Khaled Abdelwahhab
Khaled Abdelwahhab dilahirkan dalam sebuah keluarga bangsawan Tunisia. Ketika tentara Jerman Nazi mendarat di Tunisia pada November 1942, di negara itu ada sekitar 100.000 orang Yahudi. Tentara pendudukan Jerman memberlakukan kebijakan-kebijakan anti-Semitik, antara lain mengenakan denda, memaksa orang-orang Yahudi mengenakan lambang bintang Daud dan menyita harta milik mereka. Lebih dari 5.000 orang Yahudi dikirim ke kamp-kamp kerja paksa, dan 46 orang di antaranya tewas karenanya. Sekitar 160 Yahudi-Tunisia di Prancis dikirim ke kamp-kamp maut di Eropa. Abdelwahhab menjadi juru bicara antara penduduk kota pantai Mahdia dan pasukan-pasukan Jerman. Ketika ia mendengar bahwa pasukan-pasukan Jerman merencanakan pemerkosaan terhadap Odette Boukris, seorang perempuan Yahudi setempat, Abdelwahhab mengumpulkan keluarga Boukris dan beberapa keluarga Yahudi lainnya di Mahdia - semuanya sekitar 24 orang - dan membawa mereka ke tanah pertaniannya di luar kota. Di sana mereka disembunyikan selama empat bulan, hingga pendudukan berakhir. Nama Abdelwahhab diajukan kepada Museum Peringatan Holocaust Yad Vashem sebagai orang Arab pertama yang digolongkan sebagai Orang yang benar di antara bangsa-bangsa, yaitu orang-orang non-Yahudi yang menyelamatkan orang-orang Yahudi dari pengejaran dan pembunuhan oleh Jerman Nazi. Sejak Perang Dunia II berakhir, Yad Vashem telah menganugerahi status ini kepada 21.700 orang, termasuk 60 orang Muslim dari daerah Balkan. Namun sejauh ini belum ada satupun orang Arab yang memperolehnya. Pencalonan Abdelwahhab membuka kembali bagian dari Holocaust di negara-negara Arab di Afrika Utara yang tidak banyak dikenal orang. Pranala luar
|