Share to:

 

Juda Agung

Juda Agung
Juda Agung
Deputi Gubernur Bank Indonesia
Mulai menjabat
6 Januari 2022
Sebelum
Pendahulu
Sugeng
Pengganti
Petahana
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir16 Agustus 1964 (umur 60)
Pontianak
KebangsaanIndonesia Indonesia
Suami/istriMiryana
AnakIrham, Zaki, Zafira
AlmamaterSMA Negeri 4 Surakarta (1983)
Institut Pertanian Bogor(1987)
Money Banking and Finance Universitas Birmingham (S2: 1995)
Economics Universitas Birmingham (S3: 1999)
PekerjaanDeputi Gubernur
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Juda Agung adalah Deputi Gubernur Bank Indonesia sejak 6 Januari 2022. Sebelumnya, ia adalah Asisten Gubernur bidang Stabilitas Sistem Keuangan dan Kebijakan Makroprudensial dan Direktur Eksekutif di International Monetary Fund (IMF) yang mewakili 13 Negara: 10 Negara Asia Tenggara (ASEAN), 2 Pacific (Fiji, Tonga) serta Nepal.

Juda Agung lahir di Pontianak pada tanggal 16 Agustus 1964.[1] Setelah menyelesaikan SMA-nya di Surakarta, ia menempuh pendidikan tingginya di Institut Pertanian Bogor, jurusan Teknik Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, hingga selesai tahun 1987. Selepas meraih gelar sarjana ia melanjutkan pendidikannya ke University of Birmingham, dengan mengambil konsentrasi di bidang Money, Banking and Finance (Moneter, Keuangan dan Bank), dan dari kampus tersebut ia pun berhasil meraih gelar Master pada tahun 1995 dengan predikat "distinction". Kemudian ia melanjutkan pendidikannya di University of Birmingham pada bidang Ekonomi, hingga meraih gelar S3 pada tahun 1999 dengan judul disertasi "Financial Deregulation and Monetary Policy in Indonesia". Ia juga mengambil pendidikan eksekutif di beberapa Universitas: Harvard University, University of Virginia Darden School of Business, Kellog School of Business, Northwestern University, Kiel University, dan Hitotsubashi University.

Riwayat Karier

Awal kariernya dimulai saat ia melaksanakan tugas pertamanya di Bank Indonesia sebagai Staf Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter. Pada tahun 1992-1993 menjadi Research Assistant di Central Planning Bureau, Belanda. Setelah kembali dari tugas belajar dari University of Birmingham, selama tiga tahun, pada 1999-2002 ia pun menjadi peneliti ekonomi junior Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter.

Kemudian pada tahun 2002 sampai 2003 ia menjadi peneliti ekonomi Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter. Pada tahun 2003-2006 ia menjadi Staf Gubernur Bank Indonesia. Pada tahun 2006-2008 ia ditempatkan sebagai Advisor kepada Direktur Eksekutif IMF, Washington DC. Kembali dari Washington, ia kembali ke Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter sebagai Kepala Bagian di Direktorat Riset Ekonom dan Kebijakan Moneter dari tahun 2008 hingga 2012.

Pada tahun 2012 hingga 2013 ia merupakan Advisor Ekonomi dan Kebijakan Moneter kemudian pada 2013 hingga 2014 ia menjadi Kepala Grup Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter. Pada Februari 2014, Gubernur Bank Indonesia Agus D.W Martowardojo melantik beliau sebagai Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi & Moneter.

Juda Agung juga sempat memangku jabatan sebagai kepala kantor perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat sejak 1 Maret 2017 hingga 13 April 2017, dan selanjutnya meneruskan tugas selaku Direktur Eksekutif di International Monetary Fund (IMF) terhitung mulai tanggal 1 Mei 2017. Setelah kembali dari Washington DC, ia menjadi DIrektur Eksekutif Kebijakan Makroprudensial, yang kemudian sejak 1 Januari 2020 dipromosikan sebagai Asisten Gubernur Bank Indonesia di bidang Stabilitas Sistem Keuangan dan Kebijakan Makroprudensial. Terhitung sejak tanggal 6 Januari 2022, ia secara resmi dilantik menjadi Deputi Gubernur Bank Indonesia dihadapan Ketua Mahkamah Agung RI.

Publikasi

  • Managing monetary and financial stability in a dynamic global environment: Bank Indonesia s policy perspectives. Bank for International Settlement (BIS), 2016. (co: Solikin M Juhro, Harmanta and Tarsidin).
  • Sustainable Economic Growth: Challenges and Policy Strategy”, in Growth Diagnostic: Growth Strategy to Support Structural Reform in Indonesia, Juda Agung, Edimon Ginting, Solikin M. Juhro, and Yoga Affandi (Eds.), Bank Indonesia and Asian Development Bank (ADB), March 2016.
  • Pattern of Corporate Financing and Financial System, Review of International Economics, Vol 12, No. 44, 2004 (co-author: A.W. Mullineux, and V. Murinde)
  • Monetary Transmission Mechanism in Indonesia, Bank Indonesia, May 2002, ISBN 979-3363-10-X (co-author: Perry Warjiyo).
  • Towards Implementation of Inflation Targeting in Indonesia. Bulletin of Indonesian Economic Studies, pp 309–324, Dec 2001 (co-author: Halim Alamsyah, Charles Joseph, Doddy Zulverdy).
  • Credit Crunch in Indonesia in the Aftermath of the Crisis. Bank Indonesia, 2000.(co-authors: Bambang Pramono, Nugroho Joko Prastowo, Andri Prasmuko).
  • Financial Constraint, Firms' Investments and the Channels of Monetary Policy in Indonesia. Applied Economics, Applied Economics. Vol. 31, No. 13, 2000.
  • The Money Multiplier for Broad Money, Divisia Money, and Innovation (Liberalisation) Adjusted Divisia Money: A Cointegration and ECM Study for Taiwan, 1969 to 1996. RISEC: International Review of Economics and Business, December 1999, 46(4), pages 725-49. (co author: James Ford)
  • Financial deregulation and the bank lending channel in developing countries: the case of Indonesia, Asian Economic Journal, 1998
  • One Divisia Money for Europe. Applied Economics, Vol 29, No. 6, 1997. (co author: Leigh Drake, Andy Mullineux).
  • Incorporating Risky Assets in Divisia monetary Aggregates. University of Birmingham Discussion Paper 1997 (co author: Leigh Drake, Andy Mullineux).
  • Convergence of European Financial System: Banks or Equity Market? In Spatial Dynamic of European Integration. 1999. (co-author: A.W. Mullineux, and V. Murinde)
  • Convergence between the Financial System of EU Members and Applicant of Transition Economies. In Financial And Monetary Integration In The New Europe (co-author: A.W. Mullineux, and V. Murinde)
  • Managing Capital Flood. Jakarta Post, 20 October 2010.

Referensi

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya