Share to:

 

Jung kwatu

PROFIL SINGKAT

Jung Kwatu adalah sebuah klub dayung yang didirikan pada tahun 2020 oleh Kolonel Marinir Kakung Priyambodo, S.T., M.Han. saat menjabat sebagai Komandan Resimen Kavaleri 2 Marinir (Danmenkav 2 Mar). Klub ini berlokasi di Desa Kwatu, Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto. Motivasi awal pendirian Jung Kwatu adalah untuk berpartisipasi dalam lomba dayung Kasal Cup 2021, sekaligus mewujudkan visi pembinaan olahraga bahari yang dapat menginspirasi generasi muda. Secara resmi Klub Jung Kwatu sudah terdaftar di Kemenkumham Republik Indonesia SK NOMOR: AHU-0005476.AH.01.07.Tahun 2022 dengan susunan Pengurus sebagai berikut:

Pembina: Kakung Priyambodo, S.T., M.Han.

Ketua: Chosim.S.H.

Wakil: Mochamad Lukman

Sekretaris: Yasinta Safera

Bendahara: Abd Majid

Ketua Pengawas: Ali Rusfandi

Anggota Pengawas: Agus Utomo

Pembinaan dilakukan di Longstorage Desa Kwatu, dengan dukungan penuh dari warga setempat dan Pemerintah Kabupaten Mojokerto. Jung Kwatu mencakup berbagai kategori olahraga dayung, seperti Kano, Kayak, Rowing, Stand Up Paddle dan Perahu Naga, serta telah menghasilkan atlet-atlet berprestasi di tingkat nasional.

Sejarah dan Pembinaan

Kolonel Marinir Kakung Priyambodo adalah sosok perwira TNI AL yang peduli terhadap pembinaan generasi muda melalui olahraga bahari. Lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) angkatan ke-42 tahun 1996 ini juga merupakan alumni S1 Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL) dan S2  Institut Teknologi Bandung (ITB). Kepeduliannya terhadap olahraga bahari diwujudkan melalui pendirian Jung Kwatu sebagai wadah pembinaan atlet dayung.

Selain mencetak atlet berprestasi, keberadaan Jung Kwatu juga memberikan manfaat bagi masyarakat setempat dengan menjadikan Longstorage sebagai pusat olahraga, wisata, dan pemberdayaan ekonomi lokal.

PRESTASI

Jung Kwatu telah meraih berbagai penghargaan bergengsi, di antaranya:

1. 2021: Juara 2 Kategori TNI POLRI - National Dragon Race Kasal Cup.

2. 2022:

Juara 1 Kategori Open dan Juara 2 Kategori TNI POLRI - National Dragon Race Danpasmar 2 Cup.

Juara 1 Kategori Slalom dan Juara 2 Kategori Race - Marines Rubber Boat.

Juara 1 Kategori TNI POLRI - Rafting Jember Cup.

Juara 2 Kategori Kayak dan Juara 3 Kategori Cano - Piala PODSI Surabaya.

Juara 2 - Kejurnas Dayung di Cipule.

3. 2023:

Juara 1 Kategori Pelajar - Kejuaraan Piala Danpasmar 2 dan Bupati Mojokerto.

3 Emas, 14 Perak, dan 5 Perunggu - Kejuaraan Provinsi Jawa Timur.

4. 2024:

Memperkuat Kontingen Jawa Timur di PON XXI Aceh.

Juara 1 Kategori TNI POLRI - Piala Panglima TNI.

Juara 1 - Kejuaraan HUT Prodi Kelautan dan Sains dan Teknologi UIN Sunan Ampel Surabaya.

VISI DAN MISI

Jung Kwatu berkomitmen untuk menjadikan olahraga dayung sebagai cabang olahraga unggulan Indonesia. Dengan semangat membina generasi muda, Kolonel Kakung Priyambodo mengusung visi “Kebangkitan Maritim Indonesia”, yang bertujuan menjadikan Indonesia sebagai negara maritim yang berjaya di dunia internasional.

DAMPAK LOKAL

Selain mencetak atlet berprestasi, Jung Kwatu juga berperan dalam pemberdayaan masyarakat sekitar melalui kegiatan wisata olahraga, pelestarian lingkungan, dan pengembangan UMKM lokal. Keberadaannya telah menginspirasi masyarakat Mojokerto untuk mendukung olahraga dayung sebagai identitas daerah.

