Jang Hui-bin
Dia juga dikenal dengan gelarnya saat menjadi selir, Hui-bin Jang (희빈 장씨). Dia juga bergelar Permaisuri Jang Bu-ok (부옥 중궁전 장씨, bu-ok junggungjeon jangssi). Awal kehidupanJang Ok-jeong merupakan putri Jang Hye-ong (Hangul: 장형, Hanja: 張炯). Ibunya dan istri kedua Jang Hye-ong merupakan wanita dari keluarga Papyeong Yun. Ok-jeong menjadi seorang dayang dari Ibu Suri Agung Jaui (permaisuri kedua Raja Injo dan nenek buyut tiri Raja Sukjong) atas saran Pangeran Dongpyeong (putra dari sepupu Raja Sukjong). Setelah mengunjungi buyut tirinya pada tahun 1686, Raja Sukjong melihat dan tertarik pada Jang dan menjadikannya dayang istimewa, kedudukan bagi dayang yang sudah melakukan hubungan intim dengan raja tetapi belum secara resmi menjadi selir istana. Namun karena keluarga Jang berasal dari fraksi Soron, ibunda Raja, Ibu Suri Hyeonryeol yang merupakan pendukung fraksi Noron mengkhawatirkan Jang akan memengaruhi putranya Sang Raja, sehingga dia dikirim keluar istana. Dia tinggal di luar istana sampai 1683. Saat Ibu Suri Hyeonryeol wafat, istri utama Sukjong saat itu, Permaisuri Inhyun, mengizinkannya kembali ke istana. Anggota keluarga rajaPada 1686, Jang secara resmi menjadi selir istana dengan gelar suk-won, gelar bagi selir raja tingkat empat bawah. Pada tahun 1688, ia dinaikkan statusnya menjadi so-ui, selir raja tingkat dua atas, setelah melahirkan seorang putra bernama Yi Yun. Raja Sukjong hendak mengangkat Yi Yun sebagai putra mahkota, jadi dia meminta Permaisuri Min untuk mengadopsinya sebagai putranya sendiri. Mengadopsi putra dari keluarga semarga adalah adat di masa itu untuk meningkatkan kedudukan si anak. Kehendak Raja mendapat penentangan oleh fraksi Noron yang dipimpin oleh Song Si-yeol dengan alasan bahwa Permaisuri masih berusia 21 tahun kala itu dan tindakan ini dipandang sebagai sesuatu yang tidak patut. Namun di lain pihak, keputusan Raja ini didukung oleh fraksi Soron. Permaisuri yang berada di pihak Noron sendiri menolak untuk mengadopsi putra Selir Jang menjadi putranya sendiri. Penentangan ini berujung pada pengasingan dan hukuman mati bagi pihak penentang Raja. Song Si-yeol sendiri terbunuh dan keluarga Permaisuri dikirim ke pengasingan. Banyak pihak Noron yang juga dilepaskan jabatannya dari pemerintahan, diasingkan, atau bahkan dihukum mati. Peristiwa ini menjadikan fraksi Soron memiliki pengaruh besar di pemerintahan.[1] Min Inhyun sendiri digulingkan dari kedudukannya sebagai permaisuri dan diasingkan. Selir Jang diangkat kedudukannya dari so-ui menjadi hui-bin. Pada Mei 1688, Jang Ok-jung diangkat menjadi permaisuri. Seiring berjalannya waktu, Raja semakin terganggu dengan pengaruh fraksi Namin dan keluarga Jang di pemerintahan. Di harem istana, Raja sendiri mulai tertarik dengan Selir Choi yang secara terbuka mendukung Permaisuri Min Inhyeon yang digulingkan. Saudara Jang dan beberapa pendukungnya diasingkan. Jang sendiri digulingkan dari kedudukannya sebagai permaisuri pada 1694 dan kembali ke kedudukannya yang sebelumnya, hui-bin. Min Inyeon kemudian diangkat kembali sebagai permaisuri. Pada tahun 1701, Permaisuri Inhyeon meninggal karena sebuah penyakit misterius. Konon, hui-bin Jang dipergoki oleh Sukjong di dalam kamarnya bersama saudaranya Jang Hui-jae dan seorang dukun wanita berdoa untuk kematian Permaisuri. Terlepas dari kedudukannya sebagai ibunda putra mahkota dan permohonan dari fraksi pendukungnya untuk memberi ampunan pada Jang, Raja tetap menetapkan hukuman mati untuknya dan para pendukungnya, termasuk saudara dan ibunya. Fraksi pendukungnya mengajukan petisi, tetapi Sukjong menghukum mati pemimpin fraksi Soron dan sekitar 1.700 meninggal dalam kejadian ini. Pada 7 November 1701, Sukjong mengeluarkan maklumat untuk melarang para selir istana naik menjadi permaisuri. 9 November 1701, Jang dihukum mati dengan racun di Chwi Seon Dang, paviluan kediamannya di dalam komplek Changdeok. Dia meninggal pada usia 42 tahun. Jang hui-bin meninggalkan banyak kisah terkait ketamakannya atas kekuasaan dan berusaha menginginkan gelar permaisuri. Sebagian lain berpendapat bahwa Jang hanyalah salah satu korban dari perselisihan politik pada masa itu. Salah satu kisah tentangnya adalah bahwa dia pernah melukai putranya, Yi Yun, sedemikian rupa sehingga membuatnya tidak dapat memiliki keturunan.[2] Meskipun demikian, sebagai ibu Putra Mahkota, ia diberikan gelar anumerta "Nyonya Oksan, Selir Agung Istana; Selir Agung Prefektur Wangsa Jang Indong" (대빈궁옥산부대빈장씨 大嬪宮玉山府大嬪張氏). KeluargaKeluarga asal
Keluarga raja
Lihat pulaReferensi
|