Share to:

 

Kerajaan Kusan

Daerah Lansekap Kusan yang berwarna biru di kabupaten Tanah Bumbu

Kepangeranan (Kerajaan) Kusan adalah kerajaan terluas yang menguasai kawasan sebelah tenggara provinsi Kalimantan Selatan, sekarang wilayah kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten Kotabaru.

Latar belakang kawasan ini sebelumnya di bawah kekuasaan Pangeran Purabaya. Salah seorang putra Sultan 'Inayatullah menikah dengan putri bansawan Bugis atau Makassar. Dari perkawinan ini lahirlah Pangeran Purabaya. Pangeran Purabaya memperoleh kawasan itu sebagai tanah apanase dengan luas wilayah sekitar sepertiga wilayah kerajaan Banjar saat itu. Ia salah seorang cucu Sultan Banjar yang menjadi pimpinan oposisi menentang pemerintahan Raja Banjar Sultan Amarullah Bagus Kesuma. Ketika itu Pangeran Purabaya dan putranya, Gusti Busu membuat basis perlawanan di Pulau Laut, namun akhirnya berhasil ditumpas oleh pasukan Pangeran Purba Negara dan Pangeran Nata Dilaga yang didatangkan dari pusat kerajaan Banjar.

Di bekas wilayah Kerajaan ini mulai dirintis kembali oleh Pangeran Muhammad dari Banjar (wafat 1761), ketika ia keluar dari istana untuk bermukim di kawasan pesisir kalimantan Selatan untuk sementara. Putranya, Pangeran Amir (Sultan Amir) yang sebelumnya tinggal di istana Martapura pindah ke kawasan ini sekitar tahun 1783, sebagai basis perlawanan untuk merebut tahta walinya Sultan Tahmidillah II. Pangeran Amir inilah yang dianggap sebagai Raja Kusan yang pertama.

Pada masa raja Tanah Bumbu, Gusti Besar (1820-1830), Pangeran Haji Muhammad keturunan Pangeran Dipati Tuha Raja Tanah Bumbu I mulai menetap di kawasan ini, tepatnya di kawasan Sela Selilau. Putranya, Gusti Musa atau Gusti Muso (Pangeran Haji Musa) ditempatkan oleh Ratu Intan I (selaku pewaris kerajaan Tanah Bumbu) untuk menduduki jabatan kepala daerah Batulicin (1832) dan kepala daerah Bangkalaan (1838-1840).

Kepangeranan (Kerajaan) Kusan setelah bergabung dengan Hindia Belanda disebut Landschap Kusan.

Ibu kotanya Praboekarta (Bedawangan).[1]

Landschap Koesan adalah kerajaan terluas yang pernah berdiri di wilayah Tanah Kusan yaitu daerah aliran sungai Kusan dari Salimuran ke arah hulu sungainya (di kecamatan Kusan Hulu, Kusan Tengah, Kuranji dan Sela Selilau (sekarang kecamatan Karang Bintang dan Mantewe). Wilayah ini sekarang termasuk dalam wilayah Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.

Wilayah Tanah Kusan bertetangga dengan wilayah kerajaan Tanah Bumbu (yang terdiri atas negeri-negeri: Batu Licin, Cantung, Buntar Laut, Bangkalaan, Tjingal, Manunggul, Sampanahan). Di dalam wilayah Tanah Kusan tersebut juga terdapat Kerajaan Pagatan. Wilayah ini semula merupakan sebagian dari wilayah Kesultanan Banjar yang diserahkan oleh Sunan Nata Alam kepada VOC-Belanda pada 13 Agustus 1878.

Landschap Koesan terletak di subdivisi bagian timur Kalimantan. Subdivisi Timur mengelola urusan Kerajaan Tanah Bumbu, Pasir, Kutai, Sambaliung, Gunung Tabur, dan Bulungan, dan kabupaten Tidung dan Kusan, yang, sejak tahun 1845, juga memiliki Batu Licin dan Pulau Laut.[2]

Pada tahun 1855, daerah ini dinamakan Tanah Boemboe yang terdiri rijk van Pagattan, Koessan, Batoe-Litjin, Laut-poeloe, Bangkalaan, Tjingal, Menoenggoel, Tjantong, Sampanahan, Boentar-Laut en Sabamban..[3]

Sejak tahun 1855 Landschap Koesan memiliki Pulau Laut sebagai bagian wilayahnya.[4]

Koesan, landschap in Borneo's Zuid- en Oosterafdeeling, grenzende ten Westen aan het voormalig rijk Bandjermasin, ten Zuid-Westen aan Tanah Laut, ten Zuid-Oosten aan zee, ten Oosten aan de straat die Poeloe Laut van den vasten wal scheidt en ten Noorden aan Tanah Boemboe. Het beslaat eene oppervlakte van 73.7 vierkante geographische mijlen, en is verdeeld in verscheidene distrikten, waarvan Koesan, Sela, Selillau en Tamoeni de voornaamste zijn. Onder dit landschap behoort Batoe Litjin en sedert 1855 Poeloe Laut. Het wordt door eenen Mohammedaanschen Pangeran bestuurd en het grootste gedeelte der bevolking, welke op ongeveer 1,600 zielen geschat wordt, is Mohammedaansch.

