Irma Grese
Irma Grese (7 Oktober 1923 – 13 Desember 1945) adalah salah satu penjahat wanita terkenal dalam perang Nazi. Pada usia sembilan belas tahun, Irma menjadi penjaga di Ravensbrück, kemudian dipindahkan ke Auschwitz.[1] Dengan sebuah cemeti dan pistol, Irma Grese melakukan perbuatan sadis terhadap tahanan. Kulit tahanan yang dijadikan penutup lampu di kamarnya menjadi salah satu bukti bahwa Irma merupakan penjahat yang sadis. Irma Grese didakwa bersalah dalam pengadilan karena kejahatan yang melibatkan penganiayaan dan pembunuhan tahanan yang dilakukan di kamp Auschwitz dan kamp Belsen, dan dihukum gantung karena kejahatan-kejahatannya. Dieksekusi pada usia 22 tahun, Grese adalah wanita termuda yang meninggal secara hukum di bawah hukum Inggris pada abad ke-20. Narapidana Auschwitz menjulukinya "Hyena dari Auschwitz" ("die Hyäne von Auschwitz")[2][3][4][5] Kehidupan dan keluargaIrma Elisabeth Ilse Ida Grese lahir dari pasangan Berta Grese dan Alfred Grese, keduanya pekerja susu, pada 7 Oktober 1923. Irma adalah anak ketiga dari lima bersaudara (tiga perempuan dan dua laki-laki).[6] Pada tahun 1936, ibunya bunuh diri. Berta Grese meninggal setelah meminum Asam klorida karena mengetahui perselingkuhan suaminya, Alfred, dengan putri pemilik pub setempat.[7] Sejarawan Peter Vronsky berspekulasi bahwa Alfred Grese bergabung dengan Partai Nazi pada tahun 1937[8][9] dan menikah lagi pada tahun 1939.[7] Adik Irma, Helene Grese, mengatakan di persidangan Irma bahwa di sekolah dasar, ketika "anak perempuan bertengkar dan berkelahi, (Irma) tidak pernah memiliki keberanian untuk melawan, tetapi melarikan diri."[10] Irma meninggalkan sekolah pada tahun 1938 saat usia 15 tahun dan kemudian bekerja sebagai asisten perawat di sanatorium SS. Penjaga kamp konsentrasiPada masa remajanya, Grese dan saudara perempuannya, ingin bergabung dengan Liga Gadis Jerman (Bund Deutscher Mädel), cabang pekerja pemuda untuk anak perempuan, tetapi ayahnya melarangnya.[11] Sebelum ulang tahunnya yang ke-18, dia pindah ke markas pelatihan Pembantu Wanita SS, yang terletak di dekat Ravensbrück, kamp konsentrasi wanita.[10] Setelah pelatihan, dia mengajukan diri untuk bekerja di Ravensbrück. Grese segera dipromosikan ke posisi penjaga di Auschwitz-Birkenau. Pada tahun 1942, ia menjadi Aufseherin (penjaga atau pengawas) di Ravensbrück, dan dipindahkan ke Auschwitz-Birkenau pada bulan Maret 1943. Ayah Grese dengan keras menentangnya bergabung dengan rombongan SS dan mengusirnya dari rumah.[11] Pada tahun 1944, ia dipromosikan menjadi Rapportführerin (Pelapor), jabatan tertinggi kedua untuk sipir perempuan kamp konsentrasi. Grese bertugas dalam pemilihan tahanan untuk ditempatkan ke kamar gas di Auschwitz.[12] Pada awal 1945, Grese menemani transportasi evakuasi tahanan dari Auschwitz ke Ravensbrück. Pada bulan Maret, dia pergi ke Bergen-Belsen bersama dengan sejumlah besar tahanan dari Ravensbrück.[12] Grese ditangkap oleh Angkatan Darat Inggris pada 17 April 1945 dengan personel SS lainnya yang tidak melarikan diri.[13] Pengadilan kejahatan perangGrese termasuk di antara 45 orang yang dituduh melakukan kejahatan perang oleh Pengadilan Belsen yang diadakan di Lüneburg, Lower Saxony. Dia diadili selama periode pertama persidangan (17 September – 17 November 1945) dan diwakili oleh Mayor L. Cranfield. Pengadilan dilakukan di bawah hukum militer Inggris, berdasarkan tuduhan yang berasal dari Konvensi Jenewa (1929) tentang perlakuan terhadap tahanan. Tuduhan terhadapnya berpusat pada perlakuan buruk dan pembunuhan terhadap mereka yang dipenjara di kamp.[6] Para penyintas memberikan kesaksian rinci tentang kekejamannya serta mereka juga mengklaim bahwa dia memukuli beberapa wanita menggunakan cambuk.[6] Di bawah pemeriksaan langsung, Irma Grese bersaksi tentang latar belakangnya:
Selama persidangan, pers melabeli Grese sebagai "Binatang Cantik" bersama mantan SS-Hauptsturmführer, Josef Kramer ("Binatang Belsen"), mantan komandan di Birkenau. Setelah persidangan sembilan minggu, Grese dijatuhi hukuman mati dengan cara digantung.[14] Meskipun tuduhan terhadap beberapa sipir perempuan lainnya (total 16 didakwa) sama seriusnya dengan Grese, dia adalah salah satu dari tiga penjaga wanita yang dijatuhi hukuman mati.[12] EksekusiGrese dan dua pekerja kamp konsentrasi lainnya, Johanna Bormann dan Elisabeth Volkenrath, dihukum bersama dengan delapan pria atas kejahatan yang dilakukan di Auschwitz dan Belsen dengan hukuman mati. Saat vonis dibacakan, Grese adalah satu-satunya tahanan yang tetap membangkang.[16] Pengajuan bandingnya ditolak. Menurut Wendy Adele-Marie Sarti, malam sebelum eksekusinya, Grese menyanyikan lagu-lagu Nazi hingga dini hari bersama Johanna Bormann.[17] Pada 13 Desember 1945, di penjara Hamelin, Grese digiring ke tiang gantungan. Para wanita dieksekusi sendiri dengan cara digantung dan kemudian para pria secara berpasangan.[18] Sersan Resimen Angkatan Darat Inggris, Mayor Richard Anthony O'Neill, membantu Algojo, Albert Pierrepoint:
FilmGrese digambarkan sebagai karakter kecil dalam dua film: Pierrepoint (2005), yang menggambarkan eksekusinya setelah pengadilan kejahatan perang Belsen; dan Out of the Ashes (2003). Kedua film tersebut menampilkan penjaga wanita tambahan dalam peran yang jauh lebih kecil. Grese secara singkat digambarkan dalam pemeragaan tanpa bicara di Auschwitz: The Nazis and the 'Final Solution' (2005). Referensi
Pranala luar
|