Kebobolan Bendungan Banqiao 1975
Kegagalan Bendungan Banqiao 1975 (Tionghoa sederhana: 河南“75·8”水库溃坝; Tionghoa tradisional: 河南「75·8」水庫潰壩) adalah keruntuhan Bendungan Banqiao dan 61 bendungan lain di Henan, Tiongkok akibat Topan Nina pada Agustus 1975.[1][2][3][4] Keruntuhan bendungan tersebut menciptakan banjir paling mematikan di dunia yang berdampak pada total populasi 10.15 juta dan merendam sekitar 30 kota dan kabupaten dengan luas 12.000 kilometer persegi (atau 3 juta hektar), dengan korban tewas berjumlah sekitar 26.000 sampai 240.000.[1][3][4][5][6] Banjir tersebut juga menyebabkan keruntuhan 6.8 juta[5] atau lebih dari 5 juta[7] rumah. Kegagalan bendungan tersebut terjadi pada Revolusi Kebudayaan saat kebanyakan orang disibukan dengan "revolusi".[4] Partai Komunis Tiongkok (PKT) serta pemerintahan Tiongkok kemudian menyembunyikan detail bencana tersebut sampai 1990an, saat The Great Floods in China's History (中国历史大洪水), sebuah buku yang diberi kata pengantar oleh Qian Zhengying yang menjabat sebagai Menteri Sumber Daya Air Tiongkok pada 1970an dan 1980an, membongkar detail bencana tersebut ke masyarakat untuk pertama kalinya.[5][8][9][10][11] Referensi
Bacaan tambahan
Pranala luar
|