In Sela, Selillau cn Tamoeni worden goudmijnen gevonden en in de heuvelstreken zijn uitgestrekte en rijke diamantmijnen. Kuituur bestaat er niet; de bodem is bedekt met bosschen van ijzerhout en rotan, die overvloed van *as, honig en damar opleveren. De meeste levensbehoeften moeten van Pagatan worden aangebragt.

De rivier van Koesan heeft harén oorsprong op den berg Happarie, is aanzienlijk, en valt in eene noord-westwaartsche rigting in de straat van Poeloe Laut.te

Koesan, lansekap di bagian Selatan dan Timur Kalimantan, berbatasan dengan Barat di bekas kekaisaran Bandjermasin, barat daya di Tanah Laut, tenggara di tepi laut, timur di jalan Poeloe Laut dari daratan memisahkan dan ke utara ke Tanah Boemboe. Ini mencakup area seluas 73,7 mil persegi geografis, dan dibagi menjadi beberapa distrik, dimana Kusan, Sela, Selillau dan Tamoeni adalah yang paling penting. Di bawah lanskap ini Batoe Litjin dan sejak 1855 Poeloe Laut. Ini diperintah oleh Pangeran beragama Islam dan bagian terbesar dari populasi, diperkirakan sekitar 1.600 jiwa, adalah Mohammedan (Muslim).

Di Sela, Selillau dan Tamoeni, tambang emas ditemukan dan di perbukitan ada tambang berlian yang luas dan kaya. Tidak ada budaya; bagian bawah ditutupi dengan kayu dari kayu ulin dan rotan, yang menghasilkan kelimpahan abu, madu dan damar. Sebagian besar kebutuhan hidup harus dibawa dari Pagatan.

Sungai Kusan berasal dari gunung Happarie, cukup besar, dan jatuh ke arah barat laut di jalan Poeloe Laut.

Kerajaan Kusan pada mulanya didirikan Pangeran Amir bin Sultan Muhammad Aliuddin Aminullah, keturunan dari Sultan Kuning (Hamidullah), Sultan Banjar. Kerajaan Kusan lebih dulu berdiri sebelum Kerajaan Pagatan. Pada tahun 1832, Pangeran Haji Musa menjadi Raja Bangkalaan dan Raja Batulicin[5] merupakan ipar dari Sultan Adam, Sultan Banjarmasin. Pada tahun 1840, Pangeran Muhammad Nafis putera Pangeran Haji Musa sebagai Raja Kusan.

Penguasa kerajaan Kusan bergelar Pangeran (bukan Sultan), Belanda menyebutnya de Pangeran van Koessan.[6]

Kampung-kampung

Kampung-kampung di Kerajaan Kusan:

  1. Selimoeran
  2. Setioeng
  3. Lienoe Troena
  4. Lassong
  5. Bedawangan (Praboekarta)
  6. Penghiangan
  7. Antasan
  8. Koentoer bintang
  9. Tangga bidadari
  10. Pinang Malingan
  11. Pinang Sekajoe

Sejarah

Pangeran Amir salah seorang putera Sultan Muhammad Aliuddin Aminullah bin Sultan Kuning (Hamidullah), Sultan Banjar antara tahun 1759-1761. Ketika Sultan Muhammad mangkat, ketiga anak-anaknya masih belum dewasa. Sepeninggal Sultan Muhammad kekuasaan kerajaan kembali dipegang oleh pamannya sekaligus mertuanya Sultan Tamjidullah I yang sebelumnya sudah pernah menjadi Penjabat Sultan sebelum pemerintahan Sultan Muhammad, tetapi dijalankan anak Tamjidullah I yaitu Pangeran Nata. Ketiga anak Sultan Muhammad yaitu Pangeran Abdullah, Pangeran Rahmat dan Pangeran Amir. Pangeran Abdullah dan Pangeran Rahmat tewas karena dicekik. Pangeran Amir yang merasa terancam keselamatannya, berusaha menghindar dengan berpura-pura hendak naik haji, tetapi perahu tidak diarahkan menuju Mekkah tetapi ke arah negeri Tanah Bumbu di Kalimantan Tenggara mendatangi saudara ibunya yaitu Ratu Intan I yang jadi penguasa di Cantung dan Batu Licin. Ratu Intan I adalah anak Ratu Mas binti Pangeran Dipati Tuha. Ratu Intan I menikah dengan Sultan Pasir, Sultan Dipati Anom Alamsyah Aji Dipati (1768-1799). Dengan dukungan bibinya Pangeran Amir mendirikan kerajaan Kusan dan menjadi Raja Kusan I.

Tetapi kemudian pemerintah pusat yaitu penguasa Kerajaan Kayu Tangi (Kesultanan Banjar) yang dikuasai dinasti Tamjidullah I yaitu Panembahan Batu (Pangeran Nata bin Tamjidullah I) juga mengakui La Pangewa sebagai kapitan yang kemudian sebagai Raja Pagatan I, di kawasan yang sama. La Pangewa, pemimpin suku Bugis Pagatan adalah sekutu Panembahan Batu. La Pangewa (Kapitan Laut Pulo) dengan pasukan suku Bugis-Pagatan akhirnya berhasil mengusir Pangeran Amir hingga ke Kuala Biaju (sekarang Kuala Kapuas).

