Iredentisme Italia di KorsikaIredentisme Italia di Korsika adalah suatu gerakan budaya dan historis yang digalakkan oleh Italia dan Korsika yang mengidentifikasikan diri mereka sebagai bangsa Italia, bukan bangsa Prancis atau etnis Korsika saja, dan mendukung aneksasi Korsika oleh Italia. SejarahKorsika merupakan bagian dari Republik Genova selama berabad-abad hingga tahun 1768, ketika Republik tersebut menyerahkan pulau ini kepada Prancis, satu tahun sebelum lahirnya Napoleon Bonaparte di ibu kota Ajaccio. Di bawah kekuasaan Prancis, penggunaan bahasa Korsika, yang erat hubungannya dengan bahasa Italia standar, berangsur-angsur menurun dan digantikan oleh bahasa Prancis. Giuseppe Garibaldi mendorong penyatuan Italia Korsika dengan Italia ketika Roma dianeksasi ke dalam Kerajaan Italia, namun Victor Emmanuel II tidak menyetujuinya. Tujuan iredentisme Italia hanya sedikit memengaruhi Korsika, dan baru pada masa pemerintahan Fasis Benito Mussolini, organisasi pertama yang secara kuat mendorong penyatuan pulau tersebut dengan Kerajaan Italia didirikan.[1] Sebelum Perang Dunia I di Livorno, Profesor Francesco Guerri memulai tinjauan Corsica antica e moderna, yang terinspirasi Archivio storico di Corsica dari Gioacchino Volpe. Petru Rocca membentuk Partito autonomista Korsika tahun 1920-an (di mana dia merupakan pemimpinnya) dengan dukungan monsinyur Domenico Parlotti dan dr. Croce, direktur "Archivi di Stato della Corsica". Sebelum dan selama Perang Dunia II, beberapa cendekiawan Korsika menggelar propaganda pro-Italia dan kegiatan budaya di Italia (terutama di "Gruppi di Cultura Corsa"). Ini termasuk Marco Angeli, Bertino Poli, Marchetti, Luccarotti, Grimaldi, dan Petru Giovacchini (dia kemudian diusulkan sebagai calon gubernur Korsika jika Italia menganeksasinya).[2] Yang paling terkenal adalah Petru Giovacchini, yang menganggap Pasquale Paoli (pahlawan Korsika) sebagai pelopor iredentisme Korsika yang mendukung penyatuan pulau ini dengan Italia.[3] "Gruppi di Cultura Corsa" dari Giovacchini mencapai keanggotaan 72.000 orang pada tahun 1940, menurut sejarawan R.H. Rainero.[4] Pada bulan November 1942, Korps Tentara VII Regio Esercito menduduki Korsica sebagai bagian dari respons pimpinan Jerman terhadap pendaratan Sekutu di Afrika, sehingga pulau tersebut masih berada di bawah kedaulatan resmi Prancis Vichy. Karena kurangnya perlawanan partisan pada awalnya, dan untuk menghindari masalah dengan Marsekal Philippe Pétain, tidak ada unit Korsika yang dibentuk di bawah penguasaan Italia (kecuali sebuah batalion buruh yang dibentuk pada bulan Maret 1943). Referensi
Bibliografi
Pranala luar |