Kota Bangun Seberang, Kota Bangun, Kutai Kartanegara
SejarahDesa Kota Bangun Seberang, terletak di Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, memiliki sejarah yang erat kaitannya dengan suku Kutai, salah satu suku asli yang menghuni wilayah ini. Kota Bangun Seberang merupakan salah satu pemukiman yang berkembang di sepanjang Sungai Mahakam, yang sudah sejak zaman dulu menjadi jalur transportasi dan perdagangan penting bagi masyarakat Kutai. Desa ini awalnya merupakan bagian dari wilayah kekuasaan Kerajaan Kutai Kartanegara. Penduduk asli yang tinggal di daerah ini adalah suku Kutai yang berprofesi sebagai nelayan dan petani, dengan mata pencaharian yang sangat bergantung pada Sungai Mahakam dan lahan subur di sekitarnya. Nama "Kota Bangun" diambil karena desa ini berkembang dari sebuah permukiman kecil di tepian sungai yang kemudian membesar seiring bertambahnya penduduk, hingga menjadi pusat aktivitas lokal. Kota Bangun Seberang sendiri berkembang sebagai bagian dari jaringan desa-desa di sekitar Kota Bangun, namun secara geografis berada di seberang Sungai Mahakam, memisahkan diri dari pusat kota utama. GeografiKota Bangun Seberang memiliki karakteristik geografis yang unik karena letaknya di seberang Sungai Mahakam, tepat di hadapan Kota Bangun utama. Sungai Mahakam merupakan salah satu sungai terpanjang di Kalimantan Timur dan menjadi pusat kehidupan masyarakat di sepanjang alirannya. Kota Bangun Seberang dihubungkan dengan Kota Bangun utama melalui kapal feri, yang hingga kini masih digunakan sebagai sarana transportasi air utama untuk menyeberang sungai. Jalur feri ini menjadi bagian penting dari kehidupan warga setempat, terutama dalam hal perdagangan, transportasi, dan mobilitas sehari-hari. Karena lokasinya yang berada di tepian Sungai Mahakam, desa ini memiliki lahan yang sebagian besar datar, dengan beberapa daerah yang cenderung berawa-rawa di musim hujan. Lingkungan alam di sekitar Kota Bangun Seberang masih cukup alami, dengan hutan tropis yang mengelilingi sebagian wilayahnya. Desa ini juga memiliki lahan pertanian yang subur, karena tanah di sekitar sungai sangat cocok untuk bercocok tanam, terutama padi dan tanaman hortikultura. Salah satu hal yang membedakan Kota Bangun Seberang dari Kota Bangun utama adalah suasananya yang lebih tradisional dan rural. Sementara Kota Bangun utama berkembang menjadi pusat perdagangan dan administrasi yang lebih modern, Kota Bangun Seberang tetap mempertahankan nuansa pedesaan yang kental, dengan banyak rumah panggung tradisional dan kehidupan yang masih sangat bergantung pada sungai. Ekonomi dan Mata PencaharianPerekonomian masyarakat Kota Bangun Seberang sebagian besar didorong oleh sektor pertanian, perikanan, dan perdagangan. Sungai Mahakam yang kaya akan ikan menjadi sumber penghidupan bagi banyak nelayan lokal. Hasil perikanan seperti ikan patin, baung, dan jelawat menjadi komoditas utama yang dijual di pasar-pasar lokal maupun dikirim ke kota-kota besar seperti Tenggarong dan Samarinda. Selain perikanan, pertanian juga merupakan mata pencaharian utama. Penduduk di Kota Bangun Seberang menanam padi, sayur-sayuran, dan buah-buahan di lahan-lahan yang subur di sekitar sungai. Tanah yang diperkaya oleh sedimentasi Sungai Mahakam membuat lahan di desa ini sangat produktif untuk pertanian. Selain tanaman pangan, beberapa penduduk juga mulai mengembangkan perkebunan kelapa sawit dan karet, meskipun skala usaha ini masih tergolong kecil. Pranala luar
|