Pangeran Amir yang merupakan cucu Sultan Kuning berusaha menuntut tahta Kesultanan Banjar dengan dukungan Ratu Intan I dengan pasukan Bugis-Paser menyerang pelabuhan Tabonio di Kesultanan Banjar akhirnya tertangkap VOC yang sudah mengikat perjanjian dengan Panembahan Batu. Pangeran Amir tertangkap pada 14 Mei 1787, kemudian diasingkan ke Srilangka. Pangeran Amir merupakan kakek dari Pangeran Antasari (Pahlawan Nasional), kelak Pangeran Antasari menjadi Panembahan (Raja Banjar) pasca diasingkannya ke pulau Jawa tiga Pangeran penerus Dinasti Tamjidullah I, yaitu Sultan Tamjidillah II ,Pangeran Mangkubumi Wirakusuma II dari Banjar ia menikahi Putri Ratu Raja Kusan IV Pangeran Muhammad Nafis bin Pangeran Haji Musa , Hidayatullah II dari Banjar. sehingga kepemimpinan Kesultanan Banjar kembali ke tangan keturunan Sultan Kuning.

Dengan diusirnya Pangeran Amir maka pemerintahan kerajaan Kusan kemudian beralih kepada keturunan Panembahan Batu dari dinasti Tamjidullah I yaitu dilanjutkan oleh Pangeran Musa bin Sultan Sulaiman menjadi Raja Kusan II. Raja-raja Kusan merupakan trah Sultan Sulaiman dari Banjar. Ketika pemerintahan raja ke-4, Pangeran Jaya Sumitra, pusat kerajaan dipindahkan ke daerah Sigam, Pulau Laut. Pangeran Jaya Sumitra kemudian bergelar Raja Pulau Laut I dan Batu Licin II. Wilayah kerajaan Kusan yang ditinggalkan ini digabung ke dalam kerajaan Pagatan sehingga Raja Kusan selanjutnya dipegang oleh Raja Pagatan. Federasi kedua negeri ini kemudian disebut kerajaan Pagatan dan Kusan.

RAJA KUSAN IV (1840-1845): Pangeran Muhammad Nafis Raja Bangkalaan Ayah mertua Pangeran Mangkubumi Wirakusuma II dari Banjar

ADIPATI BANUA LIMA
Kiai Adipati Singasari
(memiliki anak 12 orang)
♀ Nyai Ratu Sepuh
(mempunyai 6 anak dengan Sultan Sulaiman Rahmatullah - Sultan Banjar)
PERMAISURI RAJA KUSAN
♀ Ratu Salamah
(memiliki 3 anak dengan Pangeran Hadji Moesa - raja Kusan II.[7])
RAJA KUSAN IV (1840)-PULAU LAUT-BATULICIN (10 April 1845): Pangeran Muhammad Nafis Menikahi Alooh Sinah binti Alooh Angool bin Kiai Adipati Singasari , perkawinan Pangeran Muhammad Nafis dengan Alooh Sinah mempunyai 1 orang putri Kasoema bergelar Ratu Wirakusuma II dari Banjar Diperistri Pangeran Mangkubumi Wirakusuma II dari BanjarRAJA KUSAN (10 April 1845-1 Januari 1861)-PULAU LAUT-BATU LICIN
Pangeran Abdoel Kadir
(beristeri ♀ Gusti Abun Sari binti Pangeran Mangkoe Boemi Nata) dan beristri Nyai Rami binti Tumenggung Dipanata)
PENGUASA BATULICIN
Pangeran Panji
(beristeri ♀ Aji Landasan binti Raja Aji Jawi, tidak memiliki keturunan)

RELASI PERKAWINAN KESULTANAN BANJAR DENGAN BANUA LIMA AMUNTAI

Kiai Adipati Singasari Gubernur BERKUASA 1778 – 1835 Mempunyai anak 12 orang serta turunan yaitu :

A.I Nyai Srikandi ( tidak beranak)

B.II Nyai Rika (tidak beranak)

C.III Alooh amimah mempunya anak 5 orang yaitu :

 1. Kiai Martasuta mempunyai anak 9 orang
                               
 2. Kiai Suradiraja mempunyai anak 7 orng
                               
 3. Anang Musa mempunyai anak 4 orang
                               
 4. ALOOH IPAM mempunyai anak 2 orang
                               
 5. Anang yasin mempunyai anak 8 orang


D.IV Temenggung Dipanata mempunyai anak 6 orang yaitu :

1. Nyai Sutadipa mempunyai anak 7 orang orang yaitu
               1. Alooh Dijah
               2. Anang Shabuddin
               3. Kiai Demang laksana mempunyai anak 1 orang
               4. Anang Usup
               5. Alooh Aminah istri Adipatie Danoe Radja mempunyai anak 3 orang.Kiai Temenggung mangku Natakusuma, Kiai Temenggung Ngabehi Wargakusuma, Hadji Temenggung Kusuma Yudanegara.
               6. Kiai mangun Rasmi mempunyai anak 4 orang yaitu :
                               1. Anang Djulai
                               2. Anang Adool
                               3. Anang Matur
                               4. Alooh rahmah
               7. Anang Noeh



