Share to:

 

Kue 8 jam

Kue 8 jam adalah salah satu makanan khas Palembang. [1] Kue 8 jam termasuk ke dalam jenis kue basah yang memiliki rasa legit dan manis. Kue ini memiliki ciri khas warna kuning kecoklatan. Kue 8 jam biasa disajikan ketika ada acara khusus, seperti pada saat hari raya, pernikahan, acara penyambutan tamu ataupun untuk sekedar oleh-oleh.

Kue 8 jam (Paling atas)

Kue 8 jam memiliki nilai filosofis dalam kehidupan, yaitu mengenai kesabaran dan kehidupan.[2] Nilai kesabaran tersirat dalam proses pembuatan kue yang memakan waktu selama 8 jam. Ini juga berkaitannya dengan pembagian waktu dalam hidup. Di mana dalam 24 jam waktu dalam sehari, setidaknya kita harus membaginya dengan 3 kegiatan yang berbeda selama 8 jam. Yaitu 8 jam untuk bekerja, 8 jam untuk istirahat, dan 8 jam untuk beribadah. Angka 8 juga melambangkan jumlah orang yang mengangkat keranda kita ketika tutup usia nanti. Artinya, kita harus ingat bahwa hidup di dunia hanya sementara.[2]

Pembuatan Kue 8 jam

Kue 8 jam biasanya dibuat oleh wanita dewasa atau masyarakat Palembang yang sudah mempunyai resep turun temurun dari keluarganya. Bahan dasar dari kue 8 jam ini adalah telur bebek, gula pasir, susu kental manis, dan mentega. Biasanya setiap satu loyang kue 8 jam memerlukan telur sebanyak 15 butir.

Pembuatan kue ini dilakukan dengan mengocok telur dan gula, lalu dicampurkan dengan susu kental manis, lalu mentega di masukkan hingga menjadi pecahan kecil-kecil, lalu dituangkan adonan ke dalam loyang dan dikukus selama 8 jam. Jika proses pengukusan dilakukan kurang dari 8 jam, maka hasilnya akan kurang bagus, misalnya bagian tengah kue kurang matang. Selama proses pengukusan harus dijaga agar tidak kering.[1]

Referensi

  1. ^ a b Arios, Rois Leonard; Jumhari, Jumhari; Undri, Undri; Refisrul, Refisrul; Femmi, Femmi; Syah, Errich; Hasanadi, Hasanadi (2014). Warisan budaya tak benda di Propinsi Bengkulu dan Sumatera Selatan. Balai Pelestarian Nilai Budaya Padang. 
  2. ^ a b Indonesia, Good News From. "Kue Delapan Jam Palembang, Si Manis yang Filosofis". Good News From Indonesia. Diakses tanggal 2024-08-10. 
Kembali kehalaman sebelumnya