Share to:

 

Kingdom of Heaven

Kingdom of Heaven
SutradaraRidley Scott
ProduserRidley Scott
Ditulis olehWilliam Monahan
PemeranOrlando Bloom
Eva Green
Liam Neeson
Edward Norton
Jeremy Irons
Ghassan Massoud
Alexander Siddig dan
Marton Csokas
Penata musikHarry Gregson-William
SinematograferJohn Mathieson
PenyuntingDody Dorn
Chisako Yokoyama
(Director's Cut)
Distributor20th Century Fox
Tanggal rilis
6 Mei 2005
Durasi143 min.(bioskop)
194 min.(Director's Cut)
NegaraAmerika Serikat
Inggris
Spanyol
Jerman
Anggaran$140 juta[1]

Kingdom of Heaven adalah film yang ditulis oleh William Monahan dan disutradarai oleh Ridley Scott. Film ini resmi keluar pada tanggal 6 Mei 2005. Film ini dibintangi oleh Orlando Bloom, Eva Green, Jeremy Irons, David Thewlis, Marton Csokas, Brendan Gleeson, Alexander Siddig, Ghassan Massoud, Edward Norton, Jon Finch, Michael Sheen dan Liam Neeson.

Film ini secara imajinatif dan fantasi bercerita tentang sosok Balian of Ibelin dari masa Perang Salib pada abad ke-12. Balian diceritakan sebagai seorang pandai besi dari desa di Prancis yang pergi ke kota Jerusalem untuk mencari pengampunan Tuhan, yang kemudian ikut berperan dalam perang melawan seorang Pemimpin besar Islam, Saladin dan pasukannya yang hendak merebut kota itu dari pihak Kristiani. Cerita film ini diangkat dari kisah kehidupan Balian of Ibelin.

Versi "The director's cut" dalam bentuk DVD ataupun VCD-nya lebih lama 30 %, dan merupakan karya yang dianggap lebih baik daripada yang tampil di bioskop dan nilai historis-nya sedikit lebih akurat, tetapi jauh melenceng dari sejarah Baldwin V, yang malah diceritakan dibunuh oleh ibunya sendiri, alih-alih pada kenyataannya meninggal muda karena penyakit. Profesor Hamid Dabashi dari Universitas Columbia adalah konsultan dari film ini.

Pengambilan gambar film sebagian besar dilakukan di Ouarzazate di Maroko, dimana Scott membuat film Gladiator dan Black Hawk Down. Replika kota tua Yerusalem dibuat di area gurun pasir. Pengambilan gambar juga dilakukan di Spanyol, di kastil Loarre, Segovia, Valsaín, Ávila, Palma del Río dan gedung Casa de Pilatos di Seville.

Kabarnya, pemerintah Maroko sampai menugaskan ratusan pasukannya untuk melindungi area lokasi sutting dan para kru film dari para ekstrimis Muslim yang pernah mengancam akan menyerang. Perlu diketahui, Ridley Scott telah menjadikan pasukan kavaleri Maroko menjadi para figuran untuk adegan peperangan.

Tagline: Be without fear in the face of your enemies. Safeguard the helpless, and do no wrong.

Tokoh dan pemeran

Kebanyakan karakter di film ini merupakan tokoh fiksi:

Sinopsis

Kingdom of Heaven bercerita tentang seorang insinyur dan tentara zeni yang hidup sebagai seorang pandai besi di sebuah desa di Prancis. Pria ini dihantui oleh tindakan dosa bunuh diri istrinya akibat keguguran. Sekelompok kecil pasukan Perang Salib datang ke rumahnya, meminta dibuatkan sepatu untuk kuda-kuda mereka, juga makanan dan tempat berteduh, Balian (Bloom) pun memenuhi permintaan mereka. Kemudian Balian mengetahui kalau pemimpin Pasukan Salib ini, Godfrey of Ibelin (Neeson), adalah ayahnya sendiri. Ternyata Godfrey datang memang ada maksud tertentu, yaitu untuk mengklaim kembali anaknya yang telah ia tinggalkan, Balian dan mengajaknya pulang ke tanah suci Jerusalem.

Awalnya Balian menolak ajakan Godfrey, karena ia merasa tidak membutuhkan pengakuan dari Geodfrey, toh selama ini ia bisa hidup tanpa ayahandanya itu. Geodfrey tidak bisa memaksakan kehendaknya pada Balian, ia paham benar kenapa Balian seperti itu. Kemudian pasukan itu pun bergegas bersiap untuk bali ke Jerusalem. Sebelum rombongan itu pergi, salah seorang prajurit kepercayaan Geodfrey berpesan jika Balian berubah pikiran, ia masih bisa menyusul. Prajurit itu memberitahukan jalan mana yang mereka telusuri.

Saat itu, tampaknya ada seorang pendeta desa mencuri dengar pembicaraan. Pendeta itu berusaha meyakinkan Balian bahwa dalam situasi yang Balian alami saat ini, akan lebih baik jika Balian pergi bersama Geodfrey. Pendeta itu meyakinkan Balian bahwa Jerusalem merupakan tempat untuk mencari pencerahan dan ampunan. Seperti reaksinya terhadap Geodfrey, Balian juga tidak menggubris perkataan sang pendeta. Namum ketika si pendeta itu mulai berkata hal menyakitkan mengenai istri tercintanya, pemuda pandai besi ini jadi marah dan akhirnya membunuh pendeta itu. Keadaan berubah makin parah bagi Balian, membunuh seorang pendeta merupakan kesalahan fatal, pendeta itu mungkin ada benarnya juga, tidak ada lagi tempat untuk Balian di desa itu, akhirnya Balian pun memutuskan untuk menyusul ayahnya pergi ke Jerusalem dengan harapan bisa menebus dosa dan pengampunan Tuhan untuk istri dan dirinya sendiri.

Setelah mereka meninggalkan desa itu, para prajurit penjaga lokal datang menemui pasukan Salib dengan maksud hendak menangkap Balian (tapi bisa jadi juga diimplikasikan ada seorang tuan tanah lokal yang hendak mengklaim tanah milik Godfrey). Pasukan Salib Geodfrey menolak menyerahkan Balian dan kemudian terjadilah bentrokan berdarah yang kemudian dimenangkan pasukan Godfrey. Akan tetapi, banyak di antara mereka yang terbunuh dan Godfrey sendiri terluka parah akibat terkena panah.

Di Jerusalem, Godfrey, saat hampir menjelang ajal, menobatkan Balian sebagai seorang ksatria dan memerintahkan agar Balian mengabdi pada Raja Jerusalem dan melindungi rakyat. Lalu Balian pun jadi kenal baik dengan para tokoh politik penting Jerusalem, yaitu sang Raja Baldwin IV (Norton), yang sakit lepra tetapi seorang yang bijak, pemimpin yang baik hati; Putri Sybilla (Green), adik perempuan Raja Baldwin IV dan yang juga telah menarik hati Balian; Guy de Lusignan, suami Sybilla yang licik, haus darah, dan tidak punya toleransi.

Kemudian, Guy dan Raynald de Chatillon (Gleeson) dengan sadis membantai iring-iringan karavan Muslim yang sedang melintas di suatu area di gurun. Dengan perasaan murka, Salahudin berangkat ke Kerak, kastil milik Guy, bersama pasukannya untuk menuntut balas. Balian bersama para prajuritnya segera berangkat dari Ibelin untuk memberi bantuan kepada pihak Kerak melawan serangan Salahudin (Massoud) itu. Walau kalah jumlah, Balian dan para prajuritnya tetap gagah berani berusaha menahan serangan pasukan Salahudin untuk mengulur waktu agar para penduduk desa di sekitar Kerak bisa lari mengungsi ke kastil. Pertempuran itu berakhir cepat, Balian dan pasukannya ditawan, tetapi tak lama dilepaskan kembali oleh seorang jenderal Muslim sebagai balasan kemuliaan hati Balian yang dia pelajari jauh sebelum pertempuran itu. Akhirnya, Raja Baldwin IV tiba bersama pasukannya dan berhasil membujuk Saladin untuk menangguhkan penyerangan, mencegah pertumpahan darah yang sia-sia dan berjanji akan menghukum Raynald.

Raja Baldwin akhirnya meninggal dan pemerintahannya diturunkan ke Sibylla, dimana Sibylla lalu menunjuk suaminya, Guy, sebagai Raja baru Jerusalem. Guy, dengan bantuan Raynald, menyulut peperangan dengan Salahudin dengan membunuh adik perempuan Saladin, juga beberapa warga Muslim dan utusan Salahudin. Bersama pasukan Ksatria Templar, Guy keluar dari kota Jerusalem ke gurun pasir untuk menyerang Salahudin, tanpa memikirkan pentingnya faktor persediaan makan dan minuman. Akibatnya, pasukan Muslim dengan mudah bisa mengalahkan pasukan Salib Templar yang telah lemah dan kelelahan itu, dimana pertempuran itu dikenal sebagai Pertempuran Hittin (walau pertempuran itu tidak disebutkan atau diperlihatkan dalam film; yang bisa kita lihat adalah hasilnya). Raja Guy dan Raynald ditangkap dan kemudian dihukum penggal oleh Salhuadin, yang kemudian bergerak bersama pasukannya ke Jerusalem, dimana cuma ada Balian sebagai pelindungnya. Peperangan berlalu 3 hari dengan cepatnya, Balian menunjukkan kehebatan taktiknya dengan menjatuhkan menara-menara penyerang Salahudin. Suatu kali salah satu bagian dinding Jerusalem berhasil dirubuhkan, tetapi pasukan Balian dengan gigih bisa menahan kekuatan Salahudin. Keesokan harinya, Salahudin mengajak Balian berunding, dan akhirnya Balian pun setuju menyerahkan Jerusalem kepada Saladin setelah Salahudin mengajukan syarat jaminan keselamatan para umat Kristen untuk mengungsi ke negeri umat Kristen.

Di bagian akhir film akan tampak, Balian telah berada di rumah lamanya di Prancis. Seperti kejadian sebelumnya, ada sekelompok pasukan Salib menuju ke rumah itu, kali ini pasukan itu dipimpin oleh Raja Inggris Richard I. Richard mengatakan pada Balian bahwa dia memimpin pasukannya dalam Perang Salib baru untuk merebut kembali Jerusalem dari Salahudin. Raja Richard juga mengatakan dia sedang mencari Balian, yang orang-orang kenal sebagai pembela Jerusalem, untuk memintanya bergabung, tetapi Balian malah mengaku kalau dia hanyalah seorang pandai besi dan menolak ajakan tersebut. Kemudian kita akan melihat Sibylla, berpakaian jubah bulu mewah, dan pada gambar akhir kita bisa lihat Balian dan Sibylla berkuda bersama setelah berhenti sejenak di makam istri Balian.

Film berakhir dengan tulisan bahwa setelah bertahun-tahun berperang, Richard tetap tidak bisa merebut kembali Jerusalem, dan peperangan merebut Jerusalem terus berlanjut sampai tahun-tahun mendatang, dengan bunyi "[e]ven today, peace in the Kingdom of Heaven remains elusive."

Keakuratan Sejarah

Kingdom of Heaven adalah film yang sangat jauh melenceng dari sejarah sebenarnya. Sikap tokoh-tokoh yang ada digambarkan secara tidak akurat dan beberapa peristiwa berubah dari catatan sejarah. Namun hal tersebut dianggap lebih karena pilihan kreativitas dalam merangkai cerita dibanding kurangnya riset atas sejarah. Secara garis besar, Balian memang berperan dalam pertahanan Kota Yerusalem di akhir masa perang salib kedua.

Balian of Ibelin

Dalam catatan sejarah, Balian of Ibelin adalah keturunan bangsawan dari ayahnya, Barisan of Ibelin, bersama dua anak lainnya. Kemungkinan asal keluarganya adalah dari Italia. Hal ini berlawanan dengan cerita di film yang memposisikannya sebagai anak haram dari Godfrey yang kemudian hidup sederhana sebagai pandai besi dari Prancis. Godfrey diceritakan gugur di awal cerita, padahal dalam catatan sejarah Godfrey of Bouillon adalah raja pertama Jerusalem setelah direbut kembali oleh pasukan perang salib. Ia meninggal jauh sebelum setting waktu Kingdom of Heaven dimulai dan tidak punya hubungan darah dengan Balian of Ibelin.

Di bagian tengah cerita, terlihat Balian diserang oleh pasukan dengan baju Teutonic Knight tunik putih dengan salib hitam, sesuatu yang sebenarnya mustahil karena konsep Teutonic Knight sebagai pasukan militer baru muncul sejak tahun 1198. Keputusan Salahuddin untuk menyerang Yerusalem karena adiknya dibunuh juga diragukan karena hal tersebut sebenarnya diputuskan lebih karena lemahnya kekuasaan di Yerusalem akibat perpecahan antara Guy of Lusignan dengan Raymond III dari Tripoli. Tetapi memang ditemukan adanya bukti Guy of Lusignan turut memprovokasi perang ini dengan menyerang karavan muslim dan menggerakkan pasukannya secara gegabah hingga terjadi Perang Hatti dan ketidaksukaan Baldwin IV terhadap Guy akibat kepemimpinannya yang buruk dalam menghadapi ancaman serangan Salahuddin.

Balian digambarkan sebagai kesatria muda rendahan yang patah hati setelah anaknya meninggal dan istrinya bunuh diri. Pada kenyataannya, ia adalah kesatria terpandang dan memiliki istri yang masih hidup dengan posisi yang juga cukup tinggi. Ia berperan besar dalam naik turunnya penguasa Yerusalem dan politik semasa perang salib kedua dan ketiga.

Baldwin IV

Baldwin IV, raja Yerusalem yang menderita Lepra, sebenarnya tidak terlalu mencintai perdamaian seperti yang dicitrakan di dalam film ini. Ia menyerang Damaskus dan Lembah Beeqa di awal pemerintahannya. Ia juga berencana menyerang Mesir dan memerintahkan Raynald of Chatilon untuk memimpin pasukan. Peperangan ini terus berlanjut dan dimenangkan Baldwin IV hingga akhirnya mulai tahun 1179 ia mengalami banyak kekalahan. Pada 10 April ia didesak oleh pasukan Farrukh Shah, keponakan Salahudin di Banias. Pada 10 Juni ia terperangkap oleh pasukan Salahudin di Marj Uyun. Kebencian muslim terhadap Baldwin IV terlihat dari julukannya sebagai Al Khinzir atau Si Babi, binatang yang diharamkan dalam Islam, yang bisa dilihat dari catatan musafir Ibnu Jubair. Assalamualaikum

Tiberias

Sebenarnya tidak ada sosok Tiberias dalam sejarah perang salib pada masa itu. Tiberias adalah nama daerah di utara Yerusalem. Namun sosok ini bisa dikaitkan dengan Raymond III of Tripoli, yang beberapa kali berada di Tiberias.

Raymond awalnya justru beraliansi dengan Salahuddin untuk membantunya masuk ke Yerusalem, tetapi kemudian berbalik bersekutu dengan Guy. Jadi dia bukanlah pemimpin militer Yerusalem, dan bukan sosok yang sangat setia kepada Baldwin IV dan Baldwin V. Setelah naiknya Guy dan Sybilla sebagai penguasa Yerusalem, ia justru mendorong saudarinya, Isabella dan suaminya, Humphrey IV of Toron untuk merebut tahta. Namun Humphrey lebih memilih bersumpah setia kepada Guy dan Sybilla.

Raymond digambarkan menolak ikut dalam Perang Hattin. Padahal dalam sejarah justru ia menjadi salah satu pemimpinnya. Namun bedanya, ia tidak ikut tertangkap bersama Guy dan Raynald. Tiberias dalam film mengasingkan diri ke Siprus, sementara dalam sejarah Raymond setelah Perang Hattin bertolak ke Tirus.

Guy de Lusignan dan Raynald de Châtillon

Guy dan Raynald bukanlah bagian dari Hospitaler ataupun Knight Templar, berbeda dengan cerita di film yang memperlihatkan bahwa mereka diberi kostum Knight Templar, tunik putih dengan salib merah. Baik Guy dan Raynald hanya keturunan bangsawan biasa yang terlibat dalam perang di Yerusalem. Guy baru naik ke kekuasaan setelah menarik perhatian Baldwin IV, yang menjadikannya suami bagi adiknya, Cybilla dan menjadikannya bawahan langsung. Keduanya juga memiliki istri dan memiliki anak, hal yang tidak mungkin dilakukan oleh anggota Knight Templar ataupun Hospitaler pada masa itu. Rusaknya hubungan antara Baldwin IV dan Guy of Lusignan justru karena Guy menolak menyerang pasukan Salahudin saat terjadi pengepungan di Kerak, saat adik tiri Baldwin IV, Isabella, sedang melangsungkan pernikahan.

Raynald dalam film ini digambarkan tidak waras dan sempat dimasukkan ke penjara atas konspirasi Baldwin IV dan Sibylla. Hal ini tidak didukung oleh sejarah asli.

Sibylla

Balian sebenarnya tidak memiliki hubungan cinta dengan Sibylla. Balian of Ibelin menikah dengan ibu tiri Sibylla, Maria Comnena, dan selanjutnya berperan besar dalam tahta Jerusalem. Sybilla awalnya lebih tertarik kepada Baldwin of Ibelin, tetapi kemudian dinikahkan dengan Guy of Lusignan.

Dalam sejarah, Sibylla mendapat kesempatan menjadi ratu dengan syarat ia harus menceraikan Guy. Meskipun awalnya disetujui, tetapi ia membuat keputusan mengagetkan dengan memilih kembali Guy sebagai suami sah setelah pengangkatan sebagai ratu. Selama bertahta, Sibylla tidak memiliki masalah dengan sikap Guy dan pernikahan mereka rukun.

Setelah kejatuhan Yerualem, Sibylla tidak pergi bersama Balian. Ia menyelamatkan diri bersama Guy ke Tirus. Ia meninggal karena sakit. Selain Baldwin V, ia masih memiliki dua orang putri lagi, Alice dan Maria, yang juga meninggal pada usia muda karena sakit.

Baldwin V

Baldwin V memang mengambil alih tahta dari Baldwin IV setelah pamannya meninggal akibat lepra. Ia meneruskan kekuasaan di bawah bayang-bayang orangtuanya karena dianggap belum cukup umur. Namun director's cut dari film ini menggambbarkan Baldwin V juga menderita lepra dan dibunuh oleh Sibylla. Padahal Baldwin V tidak menderita lepra. Ia meninggal setahun kemudian karena sakit di Acre.

Heraclius

Heraclius digambarkan sebagai pendeta pengecut dan pengkhianat. Ia menyarankan agar berpindah ke agama Islam, untuk kemudian tobat lagi, saat Salahuddin mengajak berunding. Padahal dalam sejarah justru ia aktif membantu Balian menyiapkan pasukan pertahanan Yerusalem saat diserang Salahuddin. Ia juga yang menasihati Balian untuk berunding ketimbang bertempur hingga mati. Heraclius dan Balian menawarkan diri sebagai ganti warga biasa yang terperangkap di Yerusalem agar tidak diperbudak Salahuddin, yang kemudian ditolak.

Salahuddin

Salahuddin tidak memaksa Umat Non Muslim yang tinggal di Jerusalem untuk memeluk Islam, meski telah menang perang.

Pertempuran Hattin

Adegan dalam Pertempuran Hattin cukup akurat, walaupun alfa memasukkan sosok Raymond dan Humphrey. Pasukan Guy dan Raynald memang kalah akibat terpancing berperang di tempat yang kesulitan akses terhadap air. Akibatnya pasukan salib dihancurkan dengan mudah oleh pasukan Salahuddin. Sebagai penghormatan, Salahuddin menawarkan air minum kepada Guy, yang kemudian ditolak olehnya. Raynald meminum air tersebut dan memancing kemarahan Salahuddin karena sebenarnya tidak menawarkan kepadanya. Salahuddin kemudian memenggal Raynald dan membiarkan Guy tetap hidup dengan kalimat persis seperti di film. "Seorang raja tidak membunuh raja yang lain." Namun Guy tidak langsung dibebaskan. Ia ditahan di Damaskus dan kemudian dibebaskan atas permohonan Sybilla kepada Salahuddin, yang menunjukkan bahwa Guy sebenarnya tidak punya masalah dalam hubungan dengan istrinya.