2. Anang Syamsyuddin mempunyai anak 3 orang
                               
3. Kiai Temenggung  Ariadinata mempunyai anak 8 orang
                               
4.Nyai Rami istri pangeran Kasir mempunyai anak 7 orang
                               
5. Kiai Wargadinata mempunyai anak 9 orang
                               
6. Alooh Ampit warganata mempunyai anak 3 orang


E.V Alooh oengka + Kiai Ngabehi Jaya Negara (Pambakal Karim) bin ♂ Datu Kabul mempunyai anak 4 orang yaitu:

1.Adipatie Danoe Radja + Alooh Aminah Binti Nyai Sutadipa binti Temenggung Dipa Nata bin Kiai Adipati Singasari mempunyai anak 3 orang
2. Nyai Intan istri Pangeran Mangkoe Boemi Nata , mempunyai anak 17 orang, diantaranya Ratu Siti Maryamah , ibu dari pangeran Hidayatullah II dari Banjar.
3.Alooh Namir mempunyai anak 3 orang
4.Mahmud tidak mempunyai anak


F.VI Alooh Angool mempunyai anak 9 orang yaitu:

1. Anang Sahit mempunyai anak 3 orang
                               
2. Nyai karta Supa mempunyai anak 4 orang
                               
3. Alooh Noor Intan mempunyai anak 6 orang
                               
4. Anang kanang mempunyai anak 6 orang
                               
5. Alooh Noeraan tidak mempunyai anak
                               
6. Anang Wali mempunyai anak 3 orang
                               
7. Nyai Siti mariam istri pangeran Amir mempunyai anak 2 orang
                               
8. Anang Rokok mempunyai anak 2 orang
                               
9. Alooh Sinah Istri Pangeran Muhammad Napis Raja Kusan III mempunyai anak 1 orang Putri  bergelar Ratu Wirakusuma II dari Banjar suaminya adalah Wali Putra Mahkota Banjar 1857-1862 Pangeran Mangkubumi Wirakusuma II dari Banjar bin Sultan Muda Abdur Rahman dari Banjar bin Sultan Adam dari Banjar bin sultan Sulaiman dari Banjar hubungan dengan Pangeran Muhammad Napis disamping sebagai Raja Kusan III beliau juga adalah seorang Ulama Banjar.Pada tahun 1840 Raja Kusan III wafat maka yang mengantikan adalah adiknya Pangeran Djaija Samitra sebagai Raja Kusan IV asal usul Pangeran Muhammad Napis,Ratu Salamah bin Sultan Sulaiman dari Banjar Raja Kayu Tangi II. Dari perkawinan Pangeran Musa Raja Kusan II dan Ratu Salamah dianugerahi keturunan sebanyak 7 orang yaitu Pangeran Bendahara, Pangeran Panji, Pangeran Abdoel Kadir, Pangeran Kasuma Indera, Pangeran Muhammad Nafis , Pangeran Djaija Samitra / Pangeran Jaya Sumitra, dan Pangeran Saputra.Pangeran Muhammad Napis disamping sebagai Raja Kusan IIi beliau juga adalah seorang Ulama.Pada tahun 1840 Raja Kusan III wafat maka yang mengantikan adalah adiknya Pangeran Djaija Samitra sebagai Raja Kusan IV sementara untuk jabatan mangkubumi Raja Kusan IV mempercayakan kepada saudaranya Pangeran Abdoel Kadir. Ketika Raja Kusan IV memindahkan pusat kerajaan ke Salino, Pulau Laut, maka Pangeran Djaija Samitra menyerahkan kerajaan Kusan kepada Arung Pangeran Abdoel Kadir sebagai raja Kusan V, sekaligus sebagai raja kesultanan Pagatan.kerajaan Kusan sebagai bagian kerajaan taklukan kesultanan Banjarmasin.

G.VII Njahi Ratoe Intan Sarie Isteri Sultan Sulaiman dari Banjar bergelar Ratu Sepuh Ratna mempunyai anak 6 orang yaitu:

1. Sultan Adam dari Banjar mempunyai anak 11 orang
                               
2. Pangeran Husein bergelar Pangeran Mangkoe Boemi Nata - menjadi mangkubumi sejak 1823 memiliki 17 anak.
                               
3. Pangeran Perbatasari - memiliki 5 anak 
                               
4. Ratu Salamah (diperisteri Pangeran Hadji Moesa ( Raja Kusan II ) - memiliki 3 anak. ( Raja Pulau Laut) 
                               
5. Pangeran Kassir (Khusairi) memiliki 5 anak. 
                               
6. Ratu Salamah (menikahi Pangeran Sungging Anom bin Ratu Anom Sukma Dilaga Mangkubumi Ismail) - tidak memiliki keturunan.


