JadidJadid adalah istilah bagi gerakan politik, keagamaan, dan kebudayaan yang digerakkan oleh reformis modernisme Islam di kalangan bangsa Turkik di wilayah Kekaisaran Rusia pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20.[1] Gerakan ini memiliki berbagai istilah endonim yang beredar di kalangan masyarakat Islam Turkik Rusia, seperti Taraqqiparvarlar ("kaum progresif"), Ziyalilar ("kaum cendekiawan"), atau Yäşlär/Yoshlar ("pemuda").[2] Gerakan Jadid mengadvokasikan adanya perubahan sosial dan kebudayaan Islam melalui pemurnian pemahaman dan ajaran Islam dengan tetap membuka diri pada modernitas.[3] Gerakan ini melihat bahwa bangsa Turkik di Rusia kala itu telah memasuki masa kemunduran moral dan kebudayaan yang hanya dapat diatasi dengan pengadopsian pengetahuan baru serta reformasi kebudayaan modernis yang berbasis Eropa. Penyebaran pahamTeknologi komunikasi dan transportasi modern yang berkembang pada akhir abad ke-19, seperti telegraf, mesin cetak, sistem pos, dan jalur kereta api memungkinkan penyebaran paham Jadid di Asia Tengah. Hal tersebut juga diakselerasi oleh penyebaran literatur Islam melalui media cetak dalam berbagai bentuk, termasuk koran dan jurnal.[4] Meskipun terdapat sejumlah perbedaan paham yang substantif di dalam gerakan, kaum Jadid berhasil menyebarluaskan media cetak dan mempromosikan pesan Usul-i Jadid[5] atau "metode baru" dalam pengajaran Islam di Rusia. Kaum Jadid mendirikan sejumlah lembaga pendidikan berbasis kewirausahaan yang mengajarkan kurikulum berstandar dan terstruktur kepada seluruh Muslim di Asia Tengah. Kurikulum baru tersebut memuat ilmu material sekaligus pendidikan agama guna membekali masyarakat Muslim dalam rangka menghadapi berbagai tantangan era modern.[6] Salah satu tokoh pelopor usaha reformasi pendidikan adalah Ismail Gasprinsky, seorang cendekiawan, pendidik, penerbit, dan politisi berbangsa Tatar Krimea. Sejumlah cendekiawan seperti Mahmud Khoja Behbudiy membawa dan membumikan pemikiran Gasprinsky ke Asia Tengah.[7] Perkembangan diskursus antikolonial yang membawa nuansa aktivisme politik anti-Rusia menjadi sebuah aspek penting dalam Gerakan Jadid; yang juga dibawakan oleh Gasprinsky. Setelah kekalahan Kekhalifahan Usmaniyah dalam Perang Dunia I, kaum Jadid juga menargetkan kritik antikolonial mereka terhadap blok Sekutu seperti Inggris dan berbagai kekaisaran Eropa Barat lainnya. Setelah bubarnya Uni Soviet, para anggota kaum Jadid diberikan pengakuan dan penghormatan di Uzbekistan.[8] Lihat pulaReferensi
Kepustakaan
Pranala luar |