KRI Klewang
KRI Klewang (625) adalah Kapal Cepat Rudal (KCR) trimaran pemimpin di kelas Klewang dari total empat kapal yang direncanakan.[2] Kapal ini dipersenjatai misil antikapal C-705 berdaya jelajah 120 km, dan dipersenjatai dengan meriam otomatis Type 730. Selain itu juga telah dilengkapi sistem Sewaco modern serta diproyeksikan akan menjadi kekuatan pemukul TNI AL yang handal di lautan, karena mampu menginduksi panas dan sulit dideteksi oleh radar lawan. Sayangnya, kapal ini hangus terbakar saat umurnya belum genap satu bulan. KRI Golok (688) yang masih satu kelas dengan KRI Klewang di bangun untuk menggantikan KRI Klewang yang terbakar. SpesifikasiKapal cepat dengan struktur utama terbuat dari konstruksi sandwich dengan lapisan kulit (face skin) dari komposit serat karbon (CFRP) yang lebih ringan daripada konstruksi metal ini memiliki panjang efektif 60,7 meter serta digerakkan oleh empat unit mesin penggerak pokok. Kapal ini didesain sebagai kapal siluman (stealth) canggih yang dapat melaju dengan kecepatan tinggi serta mampu menembus ombak setinggi enam meter. Kapal ini diharapkan akan memperkuat jajaran Kapal Republik Indonesia (KRI) TNI AL yang sudah ada. Spesifikasi dasar dari kapal antara lain:
Secara internal, kapal memiliki tiga dek. Akomodasi pasukan hingga dua puluh sembilan orang, termasuk tim pasukan khusus menggunakan 1 buah RHIB X2K 11 meter yang mampu mencapai kecepatan 50 knot. Buatan IndonesiaKRI Klewang 625 layak menjadi kebanggaan rakyat Indonesia sebagai salah satu alutsista andalan yang berhasil diproduksi oleh industri pertahanan nasional. Pembuatan satu unit kapal berkode X3K dan berkelas Trimaran ini menghabiskan dana sekitar Rp114 miliar yang diambil dari Anggaran Belanja Modal (ABM) Devisa tahun anggaran 2009. Keberhasilan pembangunan kapal perang canggih dan berbahan dasar komposit sandwich dengan serat karbon oleh putra putri Indonesia di galangan kapal dalam negeri PT Lundin Industry Invest, Banyuwangi, tidak saja merupakan sejarah bagi bangsa Indonesia, akan tetapi merupakan juga yang pertama untuk kelas trimaran dalam sejarah industri perkapalan perang dunia.[4] Kapal perang berkelas KCR dan berbentuk trimaran yang pertama[2] ini diharapkan akan menjadi titik awal pembangunan kapal sejenis yang akan mampu meningkatkan kemampuan TNI AL, sehingga menjadi salah satu kekuatan yang disegani di kawasan regional. Selain itu, juga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan industri militer dalam negeri agar mendapatkan pengakuan internasional. InsidenSaat kapal ini bersandar di Lanal TNI AL Banyuwangi, tiba-tiba munculah percikan api dan membakar kapal ini serta menenggelamkannya beberapa jam kemudian.[5] Insiden ini terjadi pada tanggal 28 September 2012 di sore hari. Peristiwa ini membuat miris para anggota TNI AL karena terjadi ketika kapal belum genap 1 bulan diresmikan. Insiden ini terjadi pada tahap uji coba akhir sebelum diserahterimakan ke TNI AL PenggantiPengganti dari KRI Klewang akan diserahkan pada tahun 2019 bersamaan dengan penyerahan X18 Tank Boat (Antasena) buatan PT Lundin. Klewang 2 akan mengadopsi RBS-15 Mk3 buatan Swedia sebanyak empat unit. Begitu pula dengan meriam serbagunanya juga menggunakan produk Bofors 40 Mk4 kaliber 40 mm.[6] Lihat JugaKCR kelas KlewangLainnyaCatatan kaki
Referensi
Video |