Share to:

 

Kunjungan perdana ke Tebing Merah

Moon of the Red Cliffs, cetakan blok kayu dari seri 'One Hundred Aspects of the Moon' karya Tsukioka Yoshitoshi, 1889

Kunjungan perdana ke Tebing Merah (Hanzi: 前赤壁赋; Pinyin: qián chìbì fù) adalah sebuah tulisan dalam bentuk fu, yang ditulis oleh polimatik Su Shi[1] pada tahun 1082, menggambarkan perjalanan yang dilakukan Su Shi bersama teman-temannya di Sungai Yangtze, yang membawa mereka melewati situs yang diklaim sebagai ajang Pertempuran Tebing Merah.

Latar belakang

Setelah Su Shi ditangkap karena puisi satirnya yang dikenal sebagai Kasus Puisi Wutai, ia diturunkan pangkatnya sebagai wakil resimen (团练副使) Huangzhou.

Kunjungan perdana ke Tebing Merah, sebuah puisi terkenal karya Su Shi yang ditulis pada masa Dinasti Song – saat ini disimpan di Museum Istana Nasional, Taiwan


前赤壁赋 (Kunjungan perdana ke Tebing Merah)

壬戌之秋,七月既望,蘇子與客泛舟遊於赤壁之下.

Saat itu bulan ke-7 (tanggalnya mungkin 16 atau 17) pada musim gugur tahun Ren Xu, aku berlayar bersama dengan beberapa teman menuju kaki Tebing Merah.

清風徐來,水波不興,舉酒屬客,誦明月之詩,歌窈窕之章.

Angin sejuk nan segar berhembus, terlalu lembut untuk membuat air beriak. Aku mengangkat cawan dan bersulang bersama teman-temanku, kami melantunkan syair "Bulan Terang" (dari kitab klasik "詩經" Shijing, kumpulan lagu rakyat Tiongkok kuno).

少焉,月出於東山之上,徘徊於斗牛之間,白露橫江,水光接天;

Tidak lama kemudian, bulan terbit dari balik gunung timur dan mulai berkeliaran di antara Bintang Biduk dan Altair. Kabut putih menumpuk di seberang sungai, dan cahaya bulan membentang jauh ke cakrawala, menyatu dengan rona langit.

縱一葦之所如,凌萬頃之茫然. 浩浩乎如憑虛御風,而不知其所止;飄飄乎如遺世獨立,羽化而登仙.

Bagaikan sebatang buluh, perahu kami hanyut di hamparan air yang tak terbatas, begitu luasnya sehingga kami merasa seolah-olah sedang mengendarai angin, tidak tahu kapan harus berlabuh. Kami merasa sangat ringan seakan-akan kami bersayap, terbang menuju surga dan menjadi abadi.

於是飲酒樂甚,扣舷而歌之. 歌曰:「桂棹兮蘭槳,撃空明兮泝流光. 渺渺兮予懷,望美人兮天一方.

Kemudian kami minum arak dengan gembira, mengetuk sisi perahu dan menyanyikan lagu: “Oh, dayung yang terbuat dari kayu pohon artocarpus (桂木) dan lili (玉蘭), memercik di air jernih, membuat perahu berlayar menyusuri sungai yang diterangi cahaya bulan. Namun tempat tujuanku masih jauh, merindukan kekasih hatiku yang berada nun jauh di sana.”

客有吹洞簫者,倚歌而和之,其聲嗚嗚然,如怨、如慕、如泣、如訴,餘音嫋嫋,不絕如縷。舞幽壑之潛蛟,泣孤舟之嫠婦.

Salah satu di antara kami mulai meniup seruling dan yang lain mengiringinya. Musik terus mengalun di udara, begitu melankolisnya sehingga terdengar seperti desahan kesedihan yang terus-menerus atau bagaikan suara tangisan kesedihan yang tak berkesudahan. Suaranya bahkan mampu memikat seekor naga yang sedang berada di jurang yang dalam untuk bangkit dan menari atau membuat seorang janda yang duduk di atas perahu yang sepi menangis.

蘇子愀然,正襟危坐,而問客曰:何為其然也?

Sambil duduk, aku, Su Shi, dengan nada serius bertanya kepada pemain seruling itu, “Mengapa nadanya begitu menggetarkan?”

客曰:月明星稀,烏鵲南飛 此非曹孟德之詩乎?西望夏口,東望武昌,山川相繆,鬱乎蒼蒼,此非孟德之困於周郎者乎?

