Karya AristotelesKarya Aristoteles, juga dikenal sebagai Corpus Aristotelicum dalam bahasa Latin, adalah kumpulan karya Aristoteles yang masih bertahan sejak zaman kuno. Menurut pembagian dari Aristoteles sendiri, tulisan-tulisannya dapat dibagi menjadi dua kelompok: eksoteris dan esoteris.[1] Para peneliti memahami hal ini sebagai perbedaan antara karya-karya yang ditujukan untuk umum (eksoterik), dan karya-karya yang lebih teknis untuk digunakan dalam pengajaran bagi murid-muridnya di Lyceum (esoterik).[2] Para sarjana modern umumnya berasumsi bahwa catatan-catatan ini merupakan catatan kuliah Aristoteles yang belum dipoles, atau dalam beberapa kasus mungkin merupakan catatan-catatan yang dibuat oleh para muridnya.[3] Namun, Ammonius Hermiae, seorang Neoplatonis abad ke-5, mengatakan bahwa gaya penulisan Aristoteles sengaja dibuat ambigu (obskurantis) agar "orang yang tepat dapat mengembangkan pikirannya lebih jauh, sedangkan orang awam yang tidak peduli akan tenggelam dalam ketidakjelasan ketika mereka menemukan kalimat-kalimat yang ambigu."[4] Tidak semua Corpus Aristotelicum dianggap asli, tetapi berbeda-beda dalam hal hubungannya dengan Aristoteles, rekan-rekannya, dan pandangannya. Beberapa di antaranya dianggap oleh sebagian besar sarjana sebagai produk "sekolah" Aristoteles dan disusun di bawah arahan atau pengawasannya. Karya lainnya, seperti On Colors (Tentang Warna), malah boleh jadi merupakan produk murid-murid Aristoteles di Lyceum, misalnya, Theophrastus dan Strato dari Lampsacus. Ada pula yang dinisbatkan kepada Aristoteles melalui kesamaan dalam doktrin atau isi, seperti De Plantis yang kemungkinan besar ditulis oleh Nicolaus dari Damaskus. Klasifikasi terakhir, yang tidak akan dicantumkan di sini, mencakup ramalan tangan abad pertengahan, teks astrologi dan magis yang semata-mata dinisbatkan kepada Aristoteles demi promosi diri. Dalam beberapa risalah, terdapat rujukan ke karya-karya lainnya dalam korpus. Berdasarkan referensi tersebut, sejumlah cendekiawan telah mengusulkan kemungkinan urutan kronologis untuk sejumlah tulisan Aristoteles. WD Ross, misalnya, menyarankan kronologi umum sebagai berikut: Kategori, Topik, Sophistici Elenchi, Analisis, Metafisika Δ, karya fisik, Etika, dan sisa Metafisika.[5] Namun banyak sarjana modern, yang hanya berdasarkan pada kurangnya bukti, bersikap skeptis terhadap upaya untuk menentukan urutan kronologis tulisan Aristoteles.[6] Latar Belakang SejarahMenurut Strabo dan Plutarch, setelah kematiannya karya-karya Aristoteles dipegang oleh Theophrastus, pengganti Aristoteles sebagai kepala Lyceum dan sekolah Peripatetik).[7] Setelah kematian Theophrastus, perpustakaan kemudian diberikan kepada Neleus dari Scepsis.[8] Beberapa waktu kemudian, Kerajaan Pergamon mulai menyita buku-buku Aristoteles untuk menjadi koleksi perpustakaan kerajaan, karena itu pewaris Neleus menyembunyikan koleksi mereka di ruang bawah tanah agar tidak turut disita. Buku-buku Aristoteles tersimpan di sana selama sekitar satu setengah abad dalam kondisi yang tidak ideal untuk pelestarian dokumen. Setelah kematian Attalus III, yang juga mengakhiri program perpustakaan Kerajaan Pergamon, keberadaan perpustakaan Aristoteles terungkap. Maka koleksi yang ada kemudian dibeli oleh Apellicon dan dibawa pulang ke Athena pada sekitar 100 SM.