Kereta api barang
Kereta api barang atau kereta api kargo, adalah kereta api yang digunakan untuk mengangkut barang. KA terdiri dari satu atau lebih lokomotif penggerak, yang kemudian menarik rangkaian gerbong yang mengangkut barang. Berbagai macam barang diangkut dengan kereta api, tetapi gaya gesekan rendah yang melekat pada transportasi kereta api membuat kereta barang sangat cocok untuk mengangkut muatan curah dan berat dalam jarak yang lebih jauh. SejarahPenggunaan transportasi rel untuk barang yang tercatat paling awal adalah di Babilonia, sekitar tahun 2.200 SM. Bentuknya berupa gerbong yang ditarik di jalur kereta oleh kuda atau bahkan manusia.[1] LokomotifKA barang hampir seluruhnya ditarik oleh lokomotif. Secara historis, lokomotif uap merupakan lokomotif yang dominan, tetapi mulai tahun 1920-an lokomotif diesel dan listrik menggantikan lokomotif uap karena lebih diandalkan, lebih rendah emisi, dan biaya perawatannya yang lebih murah.[2] GerbongKA barang mengangkut barang menggunakan gerbong, yang tidak memiliki penggerak dan dirancang untuk jenis-jenis barang tertentu Gerbong-gerbong yang biasa digunakan untuk mengangkut barang dapat berupa: Per April 2020, terdapat 1,6 juta gerbong di Amerika Utara.[3] OperasiKA barang diberangkatkan dan diberhentikan di emplasemen penyusun, yang merupakan tempat masuknya KA barang yang hendak dibagi dan dirangkaikan satu sama lain untuk tujuan berbeda-beda. KA barang dapat beroperasi sebagai satu muatan atau bermacam-macam muatan. KA dengan satu muatan berjalan dengan asal dan tujuan telah ditetapkan, seperti tambang batu bara dan pembangkit listrik, tanpa perubahan apa pun pada susunan gerbong.[4] Hal ini memungkinkan kargo mencapai tujuannya lebih cepat, dan meningkatkan pemanfaatan gerbong barang, sehingga menekan biaya operasional.[4] Berbeda dengan KA penumpang, KA barang seringkali tidak mengikuti jadwal tetap, tetapi dijalankan sesuai kebutuhan.[5] Apabila berbagi jalur dengan kereta penumpang, KA barang dijadwalkan menggunakan jalur pada waktu-waktu tertentu untuk meminimalkan dampaknya terhadap operasional kereta penumpang, terutama pada jam sibuk pagi dan petang.[5] Lihat pulaReferensi
Daftar pustaka
|