Share to:

 

Keliti

Keliti perahu dayung
Keliti yang digunakan dalam olahraga dayung

Keliti,[1] adalah alat penahan yang menghubungkan batang dayung dengan bibir perahu. Ketika perahu didayung, keliti berfungsi sebagai titik tumpu batang dayung, sehingga gaya dorong yang dikerahkan pendayung terhadap air dengan menggunakan dayung terpindahkan ke perahu melalui gaya tolak yang tertumpu pada keliti.

Pada wahana dayung biasa, keliti dipasang pada bordu. Dalam olahraga dayung, keliti dipasang pada cadik yang menganjur keluar dari bibir perahu sehingga memperbesar daya ungkit dayung. Dalam olahraga dayung, keliti lazimnya berbentuk huruf U dan dipasang pada pancang tegak sedemikian rupa sehingga keliti dapat berputar pada pancang itu ketika batang dayung digerakkan. Selain itu keliti dilengkapi dengan mekanisme penguncian pada ujung lekuk "U" untuk mencegah batang dayung terlepas dari keliti tanpa disengaja.

Mula-mula, keliti hanya berupa dua pasak kayu yang dipancangkan berdekatan pada bibir perahu untuk menyangga batang dayung. Keliti berupa pasak tunggal dapat digunakan bilamana batang dayung diberi lubang sehingga dapat dipasang pada pasak.

Olahraga dayung

Keliti yang digunakan dalam olahraga dayung awalnya terbuat dari kuningan atau perunggu dan tanpa pengunci. Seiring dengan dikenalnya bahan-bahan baku modern, kini keliti terbuat dari plastik yang dihasilkan oleh cetakan injeksi dengan presisi yang tinggi guna mengurangi gesekan antara pelindung batang dayung dengan keliti. Keliti terkini yang digunakan dalam lomba dayung memiliki pegas untuk mencengkeram pelindung batang dayung agar terpasang kokoh pada pasak keliti.

Keliti juga adalah peralatan teknis dalam olahraga dayung yang berfungsi menahan batang dayung sedemikian rupa sehingga daun dayung terbenam dalam air dengan sudut yang tepat guna tercapai kinerja terbaik.

Lambang kebesaran

Gambar keliti juga menjadi bagian dari lambang Kotapraja Fosnes, Kotapraja Radøy, dan Kotapraja Tjøme di Norwegia.

Referensi

  1. ^ "arti kata keliti dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia versi daring". Diakses tanggal 27 Februari 2017. 
Kembali kehalaman sebelumnya