H.VIII Kiai Temenggung Warganata mempunyai anak 5 orang anak yaitu:

1. Alooh Asiah
                               
2. Kiai Djaja Sina
                               
3. Alooh Katijah
                               
4. Alooh Alimah
                               
5.Alooh Amunu


I. IX Alooh Noersari ( tidak beranak)

J. X Alooh Simah ( tidak beranak)


K.XI Alooh Aloes ( tidak beranak)


L.XII Alooh Baraoe ( tidak beranak)



C.1 Kiai Martasuta mempunyai anak 9 orang yaitu:

1.  alooh Dijah  
               
2. Anang Asmail
               
3.  Alooh Oemi
               
4. joeragan Kusin
               
5.  Alooh Raidah
               
6. Joeragan kasan
               
7. Alooh Kamidah
               
8. Alooh Sahari
               
9. Anang Abdulkadir


C.2 Kiai Suradiraja mempunyai anak 6 orang yaitu:

1. Alooh Tikah
               
2. Alooh Timpung
               
3. Anang Buti’
               
4. Anang Soman
               
5.  Alooh Nonah
               
6. Alooh Naimah


C.3 Alooh Ipam mempunyai anak 2 orang yaitu:

1. Kiai Mangundipura mempunyai anak 3 orang
               
2. Kiai Djajadipura mempunyai anak 17 orang


C.5 Anang Yasin mempunyai anak 8 orang yaitu : ( belum di ketahui)


D.1 Nyai Sutadipa mempunyai anak 7 orang yaitu

               1. Alooh Dijah
               2. Anang Shabuddin
               3. Kiai Demang laksana mempunyai anak 1 orang
               4. Anang Usup
               5. Alooh Aminah istri Adipatie Danoe Radja mempunyai anak 3 orang.Kiai Temenggung mangku Natakusuma

, Kiai Temenggung Ngabehi Wargakusuma, Hadji Temenggung Kusuma Yudanegara.

               6. Kiai mangun Rasmi mempunyai anak 4 orang yaitu :
                               1. Anang Djulai
                               2. Anang Adool
                               3. Anang Matur
                               4. Alooh rahmah
               7. Anang Noeh


D.2 Anang Syamsuddin mempunyai anak 3 orang yaitu

               1. Anang Hamid
               2. Alooh Binti
               3. Anang Sahuddin


D3. Kiai Temenggung Ariadinata mempunyai anak 8 orang yaitu:

1.       Alooh Marhamah istri R.M.Wirayudha mempunyai anak 9 orang
2.       Kiai Sutawangsa mempunyai anak 10 orang
3.       Alooh oentak mempunyai anak 4 orang
4.       Anang Muhammad Ali alias Anang Koentoel
5.       Anang Timba mempunyai anak 1 orang
6.       Alooh Angsa
7.       Anang Mohammad Arsyad
8.       Alooh Fatimah


D.4 Nyai Rami Istri Pangeran kasir mempunyai anak 7 orang yaitu :

1. Pangeran Djantara Kusuma
               
2. Pangeran Sahabuddin
               
3. Pangeran Ali
               
4. Ratu Salamah
               
5. Gusti Ainun Djariah
               
6. Gusti Sapiah
               
7. Gusti Oemi


D.5 Kiai Warganata mempunyai anak 9 orang yaitu :

1. Alooh Djaloha
               
2. Kiai Darma widjaja
               
3. Anang Soman
               
4. Anang Osman
               
5. Alooh Salamah
               
6. Alooh Fatimah
               
7. Anang mohammad Yoenoes
               
8. Anang Kadir
               
9 Anang Sanang


D.6 Alooh Ampit istri dar Anang yasin mempunyai anak 8 orang yaitu:

1. Alooh tipah
               
2. Alooh oetil
               
3. Anang Saad
               
4. Anang Sohot ( guru silat)
               
5. Alooh Dawang
               
6. Anang Rahmat
               
7. Anang Matahaer
               
8. Alooh dijah


D.7 Temenggung Wartanata mempunyai anak 3 orang yaitu :

1. Anang Mohammad yunus
               
2. Anang Arsyad
               
3. Alooh Dijah

E. 1 Kiai Adipatie Danoe Radja mempunyai anak 3 orang yaitu :

1. [[[Kiai Temenggung mangkunata Kusuma]]
               
2. Kiai Temenggung Ngubei Wargakusuma
               
3. Hadji Temenggung Kasuma Juda Negara


E.2 Nyai Istri Pangeran mangkubumi nata mempunyai anak 17 orang yaitu :

1. pangeran  Mohamad Hanfiah
               
2. pangeran Amir
               
3.Kusuma Ningrat
               
4. Djaterakusuma
               
5. ratu Sitti ( Ibu Pangeran Hidayatullah)
               
6. pangeran Nasir
               
7. pangeran Purbaya
               
8. pangeran Ahmad
               
9. pangeran AriaWangsa
               
10. pangeran ArdiKasuma
               
11. pangeran Mulin Kasuma
               
12. Ratu Bendahara
               
13. Gusti Alimuddin
               
14. Gusti Djamal
               
15.Gusti Abun Sari istri pangeran Abdulkadir (raja P.laut)
               
16. Gusti daud
               
17. Pangeran Muksin


E.3 Alooh Namir

1. Alooh Maimunah
               
2.  alooh Siti rahmah
               
3. alooh Siti Ma’ani

C.4. 1) Kiai Mangundipura mempunyai anak di Kalimantan ada3 dan di jawa ada 2 yaitu:

1. Anang Ahmad mempunyai anak :

1. Anang Mohammad Yusuf ( Anang Kumis) gelar Manteri Negara di Tenggarong, mempunyai anak :

1. Kiai Anang Basar
               
2. Anang kacil
               
3. Galoeh Basar
               
4. Galoeh Putih
               
5. Galoeh Hitam
               
6. Anang Abubakar ( Nenek dari Bakran – komisaris Polisi)
               
7. Anang kutai
               
8. Hadji Ishak ( Anang Gonjang ) orang tua dari
                               a. Eramsyah
                               b. Imaluddin
                               c. Yusuf Azidin
               
