Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini.
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan.
Tambahkan pranala wiki. Bila dirasa perlu, buatlah pautan ke artikel wiki lainnya dengan cara menambahkan "[[" dan "]]" pada kata yang bersangkutan (lihat WP:LINK untuk keterangan lebih lanjut). Mohon jangan memasang pranala pada kata yang sudah diketahui secara umum oleh para pembaca, seperti profesi, istilah geografi umum, dan perkakas sehari-hari.
Sunting bagian pembuka. Buat atau kembangkan bagian pembuka dari artikel ini.
Konflik peran ganda adalah seseorang yang memiliki peran sebagai wanita bekerja (baik secara psikis, maupun fisik, dan juga berperan sebagai ibu rumah tangga yang bertanggung jawab keluarganya. Pekerjaan yang dimaksud dapat bergerak di bidang pemerintahan, swasta dan segala sesuatu yang mendatangkan kemajuan dalam karirnya (Anoraga, 2001).[1] Sedangkan Spector (2006) mengartikan konflik peran ganda sebagai suatu bentuk konflik yang terjadi dalam menjalankan peran dalam dunia pekerjaan dan peran dalam menjalankan rumah tangga.[1]
Hal ini biasa terjadi pada wanita karir, dimana mereka harus menjalankan tugasnya sebagai ibu rumah tangga dan wanita karir secara bersamaan. Jika dahulu wanita identik dengan pekerjaan rumah tangga, seperti mengurus anak, mengurus pasangan dan urusan rumah tangga lainnya. Namun kini, banyak wanita telah terjun ke dalam dunia karir.[2] Hal inilah yang menyebabkan beberapa wanita menjalankan peran ganda.
Faktor penyebab konflik peran ganda
Ada empat faktor penyebab konflik peran ganda, yaitu:[3]
Faktor pekerjaan. Dimana wanita yang bekerja dituntut untuk menunjukkan dedikasi, keuletan, ambisius, mandiri, progresif dan bermotivasi tinggi;
Faktor keluarga. Status para wanita sebagai ibu rumah tangga dituntut untuk bisa memberikan perhatian kepada suami dan anak, mampu menjaga keharmonisan keluarga serta dapat menyelesaikan tugas-tugas rumah tangga lainnya;
Faktor masyarakat. Wanita dituntut untuk lebih bersikap feminim, lembut dan hangat. Sangat bertentangan dengan tuntutannya sebagai wanita karir yang harus memiliki jiwa kompetitif; dan
Nilai individu. Keyakinan, kepercayaan dan norma yang dianut menjadi penentu bagaimanan individu memandang perannya.