Kertas jambanTisu toilet atau kertas jamban[1] adalah tisu/kertas yang digunakan untuk membersihkan anus dan alat kelamin setelah buang air besar dan kecil. Kertas tisu dirancang untuk terurai dalam air sehingga tidak menyumbat saluran limbah. Tisu toilet diketahui digunakan pertama kali pada abad ke-6 di China guna keperluan sanitasi. Pada tahun 1857, tisu toilet mulai diproduksi dan dijual oleh pengusaha berkebangsaan Amerika Serikat, Joseph Gayetti.[2] Kertas jamban biasanya ditemukan atau dipakai orang barat. Negara-negara tersebut seperti Prancis dan Amerika. Banyak orang barat menggunakan tisu toilet dan menggunakan toilet duduk. Tapi di sebagian besar bagian dunia lain, kebiasaan ini dilihat aneh dan mungkin kurang higienis. Di banyak negara Barat, orang-orang lebih gemar menggunakan tisu dibandingkan bercebok dengan air, suatu kebiasaan yang menjadi sumber kebingungan di seluruh dunia. Perhatian lingkunganSatu pohon memproduksi sekitar 800 gulungan (400 pon (180 kg)) tisu toilet dan sekitar 83 juta gulungan diproduksi per hari.[3] Produksi tisu toilet global menghabiskan 27.000 pohon setiap hari.[4] Lebih dari tujuh miliar gulungan dari tisu toilet terjual setiap tahun di Amerika Serikat saja. Orang Amerika menggunakan rata-rata 141 gulungan kertas per kapita per tahun, yang setara dengan 127 kilogram (280 pon) kertas jamban per tahun.[5] Angka ini sekitar 50% lebih tinggi dibandingkan rata-rata negara Barat lainnya atau Jepang.[6] Penggunaan yang tinggi di Amerika Serikat mungkin dapat menjelaskan oleh fakta bahwa orang-orang di negara lain menggunakan bidet atau selang semprot untuk membersihkan diri.[7] Jutaan pohon ditebang di Amerika Utara dan Selatan meninggalkan kekhawatiran akan jejak ekologis.[8] Hingga 2009[update], antara 22% dan 48% dari tisu toilet digunakan di Amerika Serikat berasal dari berasal dari perkebunan pohon di AS dan Amerika Selatan, dan sisanya sebagian besar berasal dari perkebunan tua, hutan sekunder, dan, beberapa dari hutan primer.[9] Lihat jugaKutipan
Pranala luar
|