Share to:

 

Kerajaan Galunggung

Sebuah jalan menuju Kabupaten Tasikmalaya, sementara Gunung Galunggung terlihat di kejauhan - 1920-1940.

Kerajaan Galunggung adalah kerajaan bercorak Hindu di Tatar Sunda yang merupakan kerajaan daerah dari Kerajaan Galuh. Tanggal 13 Bhadrapada 1033 Saka atau 21 Agustus 1111 dengan penguasa pertamanya yaitu Batari Hyang, berdasarkan Prasasti Geger Hanjuang yang ditemukan di bukit Geger Hanjuang, Desa Linggawangi, Kecamatan Leuwisari, Tasikmalaya membuka Rajyamandala Galunggung (kerajaan bawahan Galunggung). Dari Sang Batari inilah mengemuka ajarannya yang dikenal sebagai Sang Hyang Siksakanda ng Karesian. Ajarannya ini masih dijadikan ajaran resmi pada zaman Prabu Siliwangi (1482-1521 M) yang bertahta di Pakuan Pajajaran. Kerajaan Galunggung ini bertahan sampai 6 raja berikutnya yang masih keturunan Batari Hyang.[1] Saat pengaruh Islam menguat, pusat tersebut pindah ke daerah Pamijahan dengan Syekh Abdul Muhyi (abad ke XVII) sebagai tokoh ulama panutan.

Dimulai pada abad ke VII sampai abad ke XII di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Kabupaten Tasikmalaya, diketahui adanya suatu bentuk Pemerintahan Kebataraan dengan pusat pemerintahannya di sekitar Galunggung, dengan kekuasaan mengabisheka raja-raja (dari Kerajaan Galuh) atau dengan kata lain raja baru dianggap syah bila mendapat persetujuan Batara yang bertahta di Galunggung. Batara atau sesepuh yang memerintah pada masa abad tersebut adalah sang Batara Semplakwaja, Batara Kuncung Putih, Batara Kawindu, Batara Wastuhayu, dan Batari Hyang yang pada masa pemerintahannya mengalami perubahan bentuk dari kebataraan menjadi kerajaan.[1]

Lihat pula

Bacaan lanjut

  • Soemantri, Emuch Herman (1979). Sajarah Sukapura. Jakarta: Universitas Indonesia. 

Pranala

Catatan kaki

  1. ^ a b "Sejarah Singkat Kabupaten Tasikmalaya". Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya. Diakses tanggal 06 January 2011. 

Linimasa Kerajaan Sunda

Templat:Kerajaan Sunda

Kembali kehalaman sebelumnya