9.  Galoeh Tambal
               
10. Galoeh Bintang
               
11. Hadji Abdurrasad
12. hadji Mohamad Djafar ( Basah ) , Hoofddjaksa kerapatan besar kerajaan Kutai di tenggarong, mempunyai anak :
               a. Djumantan , Istri Eramsyah
               b. Ideham
13. Galuh Kumala
14. Anang Baco’
               2. Anang Matali
               3. Alooh hadjiah


Di jawa : 2 orang yaitu:

1.       Raden Said di Gombang
2.       Raden Sitti


C.4 Kiai Djajadipura mempunyai anak 17 orang yaitu :

1. Ratu Anoom istri pangeran Ragent , mempunyai anak
                               

I. ratu Rebeh Istri dari ratu Begawan, mempunyai anak :

1. Pangeran Ratu Sukama Alamsyah , mempunyai anak :
                                                               
a. Imanuddin gelar Pangeran Kasumi Anum , Sultan Kota Waringin.
                                                               
b. Amiril . Dll.
                                               

2. pangeran Kasuma Sari

II. Gusti Kacang

III. Gusti Saripah, mempunyai anak :

1.       Gusti Etah Samarinda , mempunyai anak :
a.       Gusti Sabran ( Komisaris Polisi)
b.      Gusti Abdurakhman
2.       Gusti Ali
3.       Gusti Ratu
4.       Gusti Kumala
2         Alooh Maimunah  Istri Anang Mantul , mempunyai anak :

I. H . Biduri istri Raden Temenggung kasuma Judanegara II. Anang basar ( Anang karim) III. Alooh Bintang Istri H. hasan ,

mempunyai anak :
1.       Hadji Anang Abdul Hamid , mempunyai anak :
a.       Oeman
b.      Oedin
c.       Wahid

IV. Anang Abussamad , mempunyai anak:

1.       Soelaiman
2.       ( tidak di ketahui namanya)
3.       Anang Arsyad mempunyai anak:

I. H . mangsoer ( orang tua H. Affandi, pernah menjadi sergent kerajaan Johore di Batu Pahat.

II. Anang Basar , bebini di Karang Intan

III. Anang Mataher di Jelai (Sampit).

IV. H. Jawiah berlaki Jaksa lelang ( Muhammad Usman , Orang Tua H. Ramli ).

4. Anang Muhammad Haris ( Napis ) kawin dengan…… ( Sebelah Palembang ) mempunyai anak:

I.                    Galuh Maitaibah
II.                  H. Abdurahman
III.                Anang Oesman
IV.                Anang Salman , kawin dengan Saadiah , mempunyai anak :
1.       H. Anang Kaderi ( pensiunan Patih , Lahir di amuntai , jumat pagi 07.00. tgl 19 april 1909 atau 25 rabiul awal 1327 H. mempunyai anak :

a. Anang Sulaiman

V. Oemi Kalsoem

VI. Koentari, istri dari Anang Mohamad Sanusi

VII. Noer Hasan di Negara

5. Aminah, Istri dari H. Abdulgani , mempunyai anak :

I.                    M. Aboelhasan Amuntai , mempunyai anak :

1. Hamzah , mempunyai anak :

a.       Imansyah
b.      Soeriansyah , Sampit
c.       Abdullah

2. Asmail , mempunyai anak :

a.       Bahroen ( Surabaya ) 

3. Dahlan ( sampit ) mempunyai anak :

a.       Alipandi ( Sampit )

4. Alibadroen ( kween) mempunyai anak :

a.       H. jahrah.

II. Anang Kacil 6. Alooh Edong

7. Taesah , ibu dari anang Matamin , anang matamin mempunyai anak :

a.       Anang jago
b.      Alooh Jikin , Istri dari H. Anang Abdul Hamid
c.       Hadji Imberan.

8. Jahora ( oeya ) , ibu Julak Jikin

9. Ita

10. Jaleha ( nini dari m. rais ), mempunyai anak :

I.                    Tihawa ( taluk masjid )
II.                  Anang Doerasit


11. ……………. Ibu dari :

1.       Anang oteh
2.       Jobedah , istri dari Anang Tambi, kertak baru B.masin.
( Keterangan : Anang Tambi Adalah Menantu serta Kemanakan dari Ninda Anang Biak , Negara ).


12. ………………… istri anang sohot pendekar silat , mempunyai anak :

I.                    Soedan di Semblimbingan ( Pulau Laut ).


13. Alooh mas ( Tidak beranak)


14. Alooh Intan , istri dari H. Abdul madjid , mempunyai anak : I. Anang Anmad II. Anang Sanoesi III. Anang polen ( orang tua dari H. Syahrul, Sungai mesa, B.masin. IV. Anang Arip V. Anang Dumalik VI. Acil , mempunyai anak :

