Kalatiku Paembonan
Dr. Drs. Kalatiku Paembonan, M.Si. (16 November 1953 – 8 Agustus 2024) adalah seorang politikus, birokrat, dan dosen Indonesia yang menjabat sebagai Bupati Toraja Utara pada tahun 2016 hingga 2021. Sebelum terjun ke dunia politik, Kalatiku bekerja di Departemen Dalam Negeri dan memegang beberapa posisi tinggi di departemen tersebut. Ia kemudian menjadi dosen di Institut Pemerintahan Dalam Negeri sebelum mengundurkan diri untuk mencalonkan diri pada Pilkada Kabupaten Toraja Utara. Kehidupan awal dan pendidikanPaembonan lahir pada tanggal 16 November 1953 di Rantepao, Toraja Utara. Beliau menyelesaikan pendidikan dasar di SD Kristen Malango pada tahun 1965, SMP Rantepao pada tahun 1969, dan SMA Negeri Takalar pada tahun 1972. Setelah menyelesaikan SMA, Kalatiku pindah ke Makassar dan belajar ekonomi di Universitas Hasanuddin di Makassar (kemudian Ujungpandang), lulus pada tahun 1981. Selama kuliah, Kalatiku aktif dalam organisasi kemahasiswaan, di mana ia menjadi wakil ketua OSIS dan ketua Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia cabang Makassar.[1] Paembonan memperoleh gelar master di bidang administrasi dan kebijakan publik dari Universitas Indonesia selama karir pegawai negerinya. Tesisnya membahas tentang perkembangan pegawai negeri sipil pada pengelolaan wilayah pemerintah kota Sukabumi.[2] Beliau memperoleh gelar doktor dari Universitas Padjadjaran pada tahun 2013.[1] KarirPaembonan memulai masa jabatannya di departemen tersebut pada tahun 1983 dan ditugaskan pada badan pelatihan dan pendidikan departemen tersebut. Selama dua tahun pertama, beliau menjabat sebagai konsultan mitra Indonesia untuk program Kolaborasi Perencanaan dan Pembangunan (PADCO) dari United States Agency for International Development di Indonesia. Beliau juga mengajar mata kuliah yang berkaitan dengan perencanaan wilayah, sistem manajemen proyek, kursus kepemimpinan tinggi, dan kursus kepemimpinan tingkat lanjut.[2] Pada tahun 1987 hingga 1992, Paembonan diangkat menjadi kepala subbagian evaluasi pada badan tersebut. Selama periode ini, Kalatiku menjadi manajer proyek beberapa program pelatihan tata kelola. Ia sempat menjadi Pj Kepala Pengelola Daerah Pusat Pembangunan Pemerintahan selama setahun sebelum diangkat menjadi Kepala Urusan Keuangan pada Badan Diklat.[2] Pada tahun 1995, Kalatiku dicalonkan untuk Bupati Tana Toraja. Ia memperoleh enam suara dan kalah dalam pemilihan dari Tarsis Kodrat, juru bicara komando militer Sulawesi.[3] Setelah menerima gelar masternya, pada tahun 2000 Paembonan dipromosikan menjadi kepala balai pelatihan fungsional di departemen tersebut.[1] Sekitar periode ini, seorang pegawai negeri sipil di kantor agama Sulawesi Selatan mengklaim bahwa sembilan puluh orang persen perempuan Toraja telah kehilangan keperawanannya. Paembonan, bersama dengan advokat Toraja Micha Lumilling dan Duma Barrung, dipercaya oleh warga Toraja di Jakarta untuk membentuk kelompok advokasi dan menuntut pegawai negeri tersebut.[4] Setahun kemudian, beliau dipindahkan ke Direktorat Jenderal Bina Masyarakat sebagai Direktur Pelatihan Masyarakat pada tahun 2001 dan Direktur Usaha Ekonomi Masyarakat pada tahun 2002. Pada tahun yang sama, beliau diangkat menjadi Sekretaris Direktorat Jenderal, jabatan tertinggi kedua. di direktorat jenderal. Beliau pensiun pada tahun 2010 dan mulai mengajar di Institut Pemerintahan Dalam Negeri.[1] Karir politikPada tahun 2010, Paembonan mencalonkan diri sebagai Bupati Toraja Utara, dengan Alfrita Pasande Danduru sebagai pasangannya. Ia menerima dukungan dari Partai Damai Sejahtera yang berbasis Kristen dan enam partai non-parlemen lainnya.[5][6] Paembonan gagal melaju ke pemilu putaran kedua karena perolehan suaranya tidak lebih dari tiga puluh persen.[7] Paembonan kembali mencalonkan diri sebagai Bupati Toraja Utara pada Pilkada 2015, kali ini dengan pengusaha asal Papua Yosia Rinto Kadang sebagai pasangannya.[8] Paembonan berhasil mendapatkan dukungan untuk pencalonannya dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.[9] Paembonan memenangkan pemilu dengan total 71.120 suara (54,2% dari total jumlah suara).[10] Paembonan berusaha untuk mendapatkan masa jabatan kedua sebagai bupati dengan dokter Etha Rimba Tandi Payung sebagai pasangannya. Ia mendapat dukungan dari partainya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, serta Partai Gerindra, Partai Perindo, dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia.[11] Ia menempati posisi kedua dalam pemilu dengan 52.706 suara, atau 38,4% dari total jumlah suara.[12] Pada pemilihan umum legislatif Indonesia 2024, Paembonan mencalonkan diri sebagai calon Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dari daerah pemilihan Sulawesi Selatan III tetapi gagal mendapatkan cukup suara untuk mendapatkan satu kursi.[13] Kehidupan pribadiPaembonan menikah dengan Linda Christine dan dikaruniai seorang anak bernama Rannusary Paembonan. Paembonan adalah seorang Kristen Protestan.[1] Paembonan meninggal dunia pada 8 Agustus 2024 pada usia 70 tahun di Rumah Sakit Agung Manggarai, Tebet, Jakarta.[14] Referensi
|