Share to:

 

Kampanye Mediterania 1798

Kampanye Mediterania 1798
Bagian dari Perang Revolusi Prancis
On a choppy sea, a large warship burns out of control. The central ship is flanked by two other largely undamaged ships. In the foreground two small boats full of men row between floating wreckage to which men are clinging.

Hancurnya 'L'Orient' pada Pertempuran Sungai Nil
George Arnald, 1827, Museum Maritim Nasional
TanggalMei – Desember 1798
LokasiLaut Mediterania
Hasil Kemenangan Britania dan Sekutu
Pihak terlibat
 Britania Raya
Setelah Juni 1798:
Portugal Portugal
 Kekaisaran Rusia
 Ottoman Empire
 Kingdom of Naples
Ordo Militer Berdaulat Malta Ksatria Hospitaller
 Prancis
 Spanyol
Tokoh dan pemimpin
Kerajaan Britania Raya Horatio Nelson
Portugal Marquess of Nisa
Ordo Militer Berdaulat Malta Ferdinand von Hompesch zu Bolheim Menyerah
Prancis Napoleon Bonaparte
Prancis François-Paul Brueys D'Aigalliers 
Prancis Thomas-Alexandre Dumas

Kampanye Mediterania 1798 adalah serangkaian operasi besar oleh angkatan laut Prancis yang dilakukan di sekitar Pasukan Ekspedisi Prancis yang dikirim ke Mesir di bawah Napoleon Bonaparte selama Perang Revolusi Prancis. Republik Prancis berusaha untuk menduduki Mesir sebagai tahap pertama dalam upaya untuk mengancam India Britania, dan dengan demikian memaksa Britania untuk membuat perjanjian perdamaian. Berlayar dari Toulon pada Mei 1798 dengan lebih dari 40.000 pasukan dan ratusan kapal, armada Bonaparte berlayar ke tenggara melintasi Laut Mediterania. Mereka diikuti oleh sejumlah kapal Britania di bawah Laksamana Muda Sir Horatio Nelson, yang kemudian diperkuat dengan 13 ship of the line. Hanya saja pengejaran terhambat karena kurangnya fregat pengintai dan informasi yang tepercaya. Sasaran pertama Pasukan Bonaparte adalah pulau Malta, yang berada di bawah kekuasaan Ksatria Hospitaller dan secara teoretis penguasa Malta dapat memegang kendali Mediterania Tengah. Pasukan Bonaparte mendarat di pulau itu dan dengan cepat mengamankan kota pelabuhan Valletta sebelum melanjutkan ke Mesir. Ketika Nelson mengetahui Prancis menguasai Malta, ia menduga sasaran Prancis berikutnya adalah Mesir dan ia berlayar ke Alexandria. Namun, pasukan Britania melewati pasukan Prancis pada 22 Juni malam hari tanpa bertemu mereka dan tiba dari Mesir terlebih dahulu.

Tidak dapat menemukan Bonaparte, Nelson kembali berlayar dan mencapai Sisilia pada tanggal 19 Juli. Sementara Nelson kembali ke arah barat, Bonaparte tiba di Alexandria dan menyerbu kota tersebut, menguasain wilayah pantai dan mengerahkan pasukannya ke daratan lebih jauh. Armada Prancis, yang dipimpin oleh Laksamana Madya François-Paul Brueys D'aigalliers, berlabuh di Teluk Abu Qir. Pada tanggal 1 Agustus, Nelson yang telah kembali ke pantai Mesir setelah menerima laporan yang terkumpul di Koroni yang menunjukkan invasi Prancis telah tiba di Teluk Abu Qir. Meskipun waktu itu sedang sore hari dan armada Britania tidak memiliki peta akurat dari Teluk Abu Qir, Nelson memerintahkan serangan langsung kepada van Prancis. Brueys tidak siap dan kapal-kapalnya tidak mampu bergerak karena pasukan Britania dibagi menjadi dua divisi dan berlayar ke kedua sisi dari pasukan Prancis. Serangan tersebut membuat lima kapal Prancis tertangkap dan Britania mulai menyerang kapal utama Prancis, Orient. Pada pukul 21.00, Orient terbakar dan meledak, membunuh sebagian besar kru dan pertempuran utama berakhir. Pertempuran sporadis terus berlangsung selama dua hari berikutnya, sampai semua kapal Prancis tertangkap, hancur atau melarikan diri. Di Pertempuran Sungai Nil, sebelas ship of the line dan dua fregat Prancis hancul, membuat Bonaparte terjebak di Mesir dan mengubah peta peperangan di Mediterania.

Dengan kalahnya Angkatan Laut Prancis di Mediterania, negara-negara lain didorong untuk bergabung dengan Koalisi Kedua dan berperang dengan Prancis. Portugal, Kerajaan Napoli, Kekaisaran Rusia dan Kekaisaran Utsmaniyah mengerahkan pasukan mereka ke Mediterania. Rusia dan Turki ikut berpartisipasi dalam blokade Mesir dan operasi di Laut Adriatik, sedangkan Portugal ikut serta dalam Pengepungan Malta yang dipimpin oleh Nelson di Napoli. Nelson menjadi terlibat dalam perpolitikan Napoli dan mendorong Raja Ferdinando untuk berperang dengan Prancis, yang mengakibatkan lenyapnya Kerajaan Napoli. Di Mediterania Barat, Laksamana Madya Earl St Vincent mengerahkan pasukan melawan Menorca dan cepat berhasil dikuasai. Menorca kemudian menjadi sebuah pangkalan angkatan laut yang penting.

Daftar Pustaka

Kembali kehalaman sebelumnya