Jaya Arja
Jaya Arja adalah seorang panglima terkenal yang berjuang melawan penjajah Belanda pada masa Perang Banjar Barito di pedalaman Indonesia. Meskipun mungkin belum dikenal secara luas di beberapa daerah, namanya menjadi legenda di kawasan Belandean, terutama di Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala.[1] Kehidupan AwalTidak banyak yang diketahui tentang asal usul Jaya Arja, namun ia terkenal karena keberaniannya dalam melawan penjajah. Sebelum menjadi seorang panglima, ia hidup sebagai seorang petani yang sederhana, bertani di sawah dan mencari ikan di sungai seperti kebanyakan orang. Perjuangan Melawan PenjajahBersama dengan Panglima Wangkang, Jaya Arja memimpin perlawanan melawan Belanda. Mereka berjuang dalam beberapa pertempuran penting, seperti saat penyerangan kapal Belanda di Sungai Barito, menyerang benteng Belanda di Banjarmasin dan Marabahan, serta mempertahankan pedalaman Ujung Panti.[2] Kematian dan WarisanPada sekitar tahun 1860-an, saat musuh melancarkan serangan balasan, Panglima Jaya Arja gugur dalam pertempuran. Kematian beliau menjadi momen yang menyedihkan bagi para pengikutnya. Ia dimakamkan dengan penuh penghormatan tidak jauh dari markasnya di Belandean Muara, yang kini menjadi tempat bersejarah. Meskipun detail tentang kehidupan pribadinya dan tanggal kelahirannya tidak tercatat dalam sejarah, Jaya Arja dihormati oleh masyarakat karena keberanian dan ketegasannya dalam melawan penjajah Belanda. Namanya tetap menjadi bagian dari warisan perlawanan yang kuat terhadap kolonialisme. Referensi
|