Kartini Hermanus
Brigadir Jenderal TNI (Purn.) Raden Ayu Kartini Hermanus (2 Agustus 1949 – 24 Agustus 2021) adalah mantan perwira militer Indonesia yang menjadi jenderal wanita pertama di Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat. Kehidupan awalKartini Hermanus lahir pada tanggal 2 Agustus 1949 di Surakarta, Jawa Tengah. Ia adalah putri ke-2 dari ibu Ray Parmanti. Leluhurnya dari garis ibu adalah keturunan dari KGPAA Mangkunagara III dari Puro Mangkunegaran Surakarta dan Sri Susuhunan Pakubuwono III dari Karaton Surakarta Hadiningrat. Setelah kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi selama dua tahun, ia mendaftarkan diri di Sekolah Perwira Wajib Militer (Sepawamil) pada tahun 1970.[1] Karier militerSetelah lulus dari Sepawamil, Kartini berkarier sebagai anggota TNI-AD dari kecabangan Korps Ajudan Jenderal. Ia memasuki Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat Indonesia pada tahun 1993 dan lulus pada tahun berikutnya. Kartini dan seorang perwira militer lainnya bernama Kolonel Haerasma adalah satu-satunya wanita dari 201 perwira militer yang mengikuti pendidikan di Seskoad pada tahun itu. Pada 27 Mei 1997, Kartini dilantik sebagai Komandan Pusat Pendidikan Korps Wanita Angkatan Darat (Pusdik Kowad). Dia dilantik setelah pemisahan Pusdik Kowad dari Komando Pembina Doktrin, Pendidikan dan Latihan Angkatan Darat.[2] Setelah menjabat sebagai inspektur selama tiga tahun, Kartini ditunjuk sebagai staf ahli kepala staf angkatan darat bidang sosial budaya pada awal November 2000.[3] Sesuai dengan jabatan barunya, Kartini Hermanus memperoleh kenaikan pangkat menjadi Brigadir Jenderal pada 1 Desember 2000[1] dan menjadikannya sebagai "Jenderal Wanita" pertama di TNI-AD.[4] Dia pensiun dari militer pada 11 November 2004.[5] Kehidupan pribadiKartini Hermanus menikah dengan Kolonel Infanteri (Purn) Pieter Hermanus Van der Linde, pensiunan kolonel angkatan darat dan perancang Pindad SS2. Pasangan ini memiliki empat anak, yaitu Ondre Hermanus, Marta Hermanus, Jimmy Hermanus, dan Terry Hermanus.[6] Ketika ditanya apakah dia masih akan menghormati suaminya setelah dia mengunggulinya pada tahun 2000, Kartini Hermanus menyatakan bahwa "Kalau di rumah ya tentu saya tetap hormat pada suami. Lagi pula dia kan sudah pensiun [dari militer]."[1] Referensi
|