Ia menjawab, “‘Bulan bercahaya, bintang-bintang bersembunyi, burung-burung gagak terbang ke selatan.” Bukankah ini visualisasi dari sebuah adegan seperti yang digambarkan dalam puisi Cao Mengde? Saat itu posisi kami ketika Xiakou berada di Barat dan Wuchang di Timur, dikelilingi oleh pegunungan yang hijau dan air yang membentang luas. Bukankah ini seperti déjà vu, tempat Cao Mengde dikepung oleh Jenderal Zhou Yu?

方其破荊州,下江陵,順流而東也,舳艫千里,旌旗蔽空,釃酒臨江,橫槊賦詩,固一世之雄也,而今安在哉?

Pada saat itu Cao merebut Jingzhou, menyapu Jiangling, dan kemudian ke timur menyusuri Sungai Yangtze dengan kapal perang sejauh lebih dari seribu li, dilengkapi dengan panji-panji yang dikibarkan seakan menantang langit terbuka yang luas. Cao minum arak dengan gembira di depan sungai dan menulis puisi dengan tombak bertumpu di pangkuannya. Cao memang pahlawan untuk generasinya, akan tetapi, di manakah dia sekarang?

況吾與子,漁樵於江渚之上,侶魚蝦而友麋鹿;駕一葉之扁舟,擧匏樽以相屬.

Anda dan saya memancing di sungai, mengumpulkan kayu bakar di pulau kecil, dengan ikan, udang dan milu sebagai teman dan berperahu sambil minum dari cangkir labu sederhana kami.

寄蜉蝣於天地,渺滄海之一粟. 哀吾生之須臾,羨長江之無窮.

Kita bagaikan lalat dan capung yang berkeliaran di dunia terestrial ini atau laksana sepotong milet yang hanyut di samudra biru yang dalam. Betapa singkatnya hidup kita ini, tetapi alangkah tak berujungnya Sungai Yangtze!

挾飛仙以遨遊,抱明月而長終. 知不可乎驟得,託遺響於悲風.

Aku berharap kita bisa bepergian dengan makhluk-makhluk abadi yang terbang di surga atau hidup selamanya dengan bulan yang cerah. Aku tahu ini bukan sesuatu yang mudah digapai, oleh karena itu aku hanya bisa menitipkan suara seruling yang sedih itu pada angin (musim gugur) yang suram.”

蘇子曰:「客亦知夫水與月乎?逝者如斯,而未嘗往也;盈虛者如彼,而卒莫消長也,

Aku, Su Shi berkata, "Apakah Anda tahu sifat air atau bulan? Air selalu mengalir seperti ini, tetapi tidak pernah hilang dalam perjalanannya; bulan selalu membesar dan mengecil seperti itu, tetapi tidak pernah keluar dari lingkaran halo-nya.

蓋將自其變者而觀之,則天地曾不能以一瞬;

Jika dilihat dari perspektif yang berubah, alam semesta hampir tidak bisa tetap sama bahkan dalam sekejap mata;

自其不變者而觀之,則物與我皆無盡也,而又何羨乎?

Namun jika dilihat dari sudut pandang yang tidak berubah, semuanya akan melestarikan dirinya sendiri, begitu juga kita. Oleh karena itu, apa yang ada di dalamnya untuk kita kagumi?

且夫天地之間,物各有主,苟非吾之所有,雖一毫而莫取.

Selain itu, di alam semesta ini, segala sesuatu mempunyai pemiliknya yang sah, jika sesuatu memang bukan milik Anda, maka Anda tidak akan memilikinya sedikit pun.

惟江上之清風,與山間之明月,耳得之而為聲,目遇之而成色,

Namun, angin sepoi-sepoi yang menyegarkan di sungai dan bulan yang cerah di atas perbukitan adalah pengecualian. Jika Anda dapat mendengarnya, itu adalah suara bagi (milik) Anda; jika Anda dapat melihatnya, itu adalah pemandangan bagi (milik) Anda.

取之無禁,用之不竭,是造物者之無盡藏也,而吾與子之所共適.

Hal ini tidak akan pernah berakhir dan tidak pernah habis. Itu adalah harta tak terbatas yang dimiliki alam untuk kita nikmati.

客喜而笑,洗盞更酌. 肴核既盡,杯盤狼藉,相與枕藉乎舟中,不知東方之既白.

Mendengar semua ini, teman-temanku senang dan tertawa. Cangkir kami dibilas dan diisi ulang. Semua isi piring dan buah-buahan telah habis. Piring dan cangkir yang tersisa berserakan di mana-mana, kami bersandar satu sama lain dan tertidur di dalam perahu, tidak menyadari bahwa fajar mulai menyingsing di ufuk timur.

Referensi

  1. ^ 余秋雨,《山居笔记·苏东坡突围》


Kembali kehalaman sebelumnya