1.       Anang Cupran
2.       Anang Ardiansyah
3.       Anang Aliansyah
4.       Anang Ibramsyah
5.       Askiah
6.       Komala sari

a. Boerhan


VII. Hadji Koerraisin ( mekah ) istri dari H. Abdurachman

VIII. Alooh Adui ( Kamaruzaman )


15. Anang Biak ( Anak dari Kiai Djajadipura ) , mempunyai anak : I. Anang Darjat kawin dengan Aminah , mempunyai anak :

a.       Misnar , Dll

II. Siti Ainun Zariah kawin dengan oetoeh , mempunyai anak : 1. M. Alifandi kawin dengan Diang binti Sahrum, mempunyai anak :

a.       Tamdjid Widjaya kawin dengan Ratnawaty mempunyai anak :
i.                    Riviandy ( jambi 25 – 6-1969)
ii.                  Novita purnama Sari ( Jambi 15-11-1970)
iii.                Fairy Zulkarnaen ( Jambi 24-12-1972)

2. Iskandar kawin dengan mastan , mempunyai anak :

a.       Norsyah kawin dengan  Husaini , mempunyai anak :
b.      Ida kawin  dengan Alwi, mempunyai anak
i.                    Hajar
ii.                  Mir’atul haq
iii.                 
c.       Anang Indra jaya Iskandar
d.      Hidayatullah
e.      ‘Ain
f.        Qodrat
g.       Rokhyal ‘Ain ( 8-10-1972)

3. Askiah kawin dengan Mukeri, mempunyai anak:

a.       Helmy kawin dengan ….
b.      Makhfuz kawin dengan Siti maryam, mempunyai anak
1.       Mahyudin (Negara – 8-1-1980) – meninggal ( 20 maret-1980)
2.       M.nur    (Negara -1981) ( meninggal dunia )
3.       Syaifuddin nor ( Negara 22-11-1982) senin 07.00 WITA
4.       Sekar Melati  ( Negara  15-9-1984 ) 19.00 sabtu
5.       Tajuddin Noor ( Negara 30-7-1986 rabu 19.00)
6.       Edy rahman ( Negara 13-3-1992 jum’at 20.00)
7.       Nur Hayati ( Banjarmasin 18-3-1997 selasa 12.55 )

c. Bachriah kawin dengan M.Mujeddi jeles , mempunyai anak :

1.       Syaidah
2.       Nurul hikmah

d. Syahriah kawin dengan zainigani, mempunyai anak :

1.       Zuhriah
2.       Hamdiah
3.       Hamdah
4.       Fitria
5.       Azhar
6.       Iwan

e. Saniah kawin dengan ngadimin, mempunyai anak :

1.       M. aries
2.       Rahmad setiawan
f.        Hadijah kaawin dengan M. rayhan Noor, mempunyai anak
1.       Renny Aulia
2.       Irsha Aulia
3.       M. Hendra raymawan

4. Sahran kawin dengan Jamariah , mempunyai anak

a.Kaspul Anwar kawin dengan Fatimah , mempunyai anak
b. khairiyah kawin dengan maliki , mempunyai anak :
               1. salman
c. rustam ( Meninggal Dunia )
d. Rusminah kawin denganRD. Syarnoebi , mempunyai anak :
e.Jamila
f.Lina


III. Sitti Mujelis kawin dengan Baijuri , mempunyai anak :

1.       Masabi
2.       Mastra
3.       Muhamad


16. Alooh Sapiah , , istri Busalih gelar panglima batu Amping ( tidak beranak )

17. …..( Bintang), orang tua dari :

1.       Anang usuf  bin h. Bukhari Ulama di pamangkih
2.       Abdusamat
3.       Maksid
  1. Raja Kusan I: Pangeran Muhammad Aminullah (1734-1759)
  2. Raja Kusan II: Pangeran Amir bin Sultan Muhammad Aliuddin Aminullah (1786)
  3. Raja Kusan III: Pangeran Haji Musa bin Pangeran Haji Muhammad sebagai raja Bangkalaan, Batulicin, Kusan (1830-1840).[10] Pangeran Aji Musa meninggal pada bulan Januari 1840.[11]
  4. Raja Kusan IV: Pangeran Muhammad Nafis bin Pangeran Haji Musa Raja Bangkalaan(1840-1845), mangkubumi Gusti Jamaluddin, berkedudukan di negeri Kusan sendiri.
  5. Raja Kusan V: Pangeran Jaya Sumitra bin Pangeran Haji Musa (sejak 1845), sebagai mangkubumi Pangeran Abdul Kadir, berkedudukan di negeri Kusan sendiri. Pangeran Jaya Sumitra pindah kampung Salino di pulau Laut dan menjadi Raja Pulau Laut I.
  6. Pangeran Abdul Khadir (Raja Sigam) bin Pangeran Haji Musa, Raja negeri Kusan, Batulicin & Pulau Laut.[12][13] Belakangan negeri Kusan diserahkan kepada Raja Pagatan.
  7. La Paliweng Arung Abdul Rahim, Raja negeri Pagatan dan Kusan
  8. Ratu Arung Daeng Makau atau Ratu Senggeng[8][14][15][16]
KESULTANAN BANJAR
(Tanah Bumbu, Kotawaringin, Kusan, Pagatan)
Panembahan Sepuh (1734-1759)
SULTAN BANJAR
  • Sultan Muhammadillah (3 Agustus 1759-16 Januari 1761)

KEPANGERANAN KUSAN
Raja Kusan 1 (1785-1789)[17]

Raja Kusan 2, Raja Batulicin 2 dan Raja Bangkalaan 6 (1830-1840)

Raja Kusan 3 dan Raja Batulicin

  • ♂ Pangeran Muhammad Nafis bin Pangeran Haji Musa Raja Bangkalaan (1840-1845), mangkubumi Gusti Jamaluddin

