Share to:

 

Kimia Farma

PT Kimia Farma Tbk
Sebelumnya
Perusahaan Negara Farmasi dan Alat Kesehatan Bhinneka Kimia Farma (1969–1971)
Perseroan terbatas
Kode emitenIDX: KAEF
IndustriFarmasi
Didirikan16 Agustus 1971; 53 tahun lalu (1971-08-16)
Kantor pusatJakarta, Indonesia
Wilayah operasi
Indonesia
Tokoh kunci
Verdi Budidarmo[1]
(Direktur Utama)
Abdul Kadir[2]
(Komisaris Utama)
Produk
Merek
  • Marcks
  • Enkasari
  • Batugin
  • Fitocare
  • Marvee
  • Salicyl
  • Antifect
Jasa
PendapatanRp 10,006 triliun (2020)[3]
Rp 20,426 milyar (2020)[3]
Total asetRp 17,563 triliun (2020)[3]
Total ekuitasRp 7,106 triliun (2020)[3]
PemilikPT Bio Farma (Persero) (89,89%)
Publik (10,11%)
Karyawan
11.891 (2020)[3]
Anak usahaPT Kimia Farma Apotek
PT Kimia Farma Trading & Distribution
PT Sinkona Indonesia Lestari
PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia
Kimia Farma Dawaa Co. Ltd.
PT Phapros Tbk
Situs webwww.kimiafarma.co.id
Facebook: KimiaFarmaCare X: kimiafarmacare Modifica els identificadors a Wikidata

PT Kimia Farma Tbk adalah anak usaha dari Bio Farma yang berbisnis di bidang farmasi. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, hingga akhir tahun 2020, perusahaan ini memiliki 12 pabrik, 1.278 apotek, 451 klinik kesehatan, 75 laboratorium klinik, 10 optik, dan 3 klinik kecantikan yang tersebar di seantero Indonesia.

Perusahaan ini juga memiliki 18 gerai ritel di Arab Saudi. Sediaan farmasi dan bahan baku obat buatan perusahaan ini pun telah diekspor ke India, Malaysia, Maladewa, Kenya, Yaman, Hong Kong, dan Filipina[3][4]

Sejarah

Perusahaan ini memulai sejarahnya pada tahun 1960 saat pemerintah Indonesia menasionalisasi belasan perusahaan farmasi.[5] Setahun kemudian, NV Indonesische Combinatie voor Chemische Industrie, N.V. Bandoengsche Kinine Fabriek, dan NV Jodium Onderneming Watoedakon digabung untuk membentuk PN Bhinneka Kina Farma;[6] PT Nakula, NV Multipharma, PT Pharmaceutical Work "PANAK", Apotek "de Vijzel", Apotek "De VOS", dan CV Apotheek "MALANG" digabung untuk membentuk PN Nakula Farma;[7] NV Chemicalien Handel Rathkamp & Co., NV Pharmacautische Handelsvereniging "De Gedeh", NV Apotheek "De Gedeh", Chemicalienhandel en Mineraalwaterfabriek "Sukabumi", NV Nederland Apotheek, NV Buitensorgsche Apotheek, NV Apotheek en Chemicalien Handel E. Pluribus Umum, PT Rajawali Pharmaceutical, Pabrik Obat "Isamij", dan Apotek "Jakarta" digabung untuk membentuk PN Raja Farma,[8] sementara NV Saridele diubah namanya menjadi PN Sari Husada.[9]

Pada tahun 1969, keempat perusahaan tersebut digabung untuk membentuk PN Bhinneka Kimia Farma.[10] Pada bulan Agustus 1971, status perusahaan ini diubah menjadi persero dengan nama “PT Kimia Farma”.[11] Pada tahun 1972, bersama Tigaraksa Satria, perusahaan ini mendirikan PT Sari Husada untuk mengelola bekas pabrik susu milik PN Sari Husada. Pada tahun 1992, Tigaraksa Satria resmi memegang mayoritas saham PT Sari Husada. Pada bulan Juli 2001, perusahaan ini resmi melantai di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Pada tahun 2003, perusahaan ini menjadikan Unit Bisnis Perapotekan sebagai modal untuk mendirikan PT Kimia Farma Apotek. Pada tahun 2010, perusahaan ini mengalihkan Unit Bisnis Laboratorium Klinik ke PT Kimia Farma Diagnostika.[12]

Pada tahun 2018, perusahaan ini berekspansi ke Arab Saudi dengan mendirikan Kimia Farma Dawaa.[3][4] Pada bulan Maret 2019, perusahaan ini mengakuisisi 56,77% saham Phapros dari Rajawali Nusantara Indonesia dengan harga Rp 1,361 triliun.[13] Pada tahun 2020, pemerintah resmi menyerahkan mayoritas saham perusahaan ini ke Bio Farma sebagai bagian dari upaya untuk membentuk holding BUMN yang bergerak di bidang farmasi.[14] Perusahaan ini kemudian mengalihkan klinik kesehatan miliknya ke Kimia Farma Diagnostika.

Penghargaan

  • PT Kimia Farma meraih penghargaan Kategori Industri Kesehatan dalam acara Indonesia Most Acclaimed Company 2022 with Outstanding Innovations of Health Product and Services.[15]

Referensi

  1. ^ "Dewan Direksi". PT Kimia Farma Tbk. Diakses tanggal 19 Desember 2021. 
  2. ^ "Dewan Komisaris". PT Kimia Farma Tbk. Diakses tanggal 19 Desember 2021. 
  3. ^ a b c d e f g "Laporan Tahunan 2020" (PDF). PT Kimia Farma Tbk. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2021-11-02. Diakses tanggal 19 Desember 2021. 
  4. ^ a b "Sejarah Perusahaan". PT Kimia Farma Tbk. Diakses tanggal 19 Desember 2021. 
  5. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 1 tahun 1960" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 19 Desember 2021. 
  6. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 85 tahun 1961" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 19 Desember 2021. 
  7. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 84 tahun 1961" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 19 Desember 2021. 
  8. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 81 tahun 1961" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 19 Desember 2021. 
  9. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 83 tahun 1961" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 19 Desember 2021. 
  10. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 3 tahun 1969" (PDF). Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. Diakses tanggal 19 Desember 2021. 
  11. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 16 tahun 1971" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 19 Desember 2021. 
  12. ^ Wibowo, Arinto Tri (13 November 2009). "Kimia Farma Dirikan Perusahaan Diagnostika". Viva. Diakses tanggal 1 Oktober 2024. 
  13. ^ Dinisari, Mia Chitra (27 Maret 2019). Alfi, Azizah Nur, ed. "KAEF Akuisisi Phapros Senilai Rp1,361 Triliun". Bisnis.com. Diakses tanggal 7 Juni 2020. 
  14. ^ Ismoyo, Bambang (6 Februari 2020). "Usai Terbentuk, Holding BUMN Farmasi Berambisi Jadi Pemain Global". Warta Ekonomi. Diakses tanggal 7 Juni 2020. 
  15. ^ Genpi, YASSERINA (23 Mei 2022). "Berinovasi di Bidang Digital, 103 Perusahaan Raih Penghargaan". Genpi.co. Diakses tanggal 23 Mei 2022. 

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya