Share to:

 

Jembatan perdamaian

Jembatan perdamaian adalah untuk menutup kesenjangan pengetahuan dalam penghindaran dan penyelesaian konflik di Indonesia. Oleh karena itu, kerangka buku ini juga dapat dilihat sebagai peta jalan untuk menghindari dan menangani konflik secara terorganisir dan metodis. Memahami konflik secara mendalam sangat penting baik untuk pencegahan maupun penyelesaian konflik-konflik terkadang dianggap sebagai penyakit akan lebih mudah menghentikan dan mencegah kekerasan sejak awal konflik jika kita memiliki pemahaman yang mendalam tentang konflik.  Dengan mencegah konflik sebelum konflik terjadi, jembatan menuju perdamaian dapat dibangun, sehingga memungkinkan semua pihak baik pelaku konflik maupun korban untuk memulai proses rekonsiliasi. Rencana jangka panjang akan dikembangkan melalui proses rekonsiliasi untuk menjamin terpeliharanya perdamaian. Terciptanya langkah-langkah strategis untuk mencegah konflik di masa depan menandai selesainya proses penyelesaian konflik secara menyeluruh.

Terwujudnya perdamaian adalah tujuan utama resolusi konflik. Intinya, tak seorang pun ingin menjadi bagian dari perjuangan lagi. Tidak dapat disangkal bahwa semua orang ingin melihat perdamaian. Keadaan damai adalah keadaan di mana kelompok-kelompok hidup berdampingan meskipun ada perbedaan. Ketika membahas gagasan perdamaian, tidak mungkin mengabaikan pengaruh Johan Galtung, seorang tokoh di bidang studi perdamaian dan konflik.[1]

Jenis-jenis perdamaian

  • Perdamaian Positif, sampai struktur sosial berhenti melakukan diskriminasi terhadap orang berdasarkan ras, etnis, atau agama, perdamaian positif adalah kepuasan rasa aman dan keadilan ekonomi yang diberikan oleh sistem saat ini. Ketika ada keadilan sosial, perpecahan politik yang luas, dan alat penyelesaian konflik yang demokratis dan tanpa paksaan, maka perdamaian positif dapat dicapai.
  • Perdamaian Negatif, keadaan damai yang disebut perdamaian negatif diartikan sebagai keadaan di mana tidak ada perselisihan antara dua pihak atau lebih, tidak ada rasa takut yang tidak seimbang, tidak ada kekerasan, dan tidak ada konflik kepentingan. Perdamaian negatif perlu mempertimbangkan fakta bahwa kesenjangan ekonomi dan ketidakadilan sosial belum sepenuhnya diatasi. Perdamaian positif akan tercipta jika kedua permasalahan ini dapat diselesaikan[2].

Referensi

  1. ^ Malik;, Ichsan (2017). Resolusi Konflik Jembatan Perdamaian (dalam bahasa Indonesia). Kompas Media Nusantara. ISBN 978-602-412-301-7. 
  2. ^ Media, Kompas Cyber (2020-12-05). "Perdamaian: Definisi dan Jenisnya". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2023-12-03. 
Kembali kehalaman sebelumnya