[8]:5–6 : 5–6 Selain menyelamatkan koleksi yang ada, Apellicon juga berupaya memulihkan teks-teks tersebut karena banya di antaranya yang telah rusak. Dia menyalinnya ke dalam manuskrip baru, dan menggunakan tebakan terbaiknya untuk mengisi kekosongan di mana naskah asli tidak dapat dibaca.[8]:5–6 : 5–6 Ketika Kerajaan Romawi di bawah pimpinan Sulla merebut Athena pada 86 SM, ia menyita perpustakaan tersebut dan memindahkannya ke Roma. Di sana, Andronicus dari Rhodes menyusun teks-teks tersebut dalam wujud edisi lengkap pertama karya-karya Aristoteles (dan karya-karya yang dikaitkan dengannya).[9] Teks Aristoteles yang kita miliki saat ini didasarkan pada pekerjaannya.[8] : 6–8 Dalam Vitae Philosophorum (c. 230 M), Diogenes Laërtius mencantumkan karya Aristoteles sebanyak 156 judul yang dibagi menjadi sekitar 400 buku, yang ia laporkan berjumlah 445.270 baris tulisan;[10] tetapi banyak dari karya-karya ini yang hilang atau hanya tersisa dalam bentuk fragmen, dan beberapa mungkin telah dinisbatkan secara tidak berdasar.[8]:9–11 : 9–11 Naskah Menurut Penomoran BekkerPenomoran Bekker, standar penyusunan Corpus Aristotelicum, didasarkan pada nomor halaman yang digunakan dalam edisi Akademi Ilmu Pengetahuan Prusia dari karya-karya lengkap Aristoteles (Aristotelis Opera edidit Academia Regia Borussica, Berlin, 1831–1870). Sebutan ini diambil dari nama editor edisi tersebut, yakni filolog klasik August Immanuel Bekker (1785–1871).
Naskah Berupa FragmenKarya-karya Aristoteles dalam bentuk fragmen disertakan dalam volume kelima edisi Bekker yang disunting oleh Valentin Rose. Namun, penomorannya tidak berdasarkan Penomoran Bekker, tetapi berdasarkan nomor fragmen. Edisi pertama fragmen Aristoteles karya Rose adalah Aristoteles Pseudepigraphus (1863). Sebagaimana judulnya, Rose menganggap semua ini palsu. Penomoran fragmen dalam edisi revisi oleh Rose, yang diterbitkan dalam seri Teubner, Aristotelis qui ferebantur librorum fragmenta, Leipzig, 1886, masih umum digunakan (ditunjukkan dengan R3), meskipun ada edisi yang lebih baru dengan penomoran yang berbeda oleh Olof Gigon (diterbitkan pada tahun 1987 sebagai vol. 3 baru dalam cetakan ulang Walter de Gruyter dari edisi Bekker), dan edisi de Gruyter baru oleh Eckart Schütrumpf yang sedang dipersiapkan. [11] Untuk fragmen dalam terjemahan bahasa Inggris, lihat WD Ross, Select Fragments (Oxford 1952), dan Jonathan Barnes (ed.); The Complete Works of Aristotle: The Revised Oxford Translation, vol. 2, Princeton 1984, hlm. 2384–2465. Ada pula terjemahan baru dari fragmen Protrepticus karya Aristoteles telah ada, yang dibuat oleh Hutchinson dan Johnson (2015).[12] Karya-karya yang bertahan hanya dalam bentuk fragmen termasuk dialog Tentang Filsafat (atau Tentang Kebaikan ), Eudemus (atau Tentang Jiwa ), Tentang Keadilan, dan Tentang Kelahiran yang Baik. Adapun karya yang mungkin palsu, On Ideas bertahan dalam kutipan oleh Alexander dari Aphrodisias dalam komentarnya tentang Metafisika karya Aristoteles. Untuk dialognya, lihat juga edisi Richard Rudolf Walzer, Aristotelis Dialogorum fragmenta, in usum Scholarum (Florence 1934), dan Renato Laurenti, Aristotele: I frammenti dei dialoghi (2 jilid), Naples: Luigi Loffredo, 1987. Lihat PulaReferensi
Sumber
Tautan EksternalWikisource Inggris memiliki teks asli yang berkaitan dengan artikel ini:
Wikisource Yunani memiliki teks asli yang berkaitan dengan artikel ini:
|