Jung Kwatu adalah bukti nyata bahwa pembinaan yang terstruktur dan dukungan masyarakat mampu mencetak atlet-atlet muda berprestasi dan membawa nama baik Indonesia di tingkat internasional


Seorang Pendidik Calon Perwira TNI AL: Pengabdian Melalui Ilmu dan Karya

Oleh: Kolonel Marinir Kakung Priyambodo, S.T., M.Han.

Hakekat manusia hidup terletak pada makna dan manfaatnya bagi kehidupan orang lain. Seorang pendidik calon perwira TNI AL memikul tanggung jawab besar, tidak hanya mencetak individu dengan kompetensi militer, tetapi juga membentuk karakter perwira yang memiliki integritas dan dedikasi tinggi terhadap bangsa dan negara. Dalam menjalankan perannya, seorang pendidik menghidupkan prinsip-prinsip berikut:

1. Ilmu yang Bermakna, Bukan Sekadar Gelar

Pendidikan di lingkungan TNI AL bertujuan untuk lebih dari sekadar transfer ilmu.

Ilmu untuk Karya: Seorang pendidik harus memastikan bahwa ilmu yang diajarkan dapat diwujudkan dalam bentuk karya nyata yang memberikan kontribusi pada kemajuan bangsa, baik di medan operasi maupun dalam kehidupan masyarakat.

Pendidikan yang Mengabdi: Kurikulum dan pembelajaran harus diarahkan untuk menciptakan solusi atas permasalahan nyata yang dihadapi bangsa, seperti keamanan maritim dan pengabdian sosial.

2. Pengabdian sebagai Hakikat Hidup

Pengabdian adalah inti dari pendidikan militer, dan hal ini diajarkan melalui teladan pendidik kepada calon perwira.

Memberi Lebih dari Menerima: Para calon perwira diarahkan untuk memahami bahwa hidup lebih bermakna ketika mereka mampu memberikan manfaat yang nyata, baik untuk sesama prajurit maupun masyarakat sipil.

Karya yang Dikenang: Melalui pengabdian yang tulus, seorang pendidik dapat membentuk perwira yang karyanya akan dikenang, baik dalam bentuk keberhasilan misi maupun kontribusi bagi bangsa.

3. Keseimbangan Antara Karir dan Kepedulian

Seorang pendidik calon perwira harus menunjukkan keseimbangan ini sebagai teladan.

Karir sebagai Alat, Bukan Tujuan: Jabatan dan karir dijadikan sarana untuk memperbesar dampak positif, bukan sekadar untuk mengejar kepentingan pribadi.

Kepemimpinan dengan Hati: Pendekatan kepemimpinan yang empati dan peduli membantu membangun calon perwira yang memahami pentingnya manusia sebagai aset utama dalam pertahanan negara.

4. Legacy melalui Perbuatan

Seorang pendidik tidak hanya mentransfer ilmu, tetapi juga meninggalkan warisan moral dan nilai-nilai luhur.

Menanam Kebaikan: Setiap tindakan dan pengajaran yang diberikan kepada calon perwira menjadi benih kebaikan yang akan tumbuh dalam bentuk dedikasi mereka di masa depan.

Menjadi Inspirasi: Seorang pendidik yang hidup dengan nilai-nilai luhur akan menjadi inspirasi, tidak hanya bagi murid-muridnya tetapi juga bagi rekan sejawat dan masyarakat luas.

5. Rasa Tanggung Jawab kepada Sesama

Pengabdian kepada bangsa dan negara dimulai dari rasa tanggung jawab yang ditanamkan oleh pendidik.

Berbuat untuk Komunitas: Selain mendidik calon perwira, seorang pendidik juga dapat terlibat dalam program pemberdayaan masyarakat, menciptakan hubungan yang harmonis antara militer dan sipil.

Membangun Masa Depan Bersama: Melalui dedikasi untuk mencetak perwira yang berintegritas, seorang pendidik turut serta membangun masa depan bangsa yang lebih aman dan sejahtera.

Seorang pendidik calon perwira TNI AL bukan hanya seorang pengajar, tetapi juga seorang pemimpin, teladan, dan pengabdi sejati. Pengabdiannya tidak hanya pada institusi militer, tetapi juga pada masyarakat luas, menjadikannya figur yang akan terus dikenang melalui ilmu dan karya yang ia tanamkan kepada generasi penerus. Ketika hidup dijalani dengan prinsip manfaat bagi orang lain, itulah hakekat hidup yang sejati.

@kp4296

Kembali kehalaman sebelumnya