Share to:

 

Kacamata biasa (burung)

Kacamata biasa
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
Z. melanurus
Nama binomial
Zosterops melanurus
(Hartlaub, 1865)

Kacamata biasa (Zosterops melanurus) adalah nama sejenis burung kecil dari suku Zosteropidae, bangsa Passeriformes (burung petengger) endemik di Jawa dan Bali[2][3]. Burung ini sebelumnya dianggap sebagai bagian dari kompleks Z. palpebrosus, namun uji genetik menunjukan bahwa populasi di Jawa dan Bali sebagai spesies yang terpisah bersama dengan beberapa taksa lain di kompleks tersebut[4]. Dalam bahasa Inggris, burung ini dikenal sebagai Sangkar White-eye.

Pengenalan

Burung kecil yang lincah, dengan panjang tubuh (dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 10–11 cm. Sisi atas tubuh tertutup bulu-bulu kehijauan atau hijau kekuningan (hijau zaitun), sedangkan sisi bawahnya sedikit bervariasi bergantung rasnya, kecuali leher dan dadanya yang berwarna kuning terang. Sayapnya membundar dan kaki-kakinya kuat.

Nama-namanya (“kacamata”, white-eye) merujuk pada lingkaran bulu-bulu kecil berwarna putih di sekeliling matanya. Nama marganya berasal dari kata Yunani zosterops, yang berarti ”sabuk mata”.

Gemar berkelompok, burung ini kerap membentuk gerombolan besar yang bergerak bersama di antara tajuk pepohonan;[5] bahkan sering juga bercampur dengan spesies lain seperti burung sepah (Pericrocotus).[6] Meskipun utamanya burung kacamata bersifat pemakan serangga, tetapi ia pun memakan nektar dan aneka jenis buah. Sembari mencari mangsanya di sela-sela dedaunan, burung ini terus bergerak dari satu ranting ke lain ranting, dan kemudian berpindah ke lain pohon yang berdekatan, sambil terus mengeluarkan suara berkeciap tinggi setiap beberapa saat sekali untuk berkomunikasi dengan anggota kelompok yang lainnya.[5]

Di Jawa, burung ini tercatat bertelur mulai dari Januari hingga Oktober. Telur berjumlah kurang lebih tiga (2–5) butir berwarna biru pucat, diletakkan pada sarang berupa cawan kecil yang khas bentuknya. Sarang ini terbuat dari akar-akaran, tangkai dan tulang daun, dan bahan-bahan tumbuhan lainnya, serta dihiasi dengan lumut. Sarang diletakkan di percabangan ranting atau rumpun bambu, sekitar 2–4 m di atas tanah.[5][6]

Ras dan penyebaran

  • Z.p. buxtoni di Jawa bagian barat. Mirip dengan kacamata gunung Z. japonicus yang hanya hadir di Jawa bagian timur dengan distribusi yang tidak saling beririsan. Perbedaannya, Z. m. buxtoni sisi bawah tubuh berwarna abu-abu keputihan; perbedaannya buxtoni memiliki sebuah garis kuning membujur di tengah dada hingga perut, paha yang berwarna putih, dan iris mata kecoklatan (iris putih pada japonicus). Sangat mirip dengan kacamata belukar Zosterops everetti, yang perutnya lebih abu-abu dan pita kuning di dadanya lebih lebar[3].
  • Z.p. melanurus di Jawa dan Bali. Sisi bawah tubuh kuning seluruhnya. Sisi atas tubuh (termasuk tunggir) hijau zaitun, dengan bercak kuning di atas paruh[3].

Galeri

Referens

  1. ^ BirdLife International (2004). Zosterops melanurus. 2006 IUCN Red List of Threatened Species. IUCN 2006. Diakses 12 May 2006.
  2. ^ Taufiqurrahman, Imam; Akbar, Panji Gusti; Purwanto, Asman Adi; Untung, Mas; Assidiqi, Zulqarnain; Iqbal, Muhammad; Wibowo, Waskito Kukuh; Tirtaningtyas, Fransisca Noni; Triana, Desi Ayu (2022). Panduan Lapangan Burung-Burung di Indonesia Seri 1: Sunda Besar. Batu: Birdpacker Indonesia/Interlude. ISBN 978-623-6470-65-7. 
  3. ^ a b c Akbar, Panji G.; van Balen, Bas (2020). "Sangkar White-eye (Zosterops melanurus), version 2.0". Birds of the World (dalam bahasa Inggris). doi:10.2173/bow.sanwhe2.02. 
  4. ^ Lim, Bryan T. M.; Sadanandan, Keren R.; Dingle, Caroline; Leung, Yu Yan; Prawiradilaga, Dewi M.; Irham, Mohammad; Ashari, Hidayat; Lee, Jessica G. H.; Rheindt, Frank E. (2018-07-23). "Molecular evidence suggests radical revision of species limits in the great speciator white-eye genus Zosterops". Journal of Ornithology. 160 (1): 1–16. doi:10.1007/s10336-018-1583-7. ISSN 2193-7192. 
  5. ^ a b c Ali, S. 1996. The Book of Indian Birds. Bombay Nat. Hist. Soc. and Oxford Univ. Press. Mumbai. p. 300. ISBN 0-19-563731-3
  6. ^ a b MacKinnon, J. 1993. Panduan lapangan pengenalan Burung-burung di Jawa dan Bali. Gadjah Mada University Press. Jogyakarta. ISBN 979-420-150-2. Hal. 369.

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya