Kontroversi donor darah lelaki seks lelakiKontroversi donor darah lelaki seks lelaki adalah perdebatan yang terkait dengan larangan menyumbang darah bagi lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki (LSL) tanpa memandang apakah mereka seorang gay, biseksual, atau hanya coba-coba. Larangan ini kadang-kadang juga disebut "penangguhan" (deferral), karena ada negara yang memperbolehkan LSL untuk menyumbang darah setelah tidak berhubungan seks dengan lelaki selama periode tertentu. Larangan menyumbang darah bagi LSL bervariasi di setiap negara, dan bahkan ada negara yang menetapkan "penangguhan" untuk waktu yang tidak ditentukan. Di sisi lain, sama sekali tidak ada larangan menyumbang darah untuk wanita yang berhubungan seks dengan wanita. Aktivis LGBT menganggap larangan ini sebagai bentuk homofobia dan tidak didasarkan pada landasan medis yang kuat, karena darah yang disumbang masih diperiksa dengan ketat untuk memastikan bahwa tidak ada virus berbahaya seperti HIV, HPV, hepatitis B, dan Hepatitis C.[1] Sementara itu, pendukung larangan ini mengatakan bahwa uji darah kadang bisa salah[2] dan populasi LSL memiliki tingkat prevalensi HIV/AIDS yang lebih tinggi daripada kelompok lainnya.[3][4][5] Pegiat-pegiat yang ingin mengubah larangan menyumbang darah untuk LSL menyatakan bahwa pemeriksaan donor seharusnya didasarkan pada perilaku seksual dan kebiasaan berhubungan seks dengan aman, karena banyak LSL yang berhubungan seks dengan kondom atau hanya berhubungan dengan satu pasangan saja, sehingga risiko penyakit yang dihadapi juga jauh lebih rendah.[1][4] Referensi
Pranala luar
|