBR Prime, platform siniar milik KBR.[15] Selain itu, Disko juga dapat didengar melalui beberapa platform lain, termasuk Spotify.[16] Citra Dyah Prastuti, Pemimpin Redaksi KBR, menyatakan bahwa Disko merupakan podcast dengan jumlah pendengar tertinggi di platform KBR Prime.[17] Referensi
|