Jalan Baobab20°15′3″S 44°25′6″E / 20.25083°S 44.41833°E
Jalan Baobab atau Lembah Baobab, adalah sekelompok pohon baobab yang tumbuh berderet di tepi jalan antara morondava dan Belon'i Tsiribihina di Menabe, wilayah barat Madagaskar. Lanskap dan pemandanganya yang indah dan tidak biasa telah menarik wisatawan dari seluruh penjuru dunia. Menjadikannya salah satu tempat yang paling banyak dikunjungi di kawasan ini. Jalan ini juga telah menjadi pusat konservasi wilayah setempat. Pada bulan Juli tahun 2007, Kementerian Lingkungan Hidup, Air, dan Hutan Madagaskar menetapkannya sebagai daerah lindung. Penetapan ini menjadikanya sebagai salah satu monumen alam Madagaskar yang pertama. PemerianPada tepian jalan sepanjang 260 m (850 ft) berjajar sekelompok pohon baobab Adansonia grandidieri. Pohon-pohon ini berjumlah sekitar 20-25 pohon. Sekitar 25 atau lebih dari pohon-pohon juga ditemukan tumbuh di sawah dan padang rumput di lahan seluas 9,9 ekar (4 ha) disekitar jalan ini.[1] Pohon-pohon baobab yang merupakan tumbuhan endemik Madagaskar ini tingginya sekitar 30 m (98 ft).[2] Pohon-pohon baobab ini oleh penduduk lokal dikenal sebagai "renala" (dari bahasa Malagasi yang artinya "ibu hutan"). Umurnya diperkirakan mencapai 2800 tahun. Baobab ini adalah sisa-sisa dari hutan tropis lebat yang pernah tumbuh di Madagaskar. Dari waktu ke waktu hutan tersebut semakin terkikis oleh pertumbuhan populasi dan perluasan lahan pertanian. Sekarang hutan tersebut hanya tersisa sebagai semak (sere) dimana Baobab ini tumbuh di atasnya. Oleh penduduk lokal pohon-pohon Baobab ini dilestarikan demi dijadikan sumber makanan dan material bangunan.[2] Baobab AmoureuxSekitar 7 km (4,3 mi) ke arah barat laut terdapa Baobab Amoureux (Baobab Cinta). Sepasang pohon baobab endemik Adansonia za yang tumbuh saling melingkar dan melilit satu satu sama lain.[3] Menurut legenda, kedua baobab ini telah tumbuh dan menua bersama selama berabad-abad. Baobab ini konon merupakan perwujudan dari cinta yang mustahil antara sepasang kekasih dari desa didekat tempat ini. Kedua pemuda sudah memiliki pasangan yang diatur adat, dan harus menikah secara terpisah di desa masing-masing. Namun, pasangan ini bermimpi bahwa mereka hidup bersama dengan bahagia, mereka kemudian memohon kepada dewa agar impian mereka terwujud. Keduanya kemudian menjelma menjadi sepasang baobab yang tumbuh bersama selamanya hingga saat ini. Status konservasiArea ini adalah monumen alam yang dilindungi sejak Juli 2007. Namun hingga saat ini pohon-pohon tersebut masih terancam oleh deforestasi, limbah dari perambahan ladang, kebakaran semak, dan kebakaran hutan.[4] Terlepas dari popularitasnya sebagai tujuan wisata, daerah ini tidak memiliki pusat pengunjung atau biaya masuk, bahkan penduduk lokal menerima sedikit pendapatan dari pariwisata. Fanamby, sebuah organisasi non-pemerintah Malagasi, telah meluncurkan proyek ekowisata yang bertujuan untuk konservasi kawasan dan peningkatan ekonomi bagi masyarakat lokal sejak 2014 dan telah meresmikan infrastruktur untuk membantu mereka mempromosikan kawasan ini pada 2018.[5] Galeri
Referensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Avenue of the Baobabs.
|