Raja Kusan 4 dan Raja Pulau Laut 1(1850-1861)[18]

  • ♂ Pangeran Jaya Sumitra bin Pangeran Haji Musa (sejak 1845), mangkubumi Pangeran Abdoel Kadir

Raja Kusan 5, Raja Batulicin, dan Raja Pulau Laut 2 (10 April 1845-1861)

SULTAN BANJAR

ARUNG PAGATAN

  1. Puwana Deke (1733-1784)
  2. Hasan Pangewa (po 1784-?)
  3. Raja Bolo (regent ?-1838)
  4. Arung Palewan Abd al-Rahim I (1838-1855) [anak Hasan]
PENGGABUNGAN PAGATAN DAN KUSAN
RAJA PAGATAN DAN KUSAN
  • Raja Arung Abd al-Karim (1855-1871) [anak Arung Palewan Abd al-Rahim I]
  • Raja Arung Abd al-Dżabbar (1871-1875; regencja 1871-1875) [saudara lelaki]
  • Ratu Arung Daeng Mengkau (Makau) (1875-1883) [saudara perempuan]
  • Sjarif Taha dengan Batulicin (regent 1883-1885) [menantu Abd a-Rahima II]
  • Pangeran Mangkoe Boemi Daëng Machmoed (regent 1885-1893) [anak Mengkau]
  • Raja Arung Abd al-Rahim II Andi Sallo (1893-1908) [saudara lelaki]
  • Kerapatan (regent) (1908-1912)

Pangeran Jaya Sumitra

Pangeran Djaja Soemitra adalah anak dari pangeran M. Nafis dan menjadi Raja Kusan IV tahun 1840-1850, kemudian ia pindah ke Kampoeng Malino dan menjadi Raja Pulau Laut I pada tahun 1850-1861

Afdeeling Pasir en de Tanah Boemboe

Kerajaan Kusan merupakan salah satu daerah leenplichtige landschappen dalam Afdeeling Pasir en de Tanah Boemboe menurut Staatblaad tahun 1898 no. 178.

Lihat pula

Pranala luar

Catatan kaki

  1. ^ J. Rijnenberg (1871). De Oost-Indische Archipel: beknopt aardrijkskundig leerboek en beschrijving der zeden en gewoonten van de verschillende volksstammen (dalam bahasa Belanda). Tjeenk-Willink. hlm. 59. 
  2. ^ Great Britain, House of Commons (1869). House of Commons papers (dalam bahasa Inggris). 61. HMSO. 
  3. ^ (Belanda) J. B. J Van Doren (1860). Bydragen tot de kennis van verschillende overzeesche landen, volken, enz. 1. J. D. Sybrandi. hlm. 242. 
  4. ^ (Belanda) Veth, Pieter Johannes (1869). Aardrijkskundig en statistisch woordenboek van Nederlandsch Indie: bewerkt naar de jongste en beste berigten. 3. P. N. van Kampen. 
  5. ^ Pangeran Haji Musa
  6. ^ (Belanda) Verhandelingen en Berigten Betrekkelijk het Zeewegen, Zeevaartkunde, de Hydrographie, de Koloniën, Jilid 13, 1853
  7. ^ http://silsilahkayutangi.blogspot.com/p/silsilah-kiai-adipati-singasari-raja.html
  8. ^ a b Truhart P., Regents of Nations. Systematic Chronology of States and Their Political Representatives in Past and Present. A Biographical Reference Book, Part 3: Asia & Pacific Oceania, München 2003, s. 1245-1257, ISBN 3-598-21545-2.
  9. ^ "Administrative sub-divisions in Dutch Borneo, ca 1879". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-05-24. Diakses tanggal 2012-07-25. 
  10. ^ (Belanda) Willem Adriaan Rees, De bandjermasinsche krijg van 1859-1863, Volume 2, D. A. Thieme, 1865
  11. ^ (Belanda) Philippus Pieter Roorda van Eysinga, Beknopte Maleische spraakkunst en chrestomathie met Italiaansch en Arabisch karakter: benevens een volledig hoog en laag Maleisch en Nederduitsch woordenboek met Italiaansch karakter, Broese & comp., 1839
  12. ^ (Belanda) Landsdrukkerij (Batavia), Landsdrukkerij (Batavia). Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar. 31. Lands Drukkery. hlm. 134. 
  13. ^ (Belanda) Verhandelingen en berigten betrekkelijk het zeewezen en de zeevaartkunde, Volume 13, 1853
  14. ^ Utrechtsche bijdragen tot de geschiedenis, het staatsrecht en de economie van Nederlandsch-Indië, Volume 14
  15. ^ De Indische gids, Volume 17,Masalah 1, 1895
  16. ^ Tijdschrift voor Nederlandsch Indië, Ter Lands-drukkerij, 1883
  17. ^ http://julakbungsu.blogspot.com/2013/11/kerajaan-kusan-dan-kerajaan-pagatan.html
  18. ^ http://www.bappeda-kotabaru.info/umum/96/
  19. ^ (Belanda) Landsdrukkerij (Batavia), Landsdrukkerij (Batavia) (1862). Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar. 35. Lands Drukkery. hlm. 152. 
Kembali kehalaman sebelumnya