Pertempuran Hattin digambarkan menghasilkan kematian seluruh pasukan perang salib yang terlibat. Padahal yang terjadi adalah sebagian disandera untuk tebusan, 200 kesatria templar dan hospitaller dipenggal setelah tertangkap. Panglima perang sebagian besar dibebaskan dan diperlakukan dengan manusiawi. Grand Master dari kesatria templar juga dibebaskan dari pemenggalan.

Tiberias dan Balian digambarkan menolak ikut Perang Hattin, padahal yang terjadi dalam sejarah adalah Raymond dan Balian ikut dalam perang ini. Balian mengomandani pasukan di barisan belakang. Seperti Raymond, ia tidak ikut tertangkap dan lari ke Tirus. Ia kemudian minta izin kepada Salahuddin untuk masuk ke Yerusalem, untuk menjemput anak istrinya dan pergi ke Tripoli. Salahuddin mengabulkan dengan syarat ia tidak boleh melawan kedatangan pasukan Salahuddin, janji yang kemudian diingkarinya.

Kejatuhan Yerusalem

Jatuhnya Yerusalem memang benar terjadi setelah Perang Hattin, dan Balian membantu mempersiapkan pertahanan saat kota tersebut kosong, hanya ada Sibylla. Ia bekerjasama dengan Patriarch Eraclius mempersiapkan pertahanan dengan mengangkat 60 kesatria berpangkat burgesses, dari awalnya hanya ada dua. Salahuddin memaafkan pengingkaran janjinya dan bersedia berunding, karena Balian dianggap sebagai pemimpin tertinggi di Yerusalem pada masa tersebut.

Salahuddin digambarkan langsung memerangi Yerusalem. Padahal dalam sejarah ia terlebih dahulu menawarkan pengambil alihan kota dengan damai. Namun perlawanan Balian membuatnya terpaksa mengambil alih dengan paksa. Setelah jatuh banyak korban, Balian kemudian menawarkan perundingan dan meminta semua penduduk dibebaskan. Salahuddin menolak karena bagaimanapun ia telah ditarik ke dalam pertempuran. Ia hanya mau penyerahan tanpa syarat. Balian mengancam akan menghancurkan kota dan membantai semua muslim yang terjebak di kota. Salahuddin menawarkan penduduk bisa ditebus dengan harga 10 dinar untuk laki-laki, 5 dinar untuk wanita, dan 2 dinar untuk anak-anak. Balian menolak karena ada 20.000 orang yang tak akan sanggup membayar sebanyak itu. Salahuddin kemudian menawarkan 100.000 untuk 20.000 pasukan perang salib. Namun Balian hanya menyanggupi sebagian, yang kemudian disetujui sebesar 7.000 orang. Sehingga sisanya harus menjadi budak.

Daerah di pinggiran Yerusalem digambarkan padang pasir tandus, padahal sebenarnya cukup subur.

Akhir cerita

Balian tidak kembali menjadi pandai besi seperti akhir cerita film. Ia juga tidak diminta bergabung dengan pasukan Richard, karena hubungannya yang sudah terlanjur rusak karena terlanjur bermusuhan dengan Guy of Lusignan, sekutu Richard. Ia tetap ada di sekitar Yerusalem dan berperan dalam politik selama perang salib ketiga hingga akhir hayatnya.

Penghargaan

Nominasi (8)

Satellite Awards:

  • Outstanding Actor in a Supporting Role, Drama (Edward Norton)
  • Outstanding Art Direction & Production Design (Arthur Max)
  • Outstanding Costume Design (Janty Yates)
  • Outstanding Visual Effects (Tom Wood)

Teen Choice Awards:

  • Choice Movie: Action/Adventure
  • Choice Movie Actor: Action/Adventure/Thriller (Orlando Bloom)
  • Choice Movie Liplock (Eva Green and Orlando Bloom)
  • Choice Movie Love Scene (Eva Green and Orlando Bloom - Balian and Sibylla kiss)

Referensi

  1. ^ "Kingdom of Heaven (2005)". Kingdom of Heaven. BOX OFFICE MOJO, LLC. Diakses tanggal 24 Agustus 2007. 

Bacaan lanjutan

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya