Share to:

 

Kepenggemaran

Cosplayer berpakaian layaknya Katniss Everdeen pada Montreal Comiccon, Juli 2015

Sebuah kepenggemaran (bahasa Inggris: fandom) adalah subkultur yang terdiri dari sekelompok penggemar yang ditandai oleh perasaan empati dan persahabatan terhadap orang lain yang memiliki minat yang sama. Penggemar biasanya tertarik bahkan pada rincian kecil dari objek yang mereka gemari serta menghabiskan sebagian besar waktu dan tenaga untuk hal-hal yang mereka minati, sering kali menjadi bagian dari jejaring sosial dengan praktik khusus; inilah yang membedakan seorang "fannish" (penggemar terafiliasi kepenggemaran) dengan yang hanya memiliki minat biasa.

Kepenggemaran dapat tumbuh di dekat lingkungan minat insani maupun aktivitas manusia mana pun. Subjek minat penggemar dapat didefinisikan secara sempit yang berfokus pada hal-hal seperti individu seorang selebriti, atau secara luas yang melingkupi keseluruhan hobi, genre, atau mode. Walaupun kini lebih sering digunakan untuk merujuk kelompok orang yang terpesona dengan subjek-subjek tertentu. Istilah ini berakar pada sebutan untuk orang yang sangat mengapresiasi olahraga, sport-fanatics. Kamus Merriam-Webster melacak penggunaan istilah tersebut hingga ke tahun 1903.[1]

Terdapat sejumlah konvensi besar yang memuaskan berbagai kepenggemaran dalam satu waktu, menyajikan hal terkait minat akan film, komik, anime, acara televisi, dan cosplay, serta memberi kesempatan untuk membeli dan menjual barang dagangan terkait. Konvensi tahunan seperti Comic Con International merupakan contoh acara yang sangat terkenal dan banyak dikunjungi yang melayani banyak kepenggemaran.

Subkultur terorganisir

Penggemar Harry Potter berpakaian layaknya siswa Hogwarts

Media kepenggemaran bercabang dari fiksi ilmiah pada awal 1970-an ke arah hubungan antar tokoh dalam media waralaba di televisi dan film, seperti Star Trek dan The Man from U.N.C.L.E..[2] Penggemar waralaba ini menciptakan produk kreatif seperti seni penggemar dan fiksi penggemar di saat kepenggemaran fiksi ilmiah umumnya masih berfokus pada diskusi kritis. Konvensi MediaWest menyediakan ruang video dan berperan penting pada munculnya video penggemar (vidding) pada akhir 1970-an.[3] Sejak pertengahan 1970-an, dapat ditemui penggemar di konvensi fiksi ilmiah yang tidak membaca karya aslinya, tetapi hanya melihatnya di film atau televisi.

Kepenggemaran anime dan manga dimulai tahun 1970-an di Jepang. Di Amerika, kepenggemaran ini juga mulai muncul sebagai cabang kepenggemaran fiksi ilmiah, di mana para penggemar membawa manga Jepang impor ke sebuah konvensi.[4] Sebelum anime mulai dilisensi di A.S., penggemar yang ingin menonton anime lain akan menyebarluaskan salinan film anime yang mereka miliki dan menambahkan sendiri takarirnya untuk dibarter dengan sesama teman di komunitas, hal ini menandai dimulainya zaman fansub. Penggemar-penggemar seperti inilah yang pada akhirnya menghidupkan hal-hal kegemarannya hingga dapat diimplementasikan ke banyak hal seperti poster, merchandise, lagu, video game, cover lagu, cover dance, dan masih banyak lainnya.

Furry fandom merujuk pada kepenggemaran atas karakter hewan antropomorfik fiktif dengan kepribadian dan sifat manusia. Konsep furry berasal dari konvensi fiksi ilmiah tahun 1980,[5] ketika sebuah gambar karakter dari Albedo Anthropomorphics karya Steve Allaci menuai pembicaraan mengenai karakter antropomorfik dalam novel fiksi ilmiah, yang pada akhirnya menciptakan kelompok diskusi yang bertemu di konvensi fiksi ilmiah dan komik.

Dalam film

Film-film dokumenter tuturan penuh tentang kepenggemaran di antaranya adalah Trekkies, Ringers: Lord of the Fans, Finding the Future: A Fiction Conversation Science, dan Done the Impossible. "Fandom" juga merupakan judul film mokumenter tentang penggemar yang terobsesi dengan Natalie Portman. Film Slash tahun 2016 juga menceritakan seorang anak muda yang menulis fiksi penggemar slash.[6]

Lihat pula

Fandom menurut medium

Daftar kepenggemaran terkenal

Para penggemar animasi My Little Pony: Friendship Is Magic memakai kostum karakter kesukaan mereka.

Referensi

  1. ^ "Fandom - Definition of fandom by Merriam-Webster". merriam-webster.com. 
  2. ^ Coppa, Francesca (2006). "A Brief History of Media Fandom". Dalam Hellekson, Karen; Busse, Kristina. Fan Fiction and Fan Communities in the Age of the Internet. Jefferson, North Carolina: McFarland & Company. hlm. 41–59. ISBN 978-0-7864-2640-9. 
  3. ^ Walker, Jesse (August–September 2008). "Remixing Television: Francesca Coppa on the vidding underground". Reason Online. Diakses tanggal 15 Agustus 2009. 
  4. ^ Bennett, Jason H. "A Preliminary History of American Anime Fandom" (PDF). University of Texas at Arlington. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Juli 2011. Diakses tanggal 10 Mei 2009. 
  5. ^ Patten, Fred (2012-07-15). "Retrospective: An Illustrated Chronology of Furry Fandom, 1966–1996". Flayrah. Diakses tanggal 2012-07-15. 
  6. ^ Leydon, Joe (2016-03-14). "Film Review: 'Slash'". Variety. Retrieved 